Part 8

4.7K 666 179
                                    

Luar biasa.

Bukan hanya ketampanannya saja yang mendominasi seluruh panggung, membuat seluruh perempuan yang berdiri di depan panggung, mayoritas utama penonton berteriak-teriak histeris di tengah hingar-bingarnya musik.

Jaehyun bahkan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak ternganga, karena ternyata kepandaian Johnny bermain gitar tidak kalah dengan kehebatannya bermain biola. Jaehyun memang bukan ahlinya tentang permainan gitar, dia mungkin bisa menilai dengan mudah permainan piano atau biola seseorang, tetapi alat-alat musik di genre musik pop dan band sama sekali bukan keahliannya. Meskipun begitu Jaehyun bisa tahu bahwa permainan gitar Johnny sangat bagus, lelaki itu memainkan musiknya dengan begitu mahir.

Lama kemudian Jaehyun terlarut dalam hingar-bingarnya suasana, band terus memainkan musik yang penuh energi, membawa penonton ke dalam suasananya dan semuanya terhipnotis dengan kemampuan bermain gitar Johnny yang berpadu dengan suara vokal Doyoung yang merdu.

Luar biasa. Jaehyun tidak menyadari bahwa musik dengan aliran lain bisa seindah ini, dia selalu menganggap bahwa musik klasik adalah yang terindah... ternyata musik aliran lain, kalau dimainkan dengan sepenuh hati, akan menciptakan nada yang sama indahnya.

Lamunan Jaehyun tersentak oleh gemuruh tepuk tangan yang membahana, semua penonton berteriak-teriak histeris di bawah panggung, dan dilihatnya Johnny dan rekan band-nya membungkukkan badan kepada seluruh penonton, membuat mereka semua semakin histeris.

Johnny berjalan ke arah samping panggung, tempat Jaehyun masih berdiri dan terpaku, senyumnya melebar, lelaki itu hendak menghampiri Jaehyun ketika salah seorang penonton yang histeris nekad naik ke panggung.

"Johnny!" teriak perempuan itu dengan tatapan mata memuja, lalu tanpa disangka-sangka, perempuan itu merangkulkan lengannya di leher Johnny dan mencium bibirnya dengan sekuat tenaga.

Para pengawal di luar panggung langsung menarik perempuan itu, berusaha memaksanya turun. Perempuan itu meronta, menatap ke arah Johnny dan berkali-kali meneriakkan kata-kata cinta dan pemujaan kepada lelaki itu, membuat Johnny hanya tersenyum geli dan terus melangkah ke arah Jaehyun.

"Bagaimana permainanku?" Johnny masuk ke samping panggung, berdiri dengan begitu arogan seolah-olah Jaehyun wajib memujinya,  sementara itu Jaehyun mengamati Johnny dan mengernyitkan keningnya. Ada bekas lipstick di seluruh bibir Johnny, bekas lipstick dari perempuan yang tadi menciumnya... oh ya ampun, lelaki ini memang terbiasa sembarangan berciuman dengan siapa saja!

"Menurutku menarik." jawab Jaehyun sekenanya.

Johnny mengangkat alisnya, "Menarik? Hanya itu?"

Tatapan Jaehyun tampak tidak bersahabat, "Memangnya kau mengharapkan pujuan seperti apa? Bukankah kau sudah banyak menerima pujian dari semua orang? Masih belum puaskah?"

Johnny tertawa, lalu menatap Jaehyun penuh makna, "Kenapa kau begitu membenciku Jaehyun? Sejak awal mula sepertinya kau selalu terdorong untuk menentangku." lelaki itu berjalan ke area belakang panggung, langsung menuju pintu belakang, membuat Jaehyun terpaksa mengikutinya, dan tetap diam saja, mencoba pura-pura tidak mendengar perkataan Johnny.

Ya, dia sendiri tidak tahu kenapa dia bersikap antipati kepada lelaki itu, mungkin karena kearoganan Johnny, mungkin karena sikapnya yang tidak menghormati perempuan, atau mungkin juga karena aura lelaki itu terasa mengancam. Johnny terlalu tampan, terlalu mempesona dan tidak segan-segan menguarkan seluruh pesonanya itu kepada siapapun. Tetapi Johnny berbahaya, dari seluruh reputasi yang didengar oleh Jaehyun dia menyadari bahwa Johnny jahat kepada perempuan atau laki-laki, dia selalu memainkan hati mereka, membuat mereka menyadari bahwa mereka sudah menaklukkan Johnny, membuat mereka bermimpi sampai terbang tinggi, dan kemudian langsung menghempaskan mereka begitu saja dengan hati hancur. Dibalik sikap ramah dan pesonanya, Johnny adalah seorang penghancur. Dan Jaehyun ketakutan akan menjadi salah satu calon korban Johnny, tergila-gila akan pesona lelaki itu hanya untuk dihancurkan begitu saja. Jadi, sikap ketus dan menjauhnya, mungkin adalah estimasi dari pertahanan dirinya terhadap lelaki itu.

Embrace The Chord (Johnjae) Where stories live. Discover now