PART 9 - CREEPING IN YOUR HEART

72 23 28
                                    


Sesampainya di hotel, Kelsie membeku di tempat sambil menatap setiap sudut ruang kamarnya dengan mulut setengah terbuka. Terkesima, itulah ekspresi pertama yang ditunjukkan Kelsie saat memasuki ruang kamar hotel yang memiliki design klasik minimalis. Di detik berikutnya, mulutnya menggumam takjub ketika kedua matanya dimanjakan oleh pemandangan alam yang ditampilkan dari balik korden jendela. View pantai dengan pasir putih dan air laut bewarna biru jernih di sejauh mata memandang, membuat Kelsie sejenak merasakan yang namanya surga.

"Wahhh, apa seperti ini rasanya berlibur di Maldives?" gumam Kelsie kepada dirinya sendiri yang sama sekali tidak dapat berhenti mengagumi keindahan tempat yang baru pertama kali dipijaknya itu.

Balkon yang ada di depan ruang kamarnya, sangat menarik minat Kelsie untuk segera melarikan kakinya keluar dan merasakan sejuknya angin pantai yang berhembus kencang. Karena belum pernah melihat pemandangan seindah ini seumur hidupnya, wajar saja jika Kelsie bertingkah norak dengan melompat-lompat kegirangan sambil memekik girang. Tak lupa juga tetap eksis dengan beberapa kali melakukan selca dengan latar belakang pantai yang memukau.

"WOHOOOOOOOOO~!!!! AYAH, IBU, LIHAT ANAKMU!!!" teriak Kelsie sekeras mungkin sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah langit luas, meluapkan semua perasaan yang dirasakannya saat ini. Berharap bahwa ombak lautan yang ada di hadapannya itu dapat menggulung pergi semua kegundahannya. Suara burung-burung camar yang berterbangan di angkasa, dapat terdengar jelas dari tempat Kelsie berdiri saat ini--sebuah balkon kecil untuk menikmati keindahan alam, dan itu membuat perasaannya jauh lebih baik.

Wanita itu merentangkan kedua tangannya selebar mungkin, lalu menghirup udara pantai yang menyegarkan itu dalam-dalam, sebelum kemudian menarik kedua tangannya ke atas untuk merenggangkan otot-ototnya yang sempat kaku akibat posisi duduk yang terlalu tegak selama di pesawat.

Kelsie bermaksud memutar tubuhnya ke samping kiri setelah selesai melakukan perenggangan otot, dan tepat di saat itulah, tatapannya terkunci pada seseorang yang ternyata sedari tadi telah menatap dan memperhatikan tingkah memalukannya. Sontak, tubuh Kelsie langsung mematung di tempat layaknya sebuah model yang siap untuk dilukis. Napasnya tercekat. Tanpa diketahui, Dio telah berdiri di sana dari beberapa saat yang lalu, di atas lantai balkon kamarnya yang berada tepat di sebelah kamar Kelsie.

Mungkin, bosnya itu ingin menenangkan diri dengan melihat indahnya pemandangan pantai barang sejenak, atau memperhatikan deburan ombak yang saling bekerjar-kejaran dengan riang. Namun, Kelsie malah datang dan mengacaukan segalanya dengan membuat kegaduhan dan tindakan memalukan lainnya.

Kelsie mendegut ludah. Wajahnya kini memanas karena harus menahan malu. Kulit wajahnya bahkan berubah merah seperti kepiting rebus yang baru selesai dimasak. Sementara itu, Dio masih terus menatap wanita yang entah mengapa akhir-akhir ini sulit sekali dihilangkan dari pikirannya sambil menghela napas dalam-dalam.

Kelsie langsung menutup pintu yang memberi akses ke balkon kamarnya rapat-rapat untuk bersembunyi di baliknya. Napasnya terengah, membuat Kelsie kewalahan untuk membuatnya kembali normal. Tangannya kemudian terangkat perlahan untuk merasakan sendiri degup jantungnya yang seakan-akan sedang bermain lompat tali. Aroma maskulin tubuh Dio yang kembali terembus melalui jas hitam yang dikenakannya, berhasil dengan sukses mengacaukan sistem kerja jantungnya.

"Apa-apaan ini... kenapa debaran ini sulit sekali kuhentikan?" Batin Kelsie ketika menyadari ada yang tidak beres dengan dirinya.

"Tidak mungkin," kata Kelsie kepada dirinya sendiri. Pandangannya lalu tertuju pada jas hitam yang masih menempel di kulitnya, yang sepertinya enggan untuk dilepas. Hanya pakaian ini yang dapat membuatnya merasa kalau Dio begitu dekat, seperti sedang memeluknya.

THAT CRAZY CLUMSY MESSY GIRLWhere stories live. Discover now