Chapter 10

1.3K 180 12
                                    

Siapa kangen Cley? Absen dulu sini 👍🏻
Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Love you ❤️

Happy reading 🌹

💃💃💃💃💃

Clemira meremas jemari yang terasa dingin. Ditatapnya Azalea yang masih sibuk di meja kerjanya. Ia ingin menceritakan Kenzo kepada mamanya, tetapi terasa sulit. Padahal, biasanya ia sangat terbuka pada mamanya terkait masalah apa saja. Tidak pernah sekali pun ia memendam atau merahasiakan sesuatu dari orang tuanya.

"Ma," panggil Clemira setelah berusaha memberanikan diri.

"Ya, Sayang?" tanya Azalea seraya mengalihkan pandangan dari Macbook.

"Ehm ... Ma, kalau seandainya Clemira deket sama cowok, gimana?" tanya Clemira perlahan seraya menatap Azalea.

Azalea menghela napas. Wanita itu tidak mengatakan apa-apa, tetapi tangannya meraih Ipad dan membuka sebuah aplikasi yang terpasang di sana. Setelah melepas kacamata dan berdiri dari kursi, Azalea segera menghampiri Clemira yang duduk di sofa. Disodorkan Ipad itu kepada anak gadisnya yang terlihat bingung.

"Dia yang kamu maksud?" tanya Azalea.

Clemira terdiam saat menyaksikan tayangan CCTV dari rumahnya tiga minggu yang lalu. Terlihat sosok Kenzo yang sedang duduk di atas motor, menunggunya untuk pergi ke studio bersama. Ia memejamkan mata sejenak. Mengapa dirinya bisa lupa jika terpasang CCTV di setiap sudut rumah?

Clemira menelan salivanya susah payah. Azalea mengetahui hal itu. Lalu, mengapa mamanya itu tidak mengatakan apa-apa saat mengetahui dirinya pergi berdua bersama laki-laki menaiki motor?

"Iya, Ma."

"Clemira, Hugo sama Theo udah cukup deket kan, sama kamu?" tanya Azalea.

Clemira menggeleng. "Bukan Hugo atau Kak Theo, Ma. Hugo itu sahabat Clemira. Kak Theo juga Cley anggap kayak kakak sendiri. Yang Cley maksud, cowok yang Clemira suka. Cowok spesial di hati Clemira."

"Siapa dia?" tanya Azalea.

"Namanya Kenzo, anak akuntansi. Satu angkatan sama Clemira. Atlet basket, Ma. Pemainnya Garuda Jakarta. Beberapa kali pernah ikut event balapan juga."

Azalea terdiam. Atlet basket? Pembalap? Sedikit banyak ia tahu circle pertemanan para atlet. Namun, tidak dengan pembalap. Apakah laki-laki bernama Kenzo itu serius mendekati putrinya? Atau hanya ingin memanfaatkan? Mengapa sekarang dirinya merasa khawatir saat mengetahui Clemira dekat dengan laki-laki yang bukan pilihannya?

"Udah berapa lama kamu deket sama dia?"

"Belum lama, sih. Dari sebelum liburan. Sekitar tiga bulanan," jawab Clemira. "Anaknya baik kok, Ma."

"Hugo kenal sama dia?" selidik Azalea.

Clemira mengangguk mantap. "Kenal. Cynthia juga kenal baik sama dia. Makanya, Clemira berani bilang sama Mama."

Azalea menghela bapas berat. Ditatapnya kedua iris kecokelatan putrinya lembut. "Cley, Mama khawatir kalau kamu deket sama sembarang laki-laki."

"Clemira bisa jaga diri, Ma."

"Kamu yakin? Bener, dia anak baik?" Clemira mengangguk mantap. "Kamu beneran suka sama dia?"

Clemira terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk malu. "Clemira suka sama Kenzo dari awal kuliah. Clemira suka nonton basket, karena mau lihat Kenzo."

Ah, Azalea baru mengerti sekarang. Alasan putrinya tergila-gila pada basket ternyata karena Kenzo. Padahal, sebelum kuliah, Clemira tidak pernah tertarik dengan selain piano dan balet.

LOVE DESTINY (TERBIT)Where stories live. Discover now