"Ohh, lihat, betapa kampungannya wanita ini. Apa dia ini muncul dari jaman batu? Bagaimana mungkin seorang gembel bisa diterima bekerja di perusahaan se-elit ini? Yang benar saja! Coret namanya dari daftar pegawai sekarang juga!" - Gerardio Alexande...
Akhirnya update lagi! Thank you buat <200 pembaca setia maupun yg sekedar mampir. I really appreciate it, so much! ♡♡
Semoga kalian tetap tertarik buat ikutin terus ceritanya yaaa!
Halu dulu sama mas cimol yuk!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
※ ※ ※
"Selamat pa--"
Matheo menahan kata-katanya dengan sigap ketika kedua netranya mendapati Dio sudah duduk termangu di tepian ranjang sambil menatapi foto lawas itu lagi. Ternyata bosnya sudah bangun lebih dulu sebelum dia datang. Atau mungkin, dia tidak tidur sama sekali? Secara, Matheo tahu persis bahwa Dio tidak akan bisa tenang semalaman jika besoknya harus melakukan perjalanan bisnis menggunakan pesawat.
Matheo melangkah mendekati ranjang bosnya untuk meletakkan dua setel jas formal ke atas bed cover yang bahkan masih tertata rapih seperti belum ditiduri. Satunya untuk dipakai saat berangkat, dan setelan satunya lagi untuk digunakan saat acara perhelatan akbar besok malam.
Matheo berdeham pelan. "M-maaf menginterupsi, tapi kau harus segera bersiap pergi ke bandara," kata Matheo memperingatkan, dengan nada penuh kehati-hatian. Dia tidak ingin memperburuk suasana hati bosnya yang pasti sangat kalut sekarang.
