PART 24 - Goodbye is a Goodway [?]

59 12 46
                                    

"Karena kau sudah mengerti, Kelsie Amanda, ayo kita berpisah."




Kelsie tidak tahu bagian mana dari dirinya yang salah, sehingga Dio memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang bahkan baru mereka mulai.

"B-Bos, apa aku tidak salah dengar?" Napas Kelsie mulai memburu. Terlebih lagi saat melihat Dio menggelengkan kepalanya untuk meyakinkan Kelsie bahwa kata-katanya serius dan diucapkan dengan kesadaran penuh.

"Mulai besok, serahkan surat pengunduran dirimu. Kau dipecat."

Air mata Kelsie langsung jatuh bertubi-tubi. "Ta-tapi, kenapa?"

"Aku harus melindungimu, Kel. Tidak peduli apapun."

Kali ini, giliran Kelsie melihat kedua mata Dio sudah berembun, tinggal menunggu waktu bulir air mata itu akan turun perlahan.

"Mempertahankan hubungan ini, hanya akan membuatmu berada dalam bahaya. Aku---" Dio menggelengkan kepalanya lagi sambil menahan dengan susah payah genangan air matanya yang semakin siap untuk tercurah.

"---tidak ingin kehilangan wanita yang kucintai, lagi. Aku lebih baik mati daripada harus kehilanganmu, Kel. Hubungan ini... terlalu beresiko."

Dio benar-benar merasa tidak berdaya. Dalam sekejap, Dylan membuatnya tak berkutik. Memutus hubungan dengan Kelsie seperti ini, dan menjauhi gadis itu adalah pilihan mutlak untuk menjaga gadis itu tetap aman---menurutnya.

Kelsie masih menggenggam kedua tangan Dio meski lelaki itu telah menurunkannya sejak tadi. Menahan agar Dio tidak pernah melepaskan tangannya untuk selamanya.

"Bos, jangan seperti ini. Jangan menyerah padaku seperti ini, Bos. Kumohon."

Gadis itu mulai terisak. Dio sungguh tidak tega dibuatnya. Dia harus mengakhiri ini secepat mungkin. "Melepasmu, bukan berarti aku menyerah. Tapi itu adalah caraku mencintaimu. I love you, Kelsie Amanda."

Detik berikutnya, Dio mendaratkan ciuman terakhirnya di bibir Kelsie. Ciuman yang membuat air mata keduanya turun perlahan. Ciuman yang begitu dalam seakan tak ada hari esok lagi.

Kelsie membuka matanya perlahan. Pandangannya kabur karena tertutupi oleh genangan cairan bening yang menumpuk di pelupuk matanya. Dio mencoba menarik tangannya dari genggaman Kelsie, tapi wanita itu terus menahannya dengan sekuat tenaga. Sehingga mau tidak mau, Dio harus menariknya dengan paksa sampai akhirnya terbebas.

"Bos, kumohon, jangan pergi," pinta Kelsie dengan nada bergetar. Tangisnya pecah di detik berikutnya ketika bosnya itu tetap berbalik untuk melangkah pergi meninggalkannya. Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Dio, sontak membuat pasokan oksigen di paru-parunya seketika menipis.

"---Maafkan aku."

***

Kelsie Amanda, wanita itu adalah senjata yang sudah kupersiapkan sejak lama untuk menghancurkanmu. Kau, sudah berada di bawah kendaliku sekarang. Dan kau harus bertekuk lutut di hadapanku, jika tidak ingin wanita itu ada di posisi antara hidup dan mati.

Berulang kali, Dio memukuli setir mobilnya dengan kasar seraya menjerit frustasi. Dia meluapkan semua kekesalan sekaligus kesedihan dengan cara menangis sejadi-jadinya di dalam mobil, dan menjadi semakin tak terkendali tatkala teringat kembali wajah menyedihkan Kelsie yang memohon padanya untuk tetap tinggal. Rasanya begitu menyiksa dan perih.

Tangan Dio terkepal kuat saat kata-kata ancaman Dylan terlintas lagi dalam benaknya. Tapi Dio tidak boleh gegabah. Dylan sekarang sudah menjelma sepenuhnya jadi seorang keparat. Dia telah menjual jiwanya kepada iblis hingga tidak ada lagi jiwa murni yang tersisa. Sifat pemberontaknya mulai muncul ke permukaan. Kekuasaan dan kekangan dari ayahnya bukan lagi halangan yang paling ditakutinya sekarang.

THAT CRAZY CLUMSY MESSY GIRLWhere stories live. Discover now