JFNM | 6. Desiran

132 22 345
                                    

Ken melepaskan tautan tangganya dari tangan Nayla. Kini mereka berdua sudah sampai di depan perpustakaan. Setidaknya agak jauh dari gangguan mahluk astral seperti Dina dkk.

Pandangan Ken beralih pada gadis di depannya yang masih saja menunduk. Apakah harga sepatunya mahal? Sampai ia lebih tertarik menatap sepatu dari pada cowok ganteng yang sedang bersamanya ini.

"Lo gak papa?" tanya Ken. Mungkin itulah pertanyaan yang cocok untuk membuka obrolan bersama gadis itu.

"Gue gak papa," jawabnya masih setia memandang kebawah.

"Kalo orang ngomong tuh di lihat, emangnya lo gak tertarik gitu lihat wajah gue yang gantengnya MasyaAllah ini?" celetuk Ken, berhasil membuat Nayla terkekeh.

Nayla mengangkat wajahnya, sambil terkekeh renyah. Ken yang melihat jelas wajah cantik itu sempat terhipnotis. Namun sedetik kemudian, ia mencoba menormalkan kembali raut wajahnya.

"Gue gak papa, makasih ya udah nolongin!" ucapnya berterima kasih. Ia tersenyum ke arah Ken membuat Ken yang melihatnya juga ikut tersenyum.

"Gue Nayla, salam Kenal!" Nayla mengulurkan tangannya kearah Ken. Dengan senang hati Ken membalas uluran tangan itu.

"Kenzie, panggil Ken aja atau panggil sayang juga boleh!" balas Ken membuat Nayla lagi-lagi terkekeh.

"Lo murid baru ya? Kelas berapa?" tanya Ken, Kepo. Lumayan bisa pedekate ke kelasnya.

"Gue kelas XI IPA 2," jawab Nayla.

"Ooh Ipa dua ya, gue juga punya teman di sana."

"Oh ya? Namanya siapa?"

"Namanya--"

Drrtt ... drrtt ....

Sebuah panggilan telepon masuk membuat ucapan Ken terhenti. Cowok itu berdecak sebal, mengumpati orang yang iseng menelponya saat ini. Mengganggu suasana saja.

Ken memutar bola matanya malas saat nama Raka yang tertera di layar ponselnya. Dengan berat hati Ken menekan tombol hijau, lalu mendekatkan ponsel itu ke telinganya.

"Halo!"

"...."

"Iye iye bawel, gue balik kelas sekarang!"

Tut.

Ken langsung mematikan sambungan telepon dari Raka secara sepihak. Kupingnya terasa panas jika terus menerus mendengar ocehan Raka yang sangat unfaedah.

"Siapa? Pacar kamu ya?" tanya Nayla, sedikit kepo tidak masalah kan?

Ken menggeleng, pacar dari mana? amit-amit punya pacar macam spesies Raka. Ia masih suka cewek, masa jeruk makan jeruk sih, tidak estetik!

"Bukan, temen gue yang tadi bareng gue di kantin, yang sok ganteng itu!" jawab Ken, membuat Nayla mangut-mangut mengerti.

"Yaudah gue duluan ya, maaf gak bisa anter lo sampe kelas!"

Nayla tersenyum,
"Gpp kok, gue bisa ke kelas sendiri, sekali lagi makasih ya!"

Tangan Ken terulur mengacak lembut rambut Nayla, membuat rambut gadis itu sedikit berantakan. Sedangkan Nayla, gadis itu diam mematung. Jantungnya berdegup sangat kencang, padahal mereka baru bertemu hari ini tapi Ken sudah memperlakukannya dengan lembut. Gadis mana yang tidak akan jatuh cinta jika di perlakukan seperti itu?

Just Friend, not more [COMPLETE!✔]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