━━03.

49 12 10
                                    

Beberapa hari sudah berlalu, tidak ada kemajuan antara pertemanan Lana dan Wira-ralat, mereka belum berteman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa hari sudah berlalu, tidak ada kemajuan antara pertemanan Lana dan Wira-ralat, mereka belum berteman. Lebih tepatnya Wira yang belum menganggap Lana teman meskipun gadis itu menanggap Wira temannya dan memberi keyring jerapah kemarin sebagai bentuk pertemanan mereka.

Memang Lana yang selalu menganggap semua orang temannya.

Tapi, meskipun mereka tidak ada kemajuan. Bukan berarti Lana cuek begitu saja, terkadang ketika Lana menemani Nasya dan Lino makan dikantin ia selalu mendapati Wira duduk dibawah pohon rindang di taman.

Atau ketika mereka tidak sengaja berpapasan ketika mereka kembali ke kelas saat bel istirahat telah berakhir, Lana tak jarang menyapa atau memberikan senyuman pada Wira. Tapi berakhir ketidak hirauan lelaki itu atau sekalipun melihat, Wira hanya sebatas melirik.

Kini, pelajaran kedua tengah berlangsung. Bertepatan dengan kelas Wira yang tengah praktek olahraga di lapangan.

Sedangkan Lana yang duduk di sisi dekat jendela hanya bertopang dagu sambil memperhatikan kelas Wira yang sedang praktek, mengabaikan Mrs. Rachel—selaku guru bahasa Inggris yang sedang mencatat materi di papan tulis.

Di dalam hatinya, ia begitu terheran. Dari sekitar hampir empat puluh murid di kelas Wira. Kenapa Wira selalu sendiri? Bahkan setelah praktek selesai dan beberapa murid dibebaskan sampai istirahat.

Disaat yang lain bermain basket, sepak bola, atau anak perempuan yang bermain kasti dan skipping bersama. Yang justru Wira lakukan hanyalah duduk di tepi lapangan sambil memperhatikan teman sekelasnya, sesekali ia meminum air putih nya yang ia bawa di tumbler.

Seketika, rasa kasihan pun muncul dalam benak Lana. Seolah-olah, Wira seperti anak yang sedang dimusuhi satu kelas. Bahkan selama Wira sekolah disini, ia belum pernah melihat Wira bersama teman sekelasnya maupun yang lain.

Padahal, memang Wira yang tidak tertarik untuk berteman.

Nasya yang tengah mencatat materi pun tak sengaja menoleh ke arah Lana, dahinya mengeryit tatkala melihat catatan Lana yang tertinggal.

“Na? Lo kagak nyatat apa?” tanya Nasya yang tidak mendapat gubrisan dari Lana.

“Na? Kok lo bengong?” Nasya menepuk bahu Lana dan membuat Lana menoleh dengan cepat.

“Hah? Apa Sya?”

“Lo nggak nyatat apa? Dari tadi gue lihatin bengong terus.”

“I—ini mau nyatat kok.” Ujar Lana lalu ia mengambil pulpennya untuk kembali mencatat.

“Yah...”

Nasya langsung menoleh dengan cepat, “Kenapa Na?”

Lana menunjuk papan tulis. “Ketinggalan.”

𝐋𝐨𝐯𝐞𝐥𝐨𝐯𝐞𝐥𝐨𝐯𝐞Where stories live. Discover now