━━05.

38 9 8
                                    

“Pokoknya kalau istirahat, langsung dimakan bekalnya terus obatnya diminum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Pokoknya kalau istirahat, langsung dimakan bekalnya terus obatnya diminum. Kalau kamu pusing, harus bilang ke Nasya, Lino atau seksi kesehatan di kelas. Jangan banyakin berdiri, oke?” ujar Papi Lana dengan panjang lebar.

Lana yang tengah bermain Candy crush di iPad pun tertawa, Papinya memang terlalu berlebihan. Padahal, Lana hanya sedikit tidak enak badan.

“Iya, Pi.”

Iya, Pi, iya, Pi. Dengar ‘kan?”

“Dengar, kok. Papi mending fokus nyetir aja deh.”

Sampai ketika, Nissan Tera milik Papi memasuki gerbang Camerielle high school. Bertepatan dengan Wira yang baru masuk dengan mengendarai sepedanya.

Lana mencolek lengan Papinya, “Pi, itu teman Lana yang semalam pinjamin Lana hoodie.”

“Iya? Yang mana?”

“Itu tuh, yang pakai kacamata.” Lana menunjuk ke arah lelaki yang sedang memarkirkan sepedanya tak jauh dari mobil Papi.

Kemudian, Lana turun dari mobilnya. Memanggil Wira yang tengah berjalan menuju kelasnya.

“Wira!”

Lelaki itu menoleh, lalu ia melihat seorang lelaki berdiri di samping Lana yang ternyata adalah Papinya.

Kemudian Wira menghampiri Lana, ia membungkuk sopan ke arah Papi.

“Kamu, temannya Lana yang semalam pinjamin hoodie kamu?” tanya Papi.

Wira tersenyum sambil mengangguk canggung.

Papi tersenyum, kemudian menepuk bahu Wira. “Terimakasih ya Nak, maaf hoodie-nya dipakai Lana dulu buat sekarang karena hoodie Lana masih di laundry, nanti hoodie kamu baru dikembalikan sehabis di laundry.”

“Tidak usah dikembalikan juga tidak apa-apa, Pak. Saya punya banyak hoodie yang sama, anggap saja itu kompensasi dari saya karena Lana sudah mau menemani dan mengantar saya ke minimarket.”

Seketika, Lana baru tersadar. Ternyata Wira juga tengah memakai hoodie yang sama dengannya. Dengan warna yang sama.

“Kalau begitu, saya pamit ke kelas dulu, Om.” Ujar Wira dengan sopan, lalu ia melirik Lana sekilas sebelum akhirnya beranjak ke kelasnya.

“Kalau gitu, Lana juga pamit ke kelas ya, Pi.”

Papi tersenyum, “Ingat kan apa kata Papi?”

“Siap kapten!”

“Siap kapten!”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝐋𝐨𝐯𝐞𝐥𝐨𝐯𝐞𝐥𝐨𝐯𝐞Where stories live. Discover now