Bab 2

422 50 2
                                    

"Apa wanita yang menculik mu ada didalam?" Tanya alveno pada kudanya yang tidak mau diajak pulang.

Alveno mengikatkan kedua kudanya di pohon tempat Maximus tadi, ia segera memasuki hutan untuk mencari wanita yang ia lihat.

Pangeran Alveno mencari dengan langkah terburu-buru takut langit akan semakin menggelap. Hutan bukanlah tempat yang bagus ketika malam hari. Saat memperhatikan sekitar alveno menyadari bentuk ranting yang pasti hasil karya tangan seseorang, ia mengambil dahan yang sudah dibuat berbentuk lingkaran itu.

"Ini baru dibuat, getahnya masing segar" gumam Alveno

Ia pun mempercepat langkahnya mengikuti tanda-tanda yang sudah Clara buat di pohon. Setelah semakin masuk ke dalam hutan tanda yang ia ikuti sudah habis, tapi orang yang ia cari belum ditemukan.

"Kemana perempuan itu" gumamnya.

Clara menyadari ada seseorang yang sedang menuju kearahnya itu sebabnya ia bersembunyi di salah satu pohon yang besar. Ketika orang yang mengikutinya sudah muncul dia mengambil sebuah batang rotan panjang yang kebetulan berada di dekatnya. Ia merasa laki-laki bertopi dengan penutup wajah itu salah satu orang yang ada dalam kilasannya saat tiba disini.

Alveno terus melihat sekitar namun tidak menemukan siapapun akhirnya ia memutuskan untuk kembali, Clara keluar dari balik pohon dan mengikuti alveno dari belakang secara perlahan, tapi suara daun kering yang diinjaknya membuat langkahnya terdengar.

"Sial" gerutu Clara

Alveno langsung membalikkan badannya ketika mendengar suara daun kering yang rapuh seperti diinjak, dan benar saja ia menemukan Clara yang masih  diam membatu dengan kaki yang masih berusaha melangkah.

Alveno terdiam menatap Clara, wanita yang berada di depannya ini pernah ia lihat sebelumnya.

"Kau!" Teriak Alveno dengan telunjuk yang mengacung pada Clara.

Ia sangat mengenal Clara, anak dari salah satu penasehat kerajaan kebanggaan ibunya dan sang ayah. Clara juga dimasuki menjadi salah satu kandidat calon permaisurinya nanti, sebelum diangkat menjadi Raja pangeran Alveno harus menentukan siapa ratunya dan itu dipilih oleh para petinggi istana. Kemudian semua kandidat akan bersaing dalam saimbara untuk menjadi ratu atau selir. Perempuan yang bisa memasuki nominasi itu adalah perempuan cantik dari kerajaan mereka, dan Clara termasuk wanita  cantik yang dikenal lemah lembut dan anggun sehingga terpilih. Tentu saja bukan Clara yang sekarang karena mereka sudah tertukar.

Alveno mengepalkan tangannya ketika menyadari perempuan yang menculik kudanya ternyata Clara, ia langsung berbalik hendak pulang sambil membuka topinya karena gerah.

"Hei! Siapa kau!" Teriak Clara

Niatnya yang ingin langsung menghajar Alveno kini sudah pudar, ia merasa laki-laki yang di depannya ini mengenalnya.

"Sekarang kau pura-pura tidak mengenalku? Setelah mencuri kudaku agar mengikutimu kesini?  Lebih baik kau bersaing di saimbara daripada mengejarku terus-terusan seperti ini" jawab Alveno

Clara yang asli memang sangat menyukai alveno sejak lama, ia sangat senang ketika ia berhasil masuk ke dalam nominasi calon permaisuri untuk Alveno, bahkan ia sering memasuki istana diam-diam dengan alasan mencari sang ayah untuk bertemu Alveno. Ia juga membayar salah satu prajurit istana untuk melaporkan kepadanya jika Alveno keluar istana seperti sekarang. Tapi kedoknya itu selalu berumur jagung dan cepat diketahui Alveno.

"Apa maksudmu?" Tanya Clara tak terima ketika dirinya dianggap seperti wanita penggila laki-laki.

Ia berjalan mendekati alveno dengan kayu rotan yang masih ada ditangannya.

Moon EclipseDove le storie prendono vita. Scoprilo ora