P R O L O G

30.5K 1.6K 11
                                    

***

Boleh saja mengeluh dengan jalan kehidupan ini. Tapi, jangan pernah lupa bila rencana Allah jauh lebih baik daripada keluhanmu saat ini.

~•~•~

Dari Abi Ruqayah Tamim bin Aus ad-Dariy ra. bahwa Nabi saw. bersabda :

“Agama itu nasihat”

Kami bertanya : Untuk siapa?

Nabi menjawab : “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin dan semua manusia pada umumnya.”

(HR. Muslim)

🌾🌾🌾

"Nak, jika besar nanti, jadilah seperti padi yang bermanfaat bagi manusia. Bermanfaat untuk khalayak orang, seperti halnya agama Islam yang merupakan agama nasihat," kata seorang ibu untuk anak gadisnya suatu hari.

Lebih tepatnya ketika Ayesha baru saja menginjak bangku sekolah menengah pertama. Petuah-petuah penuh nasihat yang beliau selalu katakan padanya masih membekas dalam memori sampai saat ini.

Ayesha tak akan pernah lupa bagaimana Mamanya mengajarkan dirinya untuk menghargai orang lain, menerima perbedaan pendapat, dan tidak asal membenci orang meski seberapa besar mereka menyakiti kita.

Bahkan, saat Mamanya sudah tiada, Ayesha selalu mencoba menerapkan nasihat itu sampai saat ini. Namun, jangan lupakan satu fakta bahwa tidak ada manusia yang benar-benar akan melakukannya dengan sempurna. Banyak godaan-godaan yang mungkin saja malah menjerumus ke hal yang tidak baik.

Bukan berarti Ayesha seperti itu, hanya saja mengatakan hal itu memang mudah. Sangat mudah. Tetapi tidak saat akan melakukannya. Begitu sulit. Sangat sulit. Tidak semudah membalik telapak tangan.

Apalagi, orang itu adalah orang terdekatmu sendiri. Bukan orang terdekat lebih tepatnya, tetapi orang yang memang memiliki hubungan darah dengan kita. Seorang pria paruh baya yang biasa ia sebut "Papa."

Katanya, sosok ayah adalah idola anak perempuan. Cinta pertamanya anak perempuan. Pahlawan yang selalu melindungi anak perempuan. Namun bagi Ayesha tidak, ayahnya adalah sosok yang begitu tidak ia sukai. Maaf, mungkin ini terlihat kasar. Hanya saja, inilah kenyataannya.

Ayesha tidak menyukai sikap Papanya yang terlalu keras. Selalu merendahkan dirinya di hadapan orang lain dan selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.

Ayesha lelah dengan jalan hidup yang seperti ini. Selalu direndahkan. Selalu dikatakan yang tidak-tidak. Ayesha hanya takut. Takut dengan dirinya sendiri. Takut dengan rasa sakit yang akhirnya akan timbul membekas di batin. Sampai akhirnya, Ayesha tumbuh sebagai pribadi yang rendah diri. Jauh dari harapan almarhumah Mamanya yang menginginkan dirinya menjadi sosok yang kuat, tegar, dan rendah hati. Bukan rendah diri seperti ini.

Maaf, Ma ... Ayesha telah gagal. Gagal mengerti Papa seperti apa yang Mama katakan padaku dulu. Ayesha terlalu lelah dengan sikap dan perkataan kasar yang Papa berikan padaku. Sakit, Ma. Sampai kapan Ayesha harus bertahan? Sampai kapan Ayesha harus seperti ini?

***

Baru prolog, semoga suka yaa ...

Cerita ini mungkin nggak sesuai dengan pemikiran kalian, banyak kekurangannya, jadi tolong krisar juga, ehehe😅😅

Jangan lupa VOTE dan COMMENT yang banyak, harus menarik dong, 😅😅

Tunggu part pertama yang akan dipublish besok.

Jangan lupa follow instagram baruku @atikafeeworld_ untuk info cerita ini😘

Stay tune !! 😉😉😉

~AtikaFee~

Mushaf Cinta Dari-Nya [ TAMAT ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt