PART 25 - Grim + Lotto

72 15 37
                                    


Haiiii! Sorry for the late update!

Semoga masih ada yang nungguin yaaa!

Mungkin 2 - 3 episode lagi bakal tamat.

Tungguin terus yaa! Jangan lupa take a kind action with press the star button! Ehehehe 🤗😆👍🏻

ENJOY! ♡




Kedua kaki Dio terhenti di sebuah gudang tua yang kemungkinan dulu bekas digunakan untuk bengkel mobil. Dio harus melawan rasa gemetaran hebat yang kini menderanya tanpa ampun. Saudara tirinya itu memang sudah tidak waras lagi, dia tega menculik dan melibatkan orang yang tidak bersalah hanya untuk memuaskan ego dan membalaskan dendam kesumatnya. Rasa amarah namun sekaligus tidak berdaya karena perbuatan Dylan itulah yang membuat tubuh Dio gemetaran hebat saat ini.

Keinginannya hanya satu, membebaskan Kelsie dan membuatnya keluar dari tempat ini hidup-hidup. Oleh karena itu, dio melangkahkan kakinya dengan mantab, menyusuri jalanan berpasir, melewati onggokkan bangkai mobil-mobil usang yang tertumpuk dan dibiarkan begitu saja tergeletak di sisi kanan-kiri jalan. Membusuk dan berkarat.

Dua orang berbadan tegap dan besar telah siap menyambut Dio di depan pintu utama. Keberadaan mereka terasa menyeramkan dan mengancam. Mereka melakukan pengecekan dengan menggeledah setiap lekuk tubuh Dio untuk memastikan bahwa Dio benar-benar datang dengan tangan kosong. Tanpa senjata. Setelah dinyatakan bersih, barulah Dio diperkenankan untuk masuk.

Dylan tadi memang sempat meneleponnya untuk memberitahukan alamat yang harus dituju jika ingin datang untuk menyelamatkan Kelsie. Dia juga mewanti-wanti untuk tak melibatkan siapapun—termasuk polisi—jika masih ingin membuat gadis itu bernapas.

Aroma khas oli mesin dan besi-besi berkarat yang khas langsung menyeruak dan menyapa hidung. Dio sampai sedikit terbatuk agar bisa menyesuaikan diri dengan bau dan atmosfir yang tercipta di dalam ruangan minim cahaya ini.

Cahaya dari kayu-kayu yang dibakar di dalam tong, dan pendaran satu lampu gantung yang temaram, tak cukup untuk menerangi semua sudut area di dalam gudang yang cukup luas.

"MY BROTHER!!!" seru Dylan dengan lantang ketika kedua matanya telah menangkap sosok Dio. Kemunculannya seolah-olah disorot oleh satu-satunya lampu gantung yang ada di atas kepalanya. Kedua tangan Dylan terentang seolah-olah menyambut dengan bahagia kedatangan Dio yang memang sudah sangat dinanti-nantikannya itu. Bahkan sebuah senyuman lebar penuh kemenangan terukir jelas di wajah bengisnya. Membuat Dio yang melihatnya langsung mengeraskan rahang.

Pria-pria berbadan preman lainnya berbaris rapih di belakang Dylan. Berjejeran, seolah-olah bertindak sebagai benteng pertahanan yang siap maju setiap saat untuk menyerang kalau-kalau Dio melakukan perlawanan.

"Di mana dia?" tanya Dio langsung. Bertele-tele bukan gayanya. Kini tubuhnya telah berhadapan langsung dengan Dylan, dan Dio mulai menatap pria brengsek itu dengan tatapan khasnya. Tajam dan menusuk.

"Kau tahu, tatapanmu itu malah semakin membuatku senang mempermainkanmu. Jika kau tidak ingin aku mengakhiri semua ini dengan cepat—tanpa hasil, lebih baik jangan menyombongkan diri di depanku. Ingat, kau sudah berada di bawah kendaliku sekarang. Bukankah kau seharusnya memohon dan bersikap baik padaku, huh?" Dylan memperingatkan seraya menatap Dio sinis.

"Sekarang, cepat minta maaf padaku," tukas Dylan dengan enteng sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Ia sedikit mengangkat dagunya ke atas selagi menunggu Dio mengeluarkan suaranya.

THAT CRAZY CLUMSY MESSY GIRLWhere stories live. Discover now