Bab 5

315 36 2
                                    

Clara tersenyum kembali melihat rezvan yang peduli dengannya.

"Kau tidak dengan putri Brienna?"

"Dia ikut kelas membaca sekarang, apa kau tidak latihan sama sekali?"

"Aku tidak tertarik, karena aku lebih memilih kalah sebenarnya"

Rezvan tersenyum mendengar tuturan dari Clara. Karena itu berarti masih ada kesempatan untuknya.

Alveno yang melihat Clara dan Rezvan dari jauh memilih pergi dari tempatnya. Moodnya sudah memburuk ketika melihat mereka bersama.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ozey yang baru saja tiba

"Katakan pada Panglima gimbora agar lebih sering di dekat putri Brienna, bukannya berkencan dan mengabaikan tugasnya" sahut Alveno sambil berjalan melalui Ozey.

"Apa kau masih mau mengajariku?, aku tidak benar-benar berlatih dengan Alveno" tanya Clara

"Tentu saja"

Rezvan menarik tangan Clara untuk pergi dari sana tetapi Ozey sudah datang menghadang mereka.

"Bukannya seharusnya kau menjaga putri kerajaan mu? Tidak baik dilihat jika kau justru melatih saingan putri kerajaan mu itu"

Karena memperhatikan ekspresi Ozey yang serius akan ucapannya, Clara langsung melepas tangan Rezvan yang memeganginya.

"Ehm, dia benar... tidak seharusnya kau melatih rival mu sendiri, aku pergi dulu"

Setelah tangannya terlepas Clara langsung pergi  meninggalkan mereka berdua disana, ia tidak ingin menjadi topik pembicaraan yang tidak baik nantinya.

"Tinggal pedang, aku harus berlatih pedang" gumamnya.

Clara terus berjalan tanpa arah, ia menelusuri istana untuk meihat-lihat apa saja yang ada disana. Prajurit yang sesekali berjumpa dengannya hanya mengabaikan kehadirannya yang memasang wajah seolah baru pertama kali memasuki istana.

"Alveno?" Gumam Clara

Ia melihat seseorang yang terlihat lebih tua berdiri berhadapan dan berbincang dengan Alveno. Rambutnya panjang dan putih  begitu juga dengan kulitnya, tapi entah kenapa wajah itu seperti tidak asing baginya meskipun Clara tidak memastikan pernah melihatnya dimana. Akhirnya clara memutuslan mendekat ke pohon besar tempat Alveno berada.

Menyadari kehadiran Clara yang mendekat Alveno membuat tatapan jijiknya karena masih kesal dengan clara. Di dalam hatinya dia tidak akan memaafkan gadis itu, karena ia mengira Clara datang untuk minta maaf.

"Siapa dia?" Tanya Clara pada Alveno

"Tidak usah basa basi, aku tidak akan memaafkan mu semudah itu"

Perkataan Alveno membuat Clara kebingungan.

"Minta maaf? Untuk apa? Ah sudah lah kau gak penting" sahut Clara dengan enteng dan berhasil membuat alveno semakin kesal

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Clara pada laki-laki yang sejak tadi memperhatikan.

"Tentu saja, kau Clara bukan? Tapi kenapa kau terlihat berbeda? Kau lebih cantik"

"Ah... kau mengenalku, aku hilang ingatan, siapa kau?"

"Aku Hamze"

"Hamze!!!" Teriak Clara

Ia sangat mengingat cerita Alveno tentang Hamze si peramal masa depan.

"Kau bisa meramal masa depan kan?"

Belum sempat Hamze menjawab Clara sudah menariknya dari sana untuk menjauh dari Alveno. Ia ingin menanyakan masa depannya dan tentang apa yang terjadi padanya pada Hamze.

Moon EclipseWhere stories live. Discover now