#13 ~ [ Keterkejutan Lagi ]

6.2K 848 23
                                    

***

Pada-Mu Allah, aku takut terlalu menikmati indahnya dunia, sampai lupa bahwa keindahan ini hanya sementara.

🌾🌾🌾

Berulang kali Ayesha bertanya pada Ghania tetapi gadis itu malah diam dan memilih fokus menyetir. Jalanan yang tak terlalu padat ini menjadi point plus Ghania untuk tetap diam.

"Jawab saja apa sulitnya sih, Ghan?" kesal Ayesha lama-lama.

"Ssut ... Nanti aku kalau bilang jadi nggak surprise."

"Ulang tahunku masih lama!" balas Ayesha langsung.

Ghania terkekeh. Tetapi tak menjawab perkataan Ayesha. Ia hanya ingin fokus ke tempat tujuan yang akan segera ia perlihatkan pada Ayesha.

Menit pun berlalu, Ayesha yang lama-lama jengah hanya diam seraya menatap jalanan. Hingga akhirnya ia menyadari mobil yang ia tumpangi telah sampai di suatu tempat.

"Kafe?" tanya Ayesha langsung menoleh ke Ghania.

Ghania mengangguk. "Yup! Ayo masuk!"

Ayesha mengikuti Ghania yang sudah keluar lebih dulu. Setelah mengunci alarm mobil, Ghania menghampiri Ayesha yang sibuk menatap kafe itu.

"Baru tahu ada kafe di daerah sini, Ghan."

"Yaiyalah, orang kamu di rumah terus."

Ayesha terkekeh. "Buat apa kita ke sini?" tanya Ayesha kemudian.

"Masuk dulu. Nanti kamu tahu," jawab Ghania yang membuat Ayesha semakin penasaran.

Kedua gadis itu langsung bergegas masuk. Lonceng kafe  berbunyi otomatis saat keduanya membuka pintu kaca itu.

Begitu masuk, Ayesha langsung mengedarkan pandangannya ke setiap ujung kafe. Gadis itu terpesona dengan interior kafe di sini. Kafe ini memilih tema ala instagram-able yang sederhana. Tak ketinggalan jauh dengan kafe-kafe yang lainnya.

Namun, satu yang membuat Ayesha terpukau. Kafe ini juga menyuguhkan berbagai rak buku dengan tatanan buku yang sangat rapi. Seperti memadukan antara konsep kekinian remaja dengan literasi publik. Seperti tengah menunjukkan bahwa se-modern apapun, literasi juga diperlukan untuk mengasah otak untuk berpikir lebih kritis seperti halnya fungsi membaca buku.

"Masyaallah, bagus banget, Ghan," kata Ayesha pada Ghania.

"Nahh, ini dia kejutannya." Ayesha tersenyum lebar. "Cari tempat duduk dulu, nanti kita jadi bahan tontonan."

Ayesha mengangguk, kemudian mengikuti Ghania yang memilih tempat duduk di dekat jendela yang tak jauh darinya ada rak buku yang menjulang tinggi.

"Bagaimana? Sesuai seleramu, bukan?" Ayesha mengangguk antusias.

"Kamu tahu dari mana ada kafe seperti ini?" tanya Ayesha penasaran.

Ghania menggaruk tengkuknya yang tertutup kerudung. "Sebenarnya mahasiswa lain banyak yang membicarakan tentang kafe ini. Jadi aku penasaran. Saat aku pertama kali ke sini, ya begitu terpukau. Akhirnya aku ajak kamu ke sini, ehehe."

Mushaf Cinta Dari-Nya [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang