Tidak Ada Salahnya tuk Mencoba

30 2 0
                                    


Kita masih sama, hanya sepasang manusia yang mencoba mengerti satu sama lain, dan berusaha sekuat mungkin tuk saling membuka diri dari bayang-bayang buruk yang pernah terjadi. Kian hari semuanya tak sulit lagi ku pahami. Tak lagi samar, seperti saat pertama kali aku melihatmu malam itu.


Aku yang semakin jatuh,

kau yang tak juga luluh.


Canda-canda yang kau lontarkan selalu mampu membuat hariku berwarna. Namun, tanda-tanda yang ku berikan tak juga membuat dirimu peka. Kata-kata romansa yang terlontar dariku, mungkin hanya menjadi omong kosong belaka bagimu. Tak pernah kau gubris, tak pernah kau tangkis. Aku hanya menyukaimu sendirian, dengan atau tanpa melibatkan apa yang sebenarnya kamu rasakan. Aku paham, semua ini terlewati begitu cepat dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk membiarkan padakulah dirimu akan melekat.

Begitu sulit ku temui bagaimana cara menghentikan hati yang sekarang begitu banyak maunya. Mau ini, mau itu, mau disana, mau disitu dan semua ini terus-menerus berkaitan dengan sosok dirimu. Bagaimana bisa kamu mengontrol hatiku? Bagaimana mungkin kamu memasuki ruang itu terlalu jauh? Ketika aku sebagai pemiliknya pun tak pernah mampu menyentuh satu ruang pun disitu.

Pada akhirnya harus ku akui bahwa hanya kamulah yang mampu. Kamulah yang mampu membuat hatiku terus menerus mencintaimu meskipun ia tahu bahwa kemungkinanmu menyakitiku lebih besar daripada kemungkinanmu melengkapiku. Dan ternyata hanya kamulah yang mampu. Kamulah yang mampu membuat hatiku memaklumkan segala bentuk kesalahan yang mungkin kamu akan perbuat untuk hari dan hatiku.


Pada akhirnya,

hanyalah kamu yang mampu;

menemukan hatiku, melengkapi sendiriku.


Biarkan segala rasa ini terlontar meskipun aku tahu bahwa sosokku akan dengan mudah kamu lempar. Tanya-tanya tentang kemungkinan apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku kian hari kian menghantui. Menjelma tak tahu diri. Terkadang ini terasa menyenangkan, namun di sisi lain membuat diriku terlihat amat menyedihkan. Bagai terombang-ambing dalam ombak yang tak tahu harus membawaku kemana. Aku kehilangan arah untuk melanjutkan perjalanan. Entah ia sedang membawaku pergi ke dunianya atau mengembalikanku pada duniaku di hamparan pasir lepas di pesisir pantai. Aku tak mengerti, perihal rasa yang selalu menyisakkan tanya, perihal cinta yang tak juga bisa membuatmu peka, aku benar-benar tak mengerti. Mungkin aku tidak mau mengerti atau ini adalah kehebatanmu selanjutnya yang tak juga ku ketahui.

Aku seolah tak peduli dari segala hal yang sedang kamu rasakan, yang sedang kamu inginkan, ataupun siapa yang sebenarnya hatimu dambakan. Sudah kubilang, hatiku sudah menguasai dirinya sendiri dan mengimajinasikan seluruh cerita tentangku dan tentangmu secara mandiri, tanpa melibatkan aku yang seharusnya berani untuk menguasai. Ketika semua itu berhasil mendominasi, maka segala pertanyaan yang meresahkan hanya akan jadi pemakluman yang selalu ia sebut sebagai pembenaran. Membuatku terlihat seperti tak punya hak lagi atas gerak-gerik hatiku; semua telah diatur rapi tanpa adanya permisi. Sulit dimengerti memang, namun itulah kondisi yang bisa aku gambarkan—dengan sedetail-detailnya kenyataan.


Pada akhirnya harus ku akui

Hanya padamulah ku temui arti sebenarnya dari jatuh hati.


Kamu yang mulai perhatian, membuat ku tak kerasan. Aku takut jatuh semakin dalam. Aku takut hatiku terpenjara oleh dirimu dan tak mampu kulepaskan. Sejujurnya, aku masih terlalu takut kembali mendamba sendirian. Sisa-sisa kenangan masa lalu masih saja berhasil menghantui, meskipun kehadiran sosokmu perlahan-lahan mampu menghapuskan pedihnya patah hati. Berlari kesana kemari seolah kamulah yang pada mulanya memberi arti. Namun, sampai hari ini sisa-sisa luka itu masih mampu terkenang dalam bayang-bayangnya sendiri. Semua kisah cintaku memang begitu amat menyedihkan. Sudah beberapa kali ku rasakan, dan semua yang ku temui hanyalah kegagalan. Tapi, kamu mencoba meyakinkan bahwa kita harus berjalan pelan-pelan sebelum akhirnya bisa saling memutuskan. Uluran tanganmu mencoba untuk membangkitkanku dan membuatku percaya, jika luka-luka yang pernah aku alami tak akan terulang kembali.


Saat itu,

aku begitu percaya padamu, dengan sepenuh hatiku.

Saat itu,

aku begitu menaruh mimpiku padamu, dengan sepenuh yakinku.


Padamu, aku terjatuh. Padamu, hatiku luluh. Hanya padamu. Hanya. Padamu. Tiada lagi yang tersisa dari rasa yang ku punya. Semua sudah ku berikan padamu; seutuhnya. Biarkanlah semua terjadi sebagaimana seharusnya. Seperti yang pernah kamu katakan, bahwa kita sebagai manusia hanya perlu berusaha dan berdoa. Lalu sisanya, biarkanlah Tuhan menunjukkan jalan yang terbaik untuk masing-masing dari kita.

Padamu, aku percaya bahwa waktu diciptakan untuk kita nikmati dengan penuh kepercayaan. Padamu, aku begitu yakin bahwa hatiku tak lagi salah menempatkan dirinya untuk terjatuh. Hanya padamu. Hanya. Padamu.

Kamu yang tahu cara membuatku tertawa dan aku yang sedang mencoba membuat harimu kian ceria. Aku masih tak menyangka, kamu yang dulu hanya bisa kutatapi dalam diam, saat ini bisa ku nikmati dalam ramai. Hatiku yang tak karuan seolah terpuaskan dari apa-apa yang sudah ia "paksa" lakukan dalam diriku perihal upayanya untuk membuatmu sadar bahwa disini ada yang setia menunggumu. Dalam hal membuat semua duniaku berwarna, aku akui kau memang ahlinya.

Malam ini penuh dengan bintang, seperti hatiku yang kian hari kian ramai dengan penuh kisah yang ku coba lengkapi dengan kasih. Entah mengapa, malam selalu begitu panjang ketika pesan-pesan singkatmu terlibat di dalam duniaku yang penuh dengan kegelapan. Rasa ini menjulur ke segala sudut hati membuatnya pengap atas usahanya menahan diri. Aku tahu bahwa semakin lama aku memendam, hanya akan membuat diriku semakin tak karuan. Ada rasa penasaran, namun sulit tuk diungkapkan. Ketakutanku akan masa lalu menyelimuti kepercayaan diri yang sejatinya selalu membuatku tak ingin lagi jatuh hati.

Sudahlah, biarkan aku tertidur malam ini, mungkin anganku bisa kuciptakan sendiri dalam mimpiku. Mungkin bayangmu bisa kunantikan di setiap panjatan doaku. Aku menunggumu, dan maafkan aku jika mulai detik ini aku putuskan untuk mengusik hari-hari ceriamu, dengan keputusasaanku. Dan jika kau berkenan, berilah aku sedikit waktu untuk menemukan cara terbaikku agar ku bisa membuat hatimu berwarna; dengan sesungguhnya. Biarkan aku berkelana mencari jalan menuju hatimu meskipun itu penuh dengan ketidakpastian. Biarlah, setidaknya aku ingin mencoba


--untukmu, aku yakin aku mampu.




----------------------------------------------

Aku akui,

bahwa mencintaimu

adalah

hal yang terlihat mudah,

namun nyatanya,

susah.

----------------------------------------------

Kata KamuWhere stories live. Discover now