Bab 13

231 29 0
                                    

"Udah perg.... ANJIRT!!! " Pekik Clara yang melihat Alveno sudah berada didepannya dengan wajah datar

Selang beberapa mereka saling melihat karena terkejut Alveno mengulum bibirnya sendiri berusaha menahan tawanya saat melihat ekspresi terkejut Clara.

"Ma!" Pelotot Clara pada Bella

"Kita harus pergi sekarang, pelajaran akan dimulai" Ucap Alveno sambil sedikit tertawa yang menampilkan sisi tampannya.

"Aku mengambil baju dulu"

"Tidak perlu, semua ada di istana. Ayo kita harus cepat"

Dengan terpaksa akhirnya Alveno berhasil menyeret Clara dari depan kamarnya menuju pintu keluar diikuti oleh Bella dan Sam. Clara masih berat hati untuk pergi ke istana dan bermalam di sana, tentu saja dia akan kesepian, putri Bianca tentu akan diperlakukan selayaknya putri kerajaan dengan penjagaan yang ketat. Yang setara dengan Clara hanya Rose tapi sayangnya perempuan itu tidak ikut.

"Naik lah" titah alveno

Setelah menatap kedua orang tuanya seolah ia tidak rela Clara pun menaiki Maximus, kuda perkasa yang berhasil Clara luluhkan dahulu. Alveno pun menyusul kemudian mereka melaju menuju istana.

"Apa Rose benar-benar gak ikut? " Tanya Clara

"Gak, dia sudah pulang"

Clara mengangguk dan tak berbicara banyak lagi, merekapun akhirnya tiba di istana setelah menempuh jalan yang tak terlalu jauh.

"Dan... Sekarang aku harus kemana?"

"Ayo ikut"

Clara mengikuti Alveno dengan berjalan disisi kiri laki-laki itu. Mereka memanggil dayang yang memang sudah menunggu sejak kepergian Alveno tadi.

"Bawa dia ke kamarnya, jangan lupa bawa ke ruang belajar"

Dayang itu menunduk, Alveno pun pergi meninggalkan Clara dengannya. Sang Pelayan langsung mempersilahkan Clara untuk berjalan lebih dahulu menuju kamarnya malam ini.

"Nama mu siapa?" Tanya Clara

Dayang yang diajak berbicara malah melirik ke kanan dan kekiri nya untuk melihat dengan siapa Clara berbicara

"Aku berbicara dengan mu"

"Oh maaf nona"

"Nama mu siapa? "

"Saya Kiya"

"Oo... Salam kenal yah. Umurmu berapa? " Tanya Clara sambil memperhatikan Kiya membuka pintu kamarnya

"22 tahun nona"

"Panggil aku Clara aja" Ucapnya sambil masuk kedalam kamar. Namun ekspresi Kiya sudah jelas menjelaskan ia tidak terbiasa dan tidak mungkin menggunakan panggilan itu.

"Aku gak suka terlalu kaku, apalagi kau lebih tua. Panggil aku Clara aja kalo sedang berdua atau diluar istana. Okeh? "

"Baik Clara" Senyum Kiya

Sesuai dengan tujuan Clara ke istana ia akan mengikuti kelas degan seseorang andalan ratu angelina. Jadi ia diberikan baju ganti yang lebih formal dan mewah, tentu saja karena ia sedang berada di istana. Clara dan Kiya segera menuju ruangan belajar istana yang dimaksud.

Tok tok tok

"Nona Clara sudah tiba" Ucap Kiya kemudian membuka pintu yang sebesar pintu kamar Alveno itu.

Saat pertama kali memasuki ruangan itu mata Clara langsung melotot terkagum-kagum dengan pemandangan yang ia lihat. Sebuah ruangan besar dan luas layaknya aula. Dindingnya tidak terlihat karena di isi oleh rak buku yang menjulang ke atas sampai ada tangga yang harus digunakan jika ingin mengambil buku di rak yang tinggi. Beberapa meja antik yang menyebar. Disana sudah ada kedua gadis terpilih lain yaitu putri Brienna dan Bianca, kemudian dua orang laki-laki yaitu Alveno dan seseorang yang dimaksud ratu sebagai 'cendikiawan' andalannya.

Moon EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang