🌱 29

2.4K 242 4
                                    

         Dan lagi Suyeon merasa tidak enak pada Taeyong, sekarang bahkan pria itu terus mendekat dengan keberadaan dirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


         Dan lagi Suyeon merasa tidak enak pada Taeyong, sekarang bahkan pria itu terus mendekat dengan keberadaan dirinya. Entahlah mungkin karena insiden ia yang tiba-tiba menangis di bawah hujan dan Taeyong yang langsung memeluknya.
Membuat pria itu menjadi agak lebih dekat dan selalu berada di dekatnya, seperti sekarang.
Suyeon bahkan di antar pulang oleh Taeyong, pria itu rela menunggu kelas Suyeon hingga selesai. Suyeon pun semakin tidak enak di buatnya.

"Kak!"
Ucap Suyeon memecah keheningan dengan  membuka percakapan.

"Iya kenapa?"
Jawab Taeyong lembut, pria itu masih fokus menyetir mobilnya.

"Emangnya kakak gak keberatan nganter g-gue pulang?"

Taeyong terkekeh, pandangan nya masih fokus menyetir,
"Kalau keberatan, gue gak bakal ngangkut lo sekarang"

Suyeon tersenyum masam, dirinya merasa tidak enak dengan perilaku Taeyong yang seolah-olah menjaganya.

"Tapi kan, gue ngerasa gak enak"

"Emang kalau gue ngejemput, lo pulang sama siapa?"

"G-gue bisa pulang sama Yuju"

"Yuju udah balik sama Ten, makanya lo baliknya sama Gue"

Suyeon menggigit bibir bawahnya, dasar Yuju tidak berperi-pertemenan bagai mana bisa, gadis itu meninggalkan Suyeon sendiri. Suyeon pun tidak bisa berkata apa-apa lagi, dirinya hanyut dalam perasaan yang berdebar.

"Mau makan dulu gak?"

"Eh gak usah kak"

"Harusnya gue gak nawarin lo, pasti lo nolak"

Taeyong menepikan mobil nya di depan restauran jepang, Suyeon mengernyitkan dahinya, lalu ia bergegas mencegah Taeyong yang hendak turun

"Gak usah kak, gue bisa makan di kostan"

"Emang di kostan lo ada makanan? Lo harus beli dulu kan makanannya?"

Suyeon diam, benar juga apa yang di katakan Taeyong. Di kostan nya memang tidak ada makanan apa-apa, jangankan nasi, Mie instan pun tidak ada.

"Yaudah lo tunggu sini bentar"
Ucap Taeyong lalu turun dari mobilnya melangkah masuk ke restauran itu.

Suyeon benar-benar merasa tidak enak, akhirnya gadis itu pun ikut turun dari mobil. Mencoba mengikuti Taeyong yang sudah masuk lebih dulu ke dalam restauran.
Namun langkah nya terhenti saat ada pria yang berhenti tepat di depannya.
Suyeon mengadahkan kepalanya, menatap wajah pria yang ada di hadapan nya ini.

Seperti terguyur hujan, wajah Suyeon berubah menjadi tegang dan sedikit takut.
Ia mundur beberapa langkah, mencoba menjaga jarak dari pria itu

"Suyeon"
Pria itu berseru, agak terkejut

Namun tidak lebih terkejut dari Suyeon, yang kini sudah bingung harus bersikap bagaimana.

Kun..
Suyeon bertemu dengan pria itu lagi, yang kini menyandang sebagai kakak tingkat dan mantan pacarnya.
Kenapa ia harus mendapati Kun yang selalu berada di sekitarnya? Suyeon meremas rok nya kuat-kuat.

"Yeon!"
Ucap Kun sembari melangkah mendekati gadis itu

Suyeon pun kembali mundur beberapa langkah, hingga seperti nya ia akan menubruk mobil Taeyong. lalu ia harus apa sekarang? Memikirkan persoalan kemarin saja sudah membuat kepala Suyeon pusing.

Kun mengerti, gadis itu tidak ingin keberadaannya. Akhirnya Kun melangkah menjauh lagi, memasang senyuman yang selalu tampak manis itu.

"Maaf kalau bikin gak nyaman"

Suyeon tidak mengubris kalimat Kun, tangannya kini bergetar. jikalau saja tadi ia tidak turun dari mobil, gadis itu tidak akan berpapasan dengan Kun bukan?

