Chapter 20

959 128 21
                                    

Selamat pagi ❤️
Semoga kalian ikut dalam perjalanan Clemira sampai akhir ya 🥰

Happy reading 🌹

💃💃💃💃💃

Kenzo tersenyum seraya menatap wajah Clemira yang berada tepat di depannya. Selama delapan bulan terakhir, ia hanya bisa diam-diam mengamati atau curi-curi pandang pada gadis imut itu. Kini, rasanya berbeda saat mereka sudah resmi menjalin hubungan. Ia bisa bebas memandangi wajah Clemira yang begitu meneduhkan.

"Enak?" tanya Kenzo saat melihat Clemira melahap makanannya. Mata gadis itu mengerjap karena keenakan.

"Enak banget! Kok aku baru tahu sih, ada kafe keren begini deket kampus?" tanya Clemira.

Kenzo tertawa. "Cynthia nggak pernah ajak kamu ke sini?" Clemira menggeleng. "Padahal Cynthia, sama Nancy sering makan di sini. Aku ajak kamu ke sini atas rekomendasi Cynthia."

Clemira tersenyum. Bagaimana Cynthia mau mengajaknya ke sini? Dirinya saja jarang nongkrong. Setelah kuliah selesai, langsung pulang begitu saja. Ya, ia termasuk dalam jajaran mahasiswa kupu-kupu, alias kuliah-pulang. Baru semenjak dekat dengan Kenzo, ia mulai sering ikut berkumpul bersama teman-temannya.

"Ken, ada air mineral nggak, sih?" tanya Clemira.

Kenzo menatap minuman bersoda di hadapan Clemira yang masih penuh. Gadis itu tidak menyentuhnya sama sekali.

"Kamu nggak suka soda?"

Clemira meringis. "Eng ... nggak. Rasanya aneh. Maaf ya, jadi nggak keminum."

"Aduh, maaf-maaf. Harusnya tadi aku tanya kamu dulu mau minum apa," ucap Kenzo. "Sebentar, aku tanyain dulu, ya. Mau yang biasa apa yang dingin?"

"Yang biasa aja."

Clemira menatap punggung Kenzo yang menjauh darinya. Dilihatnya laki-laki itu bertanya pada salah satu pelayan kafe. Tidak lama kemudian, Kenzo kembali dengan membawa sebotol air mineral.

"Thank you," ucap Clemira tulus.

"Sama-sama, Sayang."

Sayang? Tuhan, gue dipanggil sayang! pekik Clemira dalam hati. Ia benar-benar tidak fokus melahap makanannya setelah Kenzo memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Ia hanya menatap Kenzo yang sedang menghabiskan lasagna dengan nikmatnya. Ah, ia buru-buru menunduk, kembali menghabiskan makan malamnya sebelum Kenzo memergoki dirinya.

Namun, Clemira mematung saat Kenzo menyalakan rokok dan merokok di depannya. Hembusan asap rokok itu beberapa kali mengenai wajahnya. Ia berusaha menahan napas, tetapi percuma. Pada akhirnya ia terbatuk-batuk juga.

"Ken," panggil Clemira saat Kenzo sudah menghabiskan rokoknya.

"Ya?"

"Boleh minta sesuatu nggak dari kamu?" Pertanyaan Clemira membuat Kenzo menegakkan punggungnya. "Besok lagi jangan ngerokok ya, kalau kamu pas lagi sama aku. Aku nggak kuat sama asap rokok. Aku punya asma."

Kini, ganti Kenzo yang mematung. Laki-laki itu mengedipkan mata beberapa kali seraya menatap lekat wajah Clemira. Kepalanya serasa dipukul palu gondam. Clemira memiliki asma? Mengapa gadis itu tidak mengatakan dari awal? Jika Clemira mengatakannya sejak tadi, ia tidak akan merokok di depan kekasihnya.

What the hell? Kenzo mengumpat dalam hati. Ia bersumpah, setelah ini ia tidak akan pernah merokok di depan Clemira lagi. Tidak akan pernah!

💃💃💃

LOVE DESTINY (TERBIT)Where stories live. Discover now