Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Selepas sesi jujur mendadak Lucas selesai, Felix pun kembali ke dapurnya. Di perjalanan, ia manggut-manggut kecil. Perlahan paham mulai merayapi pikirannya.
'Kan dunia memang aneh dan diisi oleh orang-orang aneh. Jadi perihal sayap dan manusia-manusia bodoh itu mungkin memang benar pernah terjadi.'
Tinggal selangkah lagi dan Felix sudah akan masuk dalam dapurnya yang berjeruji. Namun suara sangat samar di belakang menahannya. Bunyi yang bersumber dari sel milik Ten yang biasanya kelewat senyap.
Membuat Felix jadi bertanya-tanya, ada apa gerangan?
Jadi dengan segera namun tetap tenang, chef tersebut mindik-mindik mengintip si tahanan. Dan di sana ada Ten. Yang sedang memungut sesuatu dari bawah, kemudian menyembunyikannya di balik punggung dengan hati-hati.
Sesuatu itu seperti---
---seperti sebuah kartu, berwarna merah.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Felix sadar bahwa ia menambahi porsi makan Winwin. Pun Winwin yang sekarang sedang nikmat dengan santapannya. Tapi dia juga tidak peduli. Karena baginya, masakan Felix dan aromanya adalah yang paling memabukkan di dunia.
Dan bagi Felix, dari tujuh tahanan--atau delapan termasuk ia sendiri--Winwin adalah yang paling kuat, meskipun wajahnya kadang seperti anak ayam.
"Kau harus jadi yang kuat."
Tangan Felix maju melewati celah jeruji. Menepuk pundak tahanan tersebut dengan tenang, hingga membuat Winwin heran bukan kepalang. Felix di hadapannya tidak pernah bersikap hangat begini.
"Ada apa?"
"Tidak ada." jawab Felix singkat. Kemudian jari telunjuknya menunjuk sel nomer 1011. "Kenal tahanan itu tidak?"
"Kun?"
Felix mengangguk. "Dia sering tertawa sendiri sampai tidak paham apa-apa."
"Hooh memang." Winwin ikut mengangguk, mulutnya penuh dengan makanan yang lezat. "Sebelum berada di sini, aku pernah bertemu dengannya beberapa kali. Dan dia memang begitu, tidak nyambung juga kalau diajak bicara."
Chef tersebut memandang Kun dari kejauhan, tidak lama kemudian ia kembali pada Winwin yang menatapnya penasaran.
"Tidak apa-apa, kok. Hanya saja kalau terjadi apa-apa, pastikan juga dia paham apa yang sedang terjadi." Felix tersenyum kecil, kembali telunjuknya menunjuk sesuatu. "Kalau Hendery kenal?"
Winwin mengetukkan jarinya di dagu, mencoba mengais sesuatu di ingatannya. "Yang suka di air itu bukan?"
"Iyap. Bahkan ada kolam besar loh di sel nya." Felix merentangkan kedua tangannya lebar. Menggambarkan kolam yang ia maksud agar nampak seperti tepat di depannya.
"Woahh unik!" Winwin berseru. Padahal sel miliknya sendiripun unik. Banyak rantai besar-besar di sekeliling. Winwin sering menjilat dan menggigitinya kecil-kecil kalau bosan.
"Nah, Hendery itu kadang terlalu asyik di air," chef tersebut kembali menjelaskan, "sampai tidak dengar atau tidak peduli dengan yang ada di luar."
Winwin mengangguk dan menunggu. Menunggu apa yang selanjutnya dikatakan Chef di hadapannya. Apa inti dari perkataan panjang Felix? Winwin menyimpulkan bahwa ada yang janggal di sini.
Namun setelahnya hanya ada keheningan di antara mereka. Felix memang hanya ingin berdiam dengan isi kepalanya. Sedangkan Winwin masih penasaran dengan apa dipikirkan chef kesayangannya.
bersambung
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Update lagi update lagiii. Dan makin tida jelass 😭. Gak maksa kok, tapi ayo semangatin acuuuuu 😭💦💞