Sejenak kemudian Suyeon mengambil nafas panjang, ia harus akhiri ini, bagaimana pun ia memang harus mengatakan ini. Di undur-undur pun malah akan membuatnya semakin tersiksa.

Dengan tubuh yang sedikit gemetar Suyeon mencoba menatap Kun..

"Aku gak bisa maafin kakak, kejadian dulu bikin aku hampir hancur. Aku rasa kakak ngerti. biar bagaimanapun kakak akan jelasin semuanya, sakit hati aku gak akan bisa hilang,
Aku emang gak bisa maafin kakak, tapi aku kan coba untuk gak membenci kakak. Aku harap kakak ngerti dengan ucapan ku, dan aku harap lebih baik kita gak usah saling kenal"
"Maaf kalau egois, tapi memang lebih baik begitu kan?"

Seketika ucapan curahan hatinya itu meluncur begitu saja, Suyeon langsung memutus kontak mata nya dengan pria itu.

Kun mengerti, ia sangat mengerti. Lagi-lagi pria itu tersenyum namun terdapat sebuah  bulir-bulir air yang hampir menetes, menggenang di sudut matanya.
Sekuat tenaga ia tahan, pria itu memang telah menjadi pria brengsek.

Kun menganggukkan kepalanya, masih dengan senyuman nya yang belum pudar.
"Aku cuma bisa bilang maaf, Maaf kalau kehadiran aku yang tiba-tiba ini bikin kamu bener-bener gak nyaman. Dan kalau itu mau kamu, aku bakal pergi. dan aku gak akan ganggu hidup kamu lagi, Kita akan jalan masing-masing sekarang"

"Maaf udah pernah bikin kamu sakit bahkan sampai sekarang, Semoga dengan adanya Taeyong bisa bikin hati kamu sembuh, aku harap begitu"

Kun menyelesaikan kalimatnya, lalu ia menatap ke arah belakang Suyeon, matanya benar-benar berair sekarang, lalu pria itu kembali tersenyum simpul sekilas ia mengangguk.

Suyeon yang nampak terdiam lalu dengan ragu ia mengikuti arah pandang Kun, gadis itu membalikan badannya, memunggungi Kun dan menatap pria yang sedari tadi diam di belakangnya

Taeyong berada di sana, Mata Suyeon bahkan ingin copot melihat nya. Bagaimana bisa Taeyong ada di belakangnya? Apa pria itu mendengar semua percakapannya dengan Kun? Bagaimana Ini? Jantung Suyeon berdetak tambah tak karuan.

"Aku pamit Yeon, Aku gak bisa ninggalin kenangan manis dalam hubungan kita dulu, aku cuma buat kamu tersiksa selama ini, Maaf"

Kalimat itu mampu membuat Suyeon membalikan badan lagi menatap Kun, yang pergi perlahan Menjauh dari dirinya, dan seterusnya akan begitu.

Setitik air mata Suyeon berhasil jatuh, dalam lubuk hatinya, ia masih menyayangi Kun, menyayangi pria yang memiliki senyuman manis itu.
Namun perasaan sayangnya tertindih jauh oleh perasaan luka yang begitu membekas, menjalar terus tanpa ada obat yang tepat untuk menyembuhkannya.

"Hikss Hikss"
Suyeon menangis, gadis itu bahkan tidak sanggup berdiri, seluruh nyawanya seperti terseret pergi bersama Kun yang telah menghilang dari hidupnya.

Taeyong berjalan mendekati Suyeon, di rengkuh nya gadis manis itu, walaupun kini wajah gadis itu berurai air mata, ia tetap manis di mata Taeyong.
Mengusap pelan punggung Suyeon, mencoba menjadi sandaran yang nyaman untuk gadis itu.

Suyeon masih terus menangis, entah menangis untuk kebodohan nya, menangis telah kehilangan Kun atau menangis karena ia berhasil mengungkit kembali masa lalu nya itu.
Gadis itu semakin dalam memeluk Taeyong,

Seperti Dejavu, saat di lapangan kemarin, dan hari ini terjadi lagi, namun bedanya hari ini hujan tidak turun, tidak lagi menyapa mereka, walau mereka sedang berdua saat ini.

Mungkin hujan tau, saat ini Suyeon memerlukan Taeyong. dan hujan tidak setega itu untuk turun menyapa dan membubarkan pelukan hangat keduanya.

🔹🔹🔹🔹🔹🔹

It's an Accident? ;Winwin [✔]Where stories live. Discover now