05. Kakak-adik ya

961 232 14
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Yangyang sudah makan belum?"

Felix menaikkan sebelah alisnya mendengar pertanyaan Xiaojun.

"Yangyang?

"Iya. Yangyang. Dia sudah makan belum?"

Tak sampai dua detik, sunggingan kecil muncul di bibir Felix yang tipis. "Ternyata dugaanku selama ini benar. Kalian memanglah kakak-adik." Ia menatap Xiaojun lekat-lekat.

Xiaojun mendelik, menciut. Oww ketahuan.

Ternyata oh ternyata Felix adalah seorang chef yang cerdik. Yang tidak hanya ahli dalam masak-memasak, namun juga pandai dalam membaca gerak-gerik seseorang.

"Woah! Ternyata kau pintar juga ya, chef!" Xiaojun bertepuk tangan sumringah. Jujur saja, iapun senang karena ada orang lain yang cukup pandai selain dirinya di penjara ini.

Sedangkan Felix hanya memutar bola matanya, jengah. Memangnya siapa yang tidak curiga jika laki-laki di depannya ini selalu menanyakan tahanan sebelah. Menanyakan inilah, itulah.


"Hehehe. Ketara sekali, ya?"

"Tidak juga." Felix berkilah. Merapikan peralatan makan Xiaojun dan hendak pergi. Namun sesuatu menahannya, rasa penasarannya. "Kalian--maksudku para tahanan yang lain, saling mengenal tidak?"

"Memang ada apa?" Xiaojun balik bertanya, dan itu membuat mood lumayan baik Felix hilang kandas entah kemana. Ia pun benar-benar pergi tanpa bertanya apapun lagi.



 Ia pun benar-benar pergi tanpa bertanya apapun lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




"Oh! Kakak!"

Gila. Bocah di depan Felix adalah gila.

Selain gila karena gemar tertawa sendiri dan mencoret dengan warna neon, ternyata Yangyang juga gila di bidang lain.

Yangyang gila karena menjadi satu-satunya tahanan yang memanggil Felix dengan sebutan 'kakak'. Manis memang, namun Felix merasa sebutan itu tidak pantas untuknya.

Felix bukanlah sesuatu yang manis.

Felix merasa bahwa dirinya adalah sesuatu yang gelap dan dingin. Misterius dan kelam. Yang kemudian membentuk sebuah sosok kurus dengan rambut abu-abu yang halus, dengan sepasang manik mata yang gelap bagai tanah,--

"Berhenti menggambar dulu bisa? Kuah makananmu sudah mengering!"

--juga seseorang yang kadang galak.

Tahanan yang sedang asyik dengan crayonnya mencebik, "Tidak bisa, Kak. Menggambar adalah yang nomer satu. Kalau makan bisa nanti-nanti saja. Hehehe."

Menggeram Felix dalam hati. Amarahnya memuncak bersangkar di ubun-ubun. Masalahnya bukan ia yang diabaikan, namun masakannya. Felix itu sangat menyayangi karyanya.

Ingin sebenarnya ia memarahi atau mengomel banyak pada bocah di depannya. Namun tentu saja yang akan ia dapat hanyalah jawaban-jawaban random yang disisipi gelak tawa dimana-mana.

Felix harus bersabar.

Ia mengambil napas banyak-banyak.

"Makan dulu, ya." Nada suaranya melembut, namun masih dengan suara dalam. "Kakak sudah membuat makanan kesukaanmu." Senyum palsu setengah menjijikkan terentang di wajah pucat Felix.

"Baik, Kak!" Yang kemudian mendapat respon semangat dari Yangyang. Bocah itu segera sibuk dengan jatah makannya.







bersambung

bersambung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Uaaa tida terasa sudah chapt 5 hehehe. Makasih buanyak buat yang udah support cerita random aku inii😭💞💖.

Btw, aku tiap hari update gini ngebosenin tida? 😅😂😂

TURN BACK CHEF •wayv||Felix•✔Where stories live. Discover now