Akhirnya setelah dua hari berkutat dengan barang-barangnya, Alarice kini sudah mulai masuk sekolah. Sebuah keajaiban yang dibuat oleh nama besar Alaric sehingga gadis itu bisa diterima di sekolah kenamaan pada akhir tahun sekolahnya. Dua hari ini Ale disibukan dengan bongkaran barang-barang yang dibawanya dari mansion di California. Gadis itu bukanya tidak mau keluar rumah, tapi paman-pamanya yang over-protective lah penghalangnya. Namun semua telah berlalu.Dan disinilah Alarice sekarang, sedang mengamati setiap pasang mata dari teman sekelasnya yang baru. Dari tatapan kagum hingga menelisik seakan penasaran. Seharusnya bukan hal baru lagi ketika sekolah bertaraf international seperti ini mendapat murid pindahan dari Amerika. Bukankah begitu seharusnya?
Alarice menuju bangku kosong yang berada ditengah kelas. Posisi yang pas untuk menjadi pusat perhatian. Well, Ale memang sudah menjadi pusat perhatian semenjak diantarkan oleh uncle Nick nya pagi tadi. Bukan cuma karena tubuh semampai yang Alarice miliki, tapi juga visual dari sang paman yang menurut orang korea lebih cocok menjadi seorang idol itulah penyebabnya.
"Ale, kau tidak masalah jika saya mengajar menggunakan bahasa korea?" Tanya guru perempuan yang nampak masih muda itu menggunakan bahasa Inggris. Ale mengangguk paham. Lalu beliau kembali berbicara menggunakan bahasa korea, "Baiklah, buka halaman 135."
* * * * *
Bel jam makan siang telah nyaring berbunyi. Beberapa teman sekelas yang langsung akrab dengan Alarice mengajaknya makan siang di kantin sekolah. Tiga orang gadis yang sepertinya bukan keturunan Korea murni. Amy–Lee, seorang keturunan jepang-eropa yang memiliki mata kucing yang cantik, ia pindah ke Korea karena bisnis kecantikan sang mama kini berpusat di Korea. Amber–Hwang, gadis tomboy bersurai pendek, lahir dan menghabiskan masa sekolah dasar di L.A. lalu kembali ke Korea karena memang disinilah kampung halamanya.
Yang terakhir adalah Erika, dibandingkan dengan Amy dan Amber yang memiliki wajah Asia, Erika memiliki wajah kebaratan. Hidung mancung dengan rambut serta mata coklat muda. Gadis ini juga yang paling kekanakan, terbukti dengan sikap imut khas gadis korea seumuranya.
Ketiga gadis itu menggiring Alarice ke kantin bersama. Amy yang paling aktf menerangkan seluk-beluk sekolah. Amber hanya sesekali menimpali, sifatnya ini mengingatkanya pada uncle Nick nya meskipun Amber tidak sedingin Nicholas. Erika, jangan ditanya. Gadis ini sibuk menjelaskan jajaran siswa hingga guru rupawan disekolahnya. Dan dua nama yang disebutkan berhasil mengusik perhatian Alarice.
"Kau beruntung Ale karena hari ini Mr. Luce mengajar bahasa Inggris dikelas kita." Ucap Erika antusias.
"Aku tidak menyangka kalau kau juga tertarik dengan tipe laki-laki seperti mereka." Sahut Amber sembari mengangkat nampan makanya kemudian berlalu pergi dan yang lain mengekori.
"Sudah jelas, siapapun yang mendengar penjelasan Erika barusan akan merasa penasaran. Kau tidak perhatikan, Erika sudah seperti SPG." Cibir Amy sambil terkekeh geli.
Keempat gadis itu kini sudah mendapatkan tempat duduk kosong.
"Memangnya kau mengenal mereka, Ale?" Pertanyaan itu meluncur mulus dari mulut Amy. Erika bahkan Amber sedang menatap Ale berantisipasi dengan jawaban yang akan dikelurkan teman barunya itu.
"What?" Ale balas menatap ketiga teman barunya secara bergantian. "Aku baru sampai dua hari lalu. Tapi...."
Alarice menggantungkan kalimatnya sekedar untuk memperhatikan ketiga temanya yang ternyata kembali menatapnya dengan mulut penuh makanan yang berhenti dikunyah. Lucu sekali melihat wajah-wajah penasaran itu, namun Alarice tidak mau membuat mereka tersinggung dengan menertertawai mereka dihari pertamanya.
"Tidak jadi.." Imbuh Ale iseng, gadis itu nyengir. Sementara ketiga temanya memasang tampang jengkel dan kecewa. Mereka pun kembali menyantap makan siangnya.
TBC
.
.
.Kenalan dulu yuk sama Amy, Erika, Amber
Amy-Lee
Amber-Hwang
Erika William
.
.
.
.Copyright©191020 By_Vee
YOU ARE READING
Alarice Love Story (Devil Obsession 2)
FanfictionKematian kedua orangtuanya membuat Ale tumbuh menjadi gadis tegar. Sejak kecil, Ale selalu memimpikan hal-hal diluar nalar. Sosok lelaki diselimuti kegelapan akan selalu datang didalam mimpinya dan mengatakan bahwa Ale adalah wanitanya, pasangan dar...