Chapter 27: Sparks of Gripping

3.1K 331 86
                                    

"I'm scared, become so damaged

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I'm scared, become so damaged."

🎵This isn't easy, I don't know how and what to feel. Keeping busy It does the job but it doesn't heal🎵

Baru saja ada satu mobil membuat dirinya jatuh tersungkur ketika menyebrang, tidak parah memang, tetapi cukup membuat lutut kakinya berdarah. Agak ngilu sedikit pada bagian yang pernah dioperasi sebelumnya.

Orang-orang itu sudah berani menyentuh fisiknya. Iya, orang-orang yang meneror dia dan kakaknya semenjak kakak perempuannya itu memutuskan menikah dengan Sean Brahmasta. Gama ingin sekali bicara dengan iparnya itu bahwa mereka selama ini mengalami ancaman dari pihak asing. Tapi kakak cerewetnya itu selalu melarangnya dengan alasan yang sama.

Nanti, setelah pemilihan umum.

Nanti, setelah Sean tak memiliki banyak tanggungan.

Nanti.

Gama mencaci kakaknya yang terlalu memikirkan suaminya sampai lupa bahwa dirinya sendiri dalam bahaya, bahkan adiknya pun sama. Tetapi Gama lebih ingin mencaci pilihan hidupnya yang berakhir menuruti apa yang kakaknya minta. goblok juga lo Gam.

"Gama."

Sara berjalan mendekati pujaan hatinya yang sedang meringis. Ia menyerahkan plaster dan antiseptik pada lelaki itu.

Gama tersenyum kala menerimanya.

"Gracias."

"Sama-sama."

Hiruk pikuk keramaian kampus tak menjadi celah halangan bagi seseorang yang berniat tidak baik. Gama yakin mobil tadi adalah mobil yang sama pada hari-hari sebelumnya. Mobil yang mengintai dirinya. Sebenarnya berprasangka jelek tidak terlalu buruk dalam situasi seperti ini, ada kalanya berburuk sangka dapat menjadi penguat waspada. Maka, Gama memutuskan untuk meningkatkan level was-wasnya menjadi siaga.

Pasti ini yang dikawatirkan kakaknya, batin adik laki-laki Dara yang baru-baru ini selalu meyakinkan diri sendiri bahwa kali ini peringatan dan terror itu bukanlah omong kosong.

Gama terpaku sebentar dan bertekad dalam hati bahwa dirinya tidak boleh membuat khawatir. Diurungkan niatnya untuk memberitahu kakaknya di ibukota. Tangan yang tadinya merogoh saku untuk mencari ponsel, ia urungkan.

"Kamu kenapa sih nyebrang gak liat-liat?"

Yang ditanya hanya meringis lalu menatap pacarnya lekat-lekat.

"Sara... kamu...untuk sementara ini, jangan deket-deket aku dulu ya?"

**

"Ra, jangan lupa work out ya?"

Antistrafei ✓Where stories live. Discover now