Special Chapter: Bros Before Hoes

5.5K 865 221
                                    

Diperhatiin salah.

Enggak diperhatiin salah.

Padahal nyokap aja enggak ngasih aku nama Arsen Salahuddin,


tapi tetep aja salah.



Bros come before hoes, katanya. Dan, meskipun saat semester awal kelas XII SMA nilai bahasa Inggris Arsen berada pada level biasa menjurus memprihatinkan, dia sudah mengamalkan moto tersebut bahkan sebelum mengetahui artinya.

Namanya Kaelyn, cewek yang populer di seantero sekolah sejak masa orientasi siswa. Dengan hidung mancung, mata cokelat terang, bibir tipis, serta kulit putih cerah seperti model iklan Fair & Lovely. Wajah perpaduan Indonesia-Jerman-nya yang mencolok membuat tidak ada satu pun cowok di sekolah yang tidak menatap dua kali setiap berpapasan dengannya. Sebagian dari mereka berakhir dengan menabrak tembok, malah. Banyak yang mengejar. Jelas alasannya tidak sama seperti cewek-cewek yang mengejar Nando karena dia seenaknya meminta jajanan mereka atau karena belum bayar utang arisan. Sedangkan dalam kasus Kaelyn, hampir seluruh kaum Adam yang masih normal di seantero sekolah melakukan berbagai upaya demi mendapatkan hatinya. Kecuali Nando yang habis putus cinta, atau Kian, yang tidak tertarik dengan cewek mana pun.

Kemudian, bola keberuntungan itu menggelinding ke dalam genggaman Arsen, dengan mudahnya.

Disokong tampang yang lumayan, tubuh lebih tinggi dari rata-rata, dan sepeda motor sport yang memaksa penumpangnya menungging di belakang, maka jawaban "ya" dia dapatkan hampir secara otomatis saat menawari cewek blasteran itu boncengan pulang. Memaksa semua cowok pengguna motor metik di sekolah untuk menatap iri.

Singkatnya, hubungan mereka berjalan dengan mudah. Diawali dengan boncengan-boncengan pulang yang rutin, lalu bertambah menjadi jemputan ke sekolah. Dan, dua minggu berikutnya, tersebar rumor bahwa mereka telah resmi berpacaran. Namun, sebab wajahnya yang cantik seperti seorang putri, tentu Kaelyn juga amat sangat sadar dirinya layak diperlakukan sebagai seorang putri. Atau ratu, jika bisa.

"Yang!"

"Mmm?"

"Yang!" Kaelyn mengguncang-guncang lengan Arsen ketika dia tidak kunjung mendapat respons berarti. "Yang! Kamu kok main game terus? Lihat ke aku, dong!"

Arsen mengalihkan pandang dari layar ponselnya, menoleh kepada Kaelyn selama satu detik, lalu kembali bermain. "Sudah," ujarnya tanpa dosa.

"Iiih, Ayang udah enggak sayang, ya, sama Kae?!"

Sekali lagi, Kaelyn menggoyangkan lengannya, sedikit lebih menuntut. Sekali lagi pula, permainan terpaksa dia abaikan. Arsen menoleh kepada Kaelyn selama sedetik, atau dua, membukakan reisiko bagi dirinya untuk diserang musuh.

"Sayang, kok."

"Kalau sayang, kenapa main hape terus? Bukannya pacarnya diperhatiin!"

Baiklah, konsentrasi Arsen benar-benar buyar sekarang. Dia menonaktifkan layar ponsel, menyimpannya di saku, lalu menatap gadis bermata bulat berwarna cokelat terang di hadapannya seolah jika tidak diperhatikan, Kaelyn bisa dilibas jambret. Atau seperti itu, kesannya.

"Nih, udah aku perhatiin."

"Kok kayak enggak ikhlas gitu?!"

Astagfirullah. Arsen yang seumur hidup disangka semua orang murtad karena kelayapan tiap magrib itu akhirnya mengucap istigfar. Terima kasih kepada Kaelyn. Namun, serius, cewek dan ribet kenapa selalu bergandengan? Kenapa mereka gemar membuat A ke C menjadi berputar-putar sampai Z? Sebenarnya, apa mau mereka?

[CAMPUS COUPLE] Naya Hasan - Tiga MingguWhere stories live. Discover now