━━06.

31 8 5
                                    

Lana tidak menyangka, bahwa sosok yang datang dan menolongnya adalah Yoraza Dwiguna, gadis dengan rambut lurus dan poni tipis itu langsung berlari menghampiri Lana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lana tidak menyangka, bahwa sosok yang datang dan menolongnya adalah Yoraza Dwiguna, gadis dengan rambut lurus dan poni tipis itu langsung berlari menghampiri Lana.

“Zaza, ’kan?” tanya Lana dengan sedikit bergetar.

“Iya ini Zaza, jangan takut ya, Lira sama temannya udah pada pulang.”

Zaza mengeluarkan sapu tangan dari dalam tasnya, lalu membersihkan wajah Lana dengan perlahan sampai campuran telur dan terigu itu mulai berkurang.

“Ke toilet ya? Bersihin badan kamu.”

Lana menutup pintu bilik toilet di sekolah, ia melangkah pelan meraih bidet tap yang terletak persis di samping kloset

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lana menutup pintu bilik toilet di sekolah, ia melangkah pelan meraih bidet tap yang terletak persis di samping kloset. Kemudian menekan tombolnya dan mulai membersihkan seluruh tubuhnya.

“Lana nggak apa-apa, Bunda. Jangan khawatir.” Lana berlirih meyakinkan Ibundanya yang seolah sangat khawatir di surga sana.

Tidak, ia tidak menangis. Dari kecil Papinya selalu mengajarkan Lana untuk menjadi anak yang kuat. Meskipun ia termasuk anak yang dimanjakan oleh Papinya.

Apalagi jika Papinya sampai tahu tentang ini, Papinya akan sangat marah dan mungkin bisa menuntut sekolah ini.

“Na?”

Terdengar suara panggilan dari Zaza bersamaan dengan suara ketukan pintu.

“Ini shampoo sama sabun ya, aku taro dari bawah.” Ujar Zaza sambil menyerahkan satu batang sabun dan satu botol shampoo berukuran kecil lewat celah antara lantai dan pintu bilik dibawah.

“...ini ada baju ganti sama handuknya aku gantungin diatas ya.”

Lana tersenyum saat Zaza menyelampirkan satu tee, celana jeans dan satu handuk di bagian atas pintu bilik.

“Makasih banyak, Za.”

”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝐋𝐨𝐯𝐞𝐥𝐨𝐯𝐞𝐥𝐨𝐯𝐞Where stories live. Discover now