16. Epilog

904 206 41
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Bagus tidak? Ceritanya keren tidak?"

Tanya koki yang sedari tadi asik mendongengkan sebuah kisah yang sebenarnya agak aneh. Namun sorot matanya terlihat bahwa ia sedang percaya diri.

"Lumayan kok." Sahut koki perempuan yang setia mendengarkan. "Tapi sedih juga. Pengorbanan Chef Felix sia-sia dan tujuh tahanan itu malah semakin sengsara."

Yang laki-laki merespon, "Sedih? Pengorbanan?" Ia justru seperti setengah peduli dan setengah tidak mendengar kata kesedihan dan pengorbanan. Lalu kembali fokus pada masakan di sebelahnya yang sedang direbus. Aroma hambar menguar.


"Ohh iya." Koki perempuan menyikut kecil lengan lawan bicaranya tadi. "Chef baru dalam cerita tadi namanya siapa?"

Tersenyum. Lawan bicaranya menyunggingkan senyum tanda tanya sebelum menjawab. "Namanya Hw--"


"Hyunjin Hwang!"

Sebuah suara berat lain menyautnya.

Suara berat yang terdengar dalam dan terasa dingin. Seketika koki perempuan membeku tidak wajar. Padahal apa? Hanya ada sosok lain yang tiba-tiba memasuki dapur. Sosok lain dengan rambut abu-abu dan tubuh kecil yang kurus.

"Hwang Hyunjin." ucap sosok itu sekali lagi.

Namun koki perempuan tidak dapat bergerak dari tempat setelah kembali mendengarnya

Padahal yang dilakukan sosok di hadapannya adalah menjawab pertanyaan yang ia ajukan pada teman kokinya yang bernama Hyunjin, bahwa nama chef baru di cerita tujuh tahanan juga adalah.... Hyunjin Hwang?


"Terima kasih, Felix." ujar Hyunjin, seseorang yang dari tadi asik mendogeng dengan senyuman.

Ugh.

Tubuh koki perempuan mendadak dingin, menggigil, lebih kaku. Merinding merayapinya dari ujung kepala hingga ujung jari kaki. Punggungnya berdesir aneh.

'Apa tadi katanya? Felix? Hyunjin?'

'Hyunjin memanggil orang aneh yang tiba-tiba masuk dapur ini dengan nama Felix?'

'Dan Felix-felix ini mengatakan bahwa nama koki baru di kisah tadi adalah Hyunjin Hwang?'


Ia tidak percaya, sungguh. Kisah macam apa ini?

'Jangan-jangan....'


Ugh.

Kling kling kling!

Lonceng berbunyi berkali-kali. Koki perempuan itu mengintip lewat celah-celah kecil.

Tujuh orang pemuda bermasker dan topi hitam masuk ke resto dengan menunduk.

Tujuh pemuda.


Tujuh pemuda.

Felix.

Hyunjin.

Takut-takut koki perempuan melirik ke arah Hyunjin. Koki laki-laki itu sedang mengaduk masakannya. Di sampingnya ada Felix yang berbisik mengatakan sesuatu, seperti menggurui.

Masih dengan segala desir dan rasa menggigil, koki perempuan berhati-hati dan mencuri pandang pada apa yang sebenarnya sedang Hyunjin masak. Masakan seperti apa itu?

Namun netranya makin membelalak dan ia tidak bisa untuk tidak menutup mulutnya karena terlalu terperangah.

Hyunjin di hadapannya sedang memasak sesuatu. Mengukus beras yang kini sudah sungguh lembek dan tidak berbentuk. Menjijikkan dan tidak menggugah selera.

Bukankah-- bukankah Hyunjin Hwang di kisah tadi juga memasakkan sesuatu seperti ini untuk para tahanan?



'Tidak mungkin.'




"Terkejut, ya?"

bisik Hyunjin dengan senyum tipu daya, mengerikan, dan penuh kemenangan.







END

END

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hehehe. Jadi beginilah epilog dari storyku ini. Maaf ya kalau tidak sesuai ekpektasii 😭🙏. Karena anu... aku memang suka ending yang gantung(?), atau sad hehe. Di semua story ku juga endinya yang happy cuma ada satu. Xixixi. Maap curhat 😅🙏. Tapi plis plis jangan hujat dirikuu awkowkokw😂😆.

Hehehe. Makasih ya yang udah mampir di cerita ku dengan cast teraneh lintas negara. (Australia-China-Jeman-Korea). 💚💞.

Ayo beri aku kesan dan pesannya setelah baca work ku yang ini 😘. Apakah menyesal baca cerita ini, atau gimana, atau gimana? Hehehe.

Ily sebanyak banyaknyaa 💞💖💕


TURN BACK CHEF •wayv||Felix•✔Where stories live. Discover now