Chapter 22

420 39 2
                                    

Clemira menyapa lagi 😘

Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🥰

Happy reading 🌹

💃💃💃💃💃

Clemira tersenyum menatap deretan foto yang ia pajang di salah satu pojok kamarnya. Kumpulan fotonya bersama Kenzo selama menjalin hubungan satu setengah tahun terakhir. Begitu banyak memori yang mereka abadikan.

"Lucu banget, sih," gumam Clemira saat menatap foto mereka yang sama-sama mengenakan toga. Semua itu memang keinginannya, ingin berfoto bersama dengan memakai toga walaupun Kenzo sudah wisuda lebih dulu. Beruntung, Kenzo mau menuruti keinginannya.

"Aduh, ganteng banget pacar gue kalau pakai baju basket begini," katanya seraya menatap foto Kenzo yang tengah bermain basket mengikuti FIBA Asia Cup di Istora.

"Lagi ngapain?"

Suara bass itu menyapa Clemira dengan lembut, membuat gadis itu menoleh ke arah pintu kamar. Dilihatnya Kenzo berada di sela-sela pintu.

"Ah kangen!" seru Clemira seraya berlari kecil menghampiri Kenzo.

Kenzo tersenyum. Laki-laki itu segera menyambut sang kekasih ke dalam pelukannya yang erat. "Me too. Udah baikan, kan?" tanyanya kemudian.

Clemira mengangguk. "Kemarin kecapean. Jadi kumat deh asmanya. Tapi sekarang udah nggak apa-apa, kok."

"Bikin khawatir aja kamu ini," kata Kenzo seraya mengacak-acak rambut Clemira.

"Sekarang kan udah sehat lagi. Anyway, berapa hari ya, kita nggak ketemu? Kamu kurusan," kata Clemira setelah mengamati tubuh Kenzo.

"Biasa, kalau udah latihan suka lupa makan."

Clemira mengerucutkan bibir. Selalu begitu. Kenzo lupa dengan semuanya jika sudah bertemu dengan bola berwarna oranye. Bahkan, laki-laki itu juga lupa dengan ponselnya. Terlebih lagi, mereka jarang bertemu karena Kenzo sedang berlatih keras untuk terjun mewakili timnas basket dalam Sea Games yang akan digelar di Vietnam.

"Kamu mau berangkat ke Vietnam. Harus jaga kondisi. Ayo, ikut ke dapur!" seru Clemira seraya menyeret lengan Kenzo.

Kenzo pasrah. Kali ini, apa yang akan Clemira berikan padanya? Jujur, ia senang melihat Clemira khawatir jika dirinya tidak bisa menjaga pola hidup sehat. Maklum, pola hidup Clemira sangat sehat dan teratur. Tidak boleh sembarang makan dan minum. Bahkan, kekasihnya itu selalu mengikuti anjuran diet dari dokter. Kenzo sangat memaklumi itu. Lahir sebagai anak tunggal, tentu saja orang tua Clemira sangat menjaga dan memberi yang terbaik untuk anak gadisnya.

"Sirloin steak, mashed potato, brocolli and chesee, pakai brown sauce," kata Clemira seraya menghidangkan steak di hadapan Kenzo. "Yang bikin Bibi. Soalnya aku nggak bisa masak."

Kenzo mengangkat alis. "Nanti pasti pengen belajar masak juga kan, kalau kita nikah?"

Mulut Clemira terbuka. Gimana? Gimana? Kalau kita nikah? Tuhan, tolong ... jantung gue mulai lagi kan ....

"Ken, ah!" sahut Clemira kesal. Dicubitnya pinggang Kenzo hingga laki-laki itu mengaduh kesakitan.

"Lho? Kenapa? Kamu nggak mau nikah sama aku nantinya?"

"Ya mau! Tapi nggak gitu. Untung aku nggak kena serangan jantung!"

"Nikahnya nggak dalam waktu dekat, kok. Nanti kalau udah waktunya, aku bakal datengin orang tua kamu kamu dan ngomong secara serius. Tunggu, ya?"

LOVE DESTINY (TERBIT)Where stories live. Discover now