Chapter 12

1.1K 170 12
                                    

Selamat malam. Akhirnya Clemira muncul malam ini menemani kalian ❤️

Happy reading 🌹

💃💃💃💃💃

Kenzo menatap layar ponsel yang menampakkan wajah gadis yang belakangan ini mencuri perhatiannya, Clemira Lavinka Gunawan. Putri tunggal konglomerat yang membuat namanya melambung. Bahkan, beberapa tawaran iklan mulai menghampirinya.

Kenzo sendiri juga heran, circle pertemanannya mendadak berubah. Kini, ia berteman dengan beberapa konglomerat Ibu Kota sejak beritanya dengan Clemira ramai. Banyak juga akun bercentang biru yang menjadi pengikutnya di sosial media baru-baru ini. Sungguh, pengaruh Clemira untuk hidupnya sangat luar biasa.

"Lo udah ngomong ke Clemira?" tanya William setelah menyalakan rokok. Laki-laki itu ikut duduk di sofa bersama Kenzo.

"Soal apa?"

"Soal lo resmi gabung ke timnas."

"Belum sempet," kata Kenzo seraya menyugar rambutnya.

"Lah, katanya udah lumayan sering chat? Di kampus bukannya sering ketemu juga? Ngobrolin apa aja lo sama dia?"

Kenzo terdiam saat mendengar pertanyaan William. Apa yang mereka bicarakan saat bertukar pesan dan bertemu? Sepertinya, tidak ada obrolan spesial antara dirinya dan Clemira.

"Will," lirih Kenzo kemudian.

"Apa?"

Kenzo terdiam sejenak. Haruskah ia mengeluarkan keluh kesahnya pada sahabatnya ini? Ia rasa, lebih baik ia berbagi dengan William. Laki-laki itu sudah sangat dekat dengannya sejak SMA, bahkan mereka sama-sama bergelut dengan basket dan bergabung ke timnas.

"Lo inget, kan, kalau gue pernah bilang cuma mau temenan sama Clemira?"

"Hmm ...," sahut William. "Terus?"

"Tadinya ... gue nggak ada niat buat jalin hubungan yang serius sama Clemira," ucap Kenzo.

William terdiam, ia mengamati raut wajah Kenzo yang terlihat bingung. Sebetulnya, ia sudah menduga akan hal ini. Kenzo yang tadinya anti mendekati gadis, tiba-tiba terlihat mendekati Clemira, salah satu most wanted di kampus dengan embel-embel hanya ingin 'berteman'.

"Lo tahu sendiri kan, gue gimana sejak putus sama Ruby. Tapi, kehadiran Clemira bikin hari-hari gue berubah. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba ada perasaan lega waktu tahu dia bareng sama gue."

William kembali menyesap rokok lalu mengembuskan asapnya ke udara. Ia terdiam, menunggu Kenzo melanjutkan sesi curhat.

"Tapi ... gue ngeri kalau mau seriusin dia. Lo tahu kan, keluarga dia macem mana. Walau pun sepupu Clemira yang namanya Moselle itu bukan dari kalangan konglomerat, tapi mereka bawa nama kakeknya. Sementara keluarga gue cuma orang biasa," tutur Kenzo dengan tatapan sendu.

William mengangkat alis. Dalam hati, ia membenarkan. Betul juga apa yang dikatakan Kenzo. Status sosial Clemira dan keluarga Gunawan bukan kaleng-kaleng.

Sesaat kemudian, William menatap Kenzo tajam. "Lo yakin, bakal seriusin Clemira?"

Mendengar pertanyaan William, Kenzo terdiam sejenak. Ia mengetukkan jemarinya di atas paha. "Gue—"

LOVE DESTINY (TERBIT)Where stories live. Discover now