JFNM | 10. Pulang bareng

93 12 221
                                    

Alya mengetuk-ngetuk ujung pulpennya di atas meja. Pikirannya masih saja tertuju pada Ken. Akhir-akhir ini, cowok itu selalu saja menghantuinya.

Alya menoleh ke belakang, ia melihat Nayla yang sedang fokus mencatat sesuatu di sana. Rasa penasarannya membuat sebuah tanda tanya besar. Apakah Nayla juga menyukai Ken? Apakah Ken juga menyukai Nayla? Masih banyak perntanyaan lain yang menghantui pikirannya.

"Alya!!" pekik Bu Nur membuat Alya tersentak.

"Eh iya, ada apa bu?" gugup Alya.

"Saya sedang menjelaskan kamu malah menghayal! Kalo mau halu di rumah, jangan di sekolah!" geram Bu Nur membuat Alya mendesis mendengarnya.

"Maaf Bu," Hanya kata itu yang pantas Alya ucapkan.

Bu Nur beralih menatap ke arah papan tulis dan Alya secara bergantian. Perasaan Alya mulai tidak enak, sepertinya Bu Nur akan menghukumya. Dalam hati ia terus merapalkan doa agar Bu Nur tidak menyuruh yang aneh-aneh padanya.

"Kamu lihat papan tulis kan?"

Alya mengangguk, "Iya bu."

"Kerjakan soal-soal yang ada di sana!" perintah Bu Nur membuat Alya menelan salivanya kuat-kuat.

Alya memang pandai, namun orang pandai sekalipun tidak bisa menguasai semua hal.
Apalagi sesuatu yang berbau Kimia, Alya sangat lemah dalam mata pelajaran itu. Dan sekarang, Bu Nur menyuruhnya mengerjakan soal-soal yang sama sekali tidak Alya mengerti.

"Ayo, kenapa diam saja?"

Alya mulai bergerak meninggalkan bangkunya. Langkahnya sengaja ia lambat-lambatkan agar tidak cepat sampai di depan papan tulis. Namun selambat apapun itu, tetap saja ia pasti akan sampai di sana.

Bu Nur memberikan spidolnya pada Alya, gadis itu menatap soal dan Bu Nur secara bergantian.

"Di jawab Alya, soalnya gak bakal ke isi kalo cuma kamu liatin," ucap Bu Nur.

"Anu bu ...," Alya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Anu apa? Gaada jawaban anu di sini," kesal Bu Nur.

"Anu itu, Alya gak tau jawabnya," jujur Alya, ia sudah siap memasang hati dan telinga untuk mendengar omelan Bu Nur.

"Ka--"

"Permisi Bu," ucap seseorang yang sedang berdiri di ambang pintu sambil membawa tumpukan beberapa buku di tangannya.

"Iya, ada apa Ryan?" tanya Bu Nur.

"Ryan mau antar tugas tadi Bu."

"Sini, masuk aja!" suruh Bu Nur membuat Ryan memajukan langkahnya memasuki kelas XI IPA 2.

Banyak tatapan memuja yang beberapa siswi di kelas itu untuk Ryan. Namun cowok itu tidak menghiraukannya, maniknya hanya terfokus pada seseorang. Seseorang yang sedang berdiri di depan papan tulis.

"Alya jangan bengong, kerja soalnya. Salah kamu yang tidak memperhatikan penjelasan saya!"

Alya mengerucutkan bibirnya, sejak tadi yang ia lakukan hanyalah menatap soal-soal itu tanpa berniat menjawabnya. Bukan, bukan tidak niat. Tapi tidak tau bagaimana cara menjawabnya.

"Alya nyerah Bu, Alya gak tau beneran," ucap Alya menunjukan puppy eyesnya berharap Bu Nur bisa luluh dengan itu. Sayangnya, Bu Nur bukan tipe guru yang mudah di rayu.

"Gak usah sok imut kamu," Ucapan Bu Nur membuat Alya menormalkan kembali ekspresinya.

"Bias saya yang bantu isi Bu," ucap Ryan yang sejak tadi hanya menyimak adegan mereka.

Just Friend, not more [COMPLETE!✔]Where stories live. Discover now