Chapter 13

1.1K 163 10
                                    

Selamat malam. Harap maklum jika menemukan banyak tipo dan kesalahan penulisan 🙏🏻

Happy reading 🌹

💃💃💃💃💃

Kenzo mengamati wajah Clemira yang terlihat serius menatap layar Macbook. Laki-laki itu tersenyum tipis. Ia kembali memberanikan diri mengajak gadis mungil itu keluar berdua, mengunjungi kafe yang cukup sepi demi privasi. Padahal, biasanya ia berani mengajak Clemira pergi saat beramai-ramai bersama teman-teman mereka. Namun, seru juga mengerjakan skripsi ditemani Clemira yang juga sedang mengerjakan tugas.

"Ah, selesai juga," ujar Clemira seraya tersenyum lebar. "Lo udah selesai?"

Kenzo tersenyum seraya mengangguk. "Udah. Lo ngerjain tugas apa, sih? Maaf, ya. Gue nggak tahu lo ada banyak tugas. Malah gue ajak pergi."

Clemira kembali tersenyum. "Tugas gue bisa dikerjain kapan aja dan di mana aja. Gue seneng kok, bisa pergi sama lo."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Clemira terdiam. Ia segera menggigit bibir bawahnya. Aduh, mengapa mulutnya lepas kontrol? Kalau begini, kan, dirinya yang menanggung malu.

"Ehm ... maksud gue ...."

"Gue juga seneng bisa pergi sama lo."

Pipi Clemira memerah seketika. Mama! Clemira jatuh cinta!

"Cley," panggil Kenzo kemudian.

"Ya?"

"Boleh tanya, nggak?"

"Tanya apa?"

"Udah lama sebenernya gue pengen tanya ke lo. Gue pernah denger kalau lo ditawari masuk ke Black Swan, ya?" tanya Kenzo seraya menatap manik mata Clemira.

Clemira terpaku sejenak. Sejak mereka dekat, Kenzo tidak pernah menanyakan perihal Black Swan. Kini, mengapa tiba-tiba laki-laki itu bertanya padanya seolah ingin mengetahui segala sesuatu tentangnya?

"Ehm ... Iya, gue sering ditawari masuk Black Swan, tapi nggak gue terima."

"Kenapa?" tanya Kenzo. "Semua anak balet pada ngincer Black Swan. Tapi seorang Clemira menolaknya dan bikin heboh di luar. Bahkan, maaf ... banyak yang bilang lo sombong karena nolak gabung di akademi balet itu. Kenapa nggak lo terima aja? Kesempatan emas kalau lo masuk situ."

Clemira tersenyum tipis dan menggeleng. "Pengen, sih, sebenernya. Pengen banget. Siapa sih, yang nggak pengen masuk akademi besar kayak gitu? Siapa yang nggak pengen nampil di panggung besar dan go internasional? Tapi gue bertekad, mau selesaikan pendidikan dulu. Gimana pun, kuliah sangat penting buat gue."

Kenzo melongo. Ia tidak menyangka bahwa alasan Clemira menolak Black Swan adalah karena menomor satukan pendidikan.

"Gue takut bakal susah bagi waktu," lanjutnya.

Kenzo mengangguk-angguk mengerti. "Iya sih, kalau udah masuk ke sana pasti bakal susah banget bagi waktu. Apalagi kalau nantinya sering tampil kompetisi di luar negeri."

"Lo sendiri, gimana caranya bisa tetep fokus kuliah sementara lo juga ditekan untuk latihan basket?" tanya Clemira balik. Ia tidak ingin terlarut dengan obrolan mereka mengenai balet dan Black Swan. Membahas hal itu, membuat beban yang dirasakan semakin berat.

LOVE DESTINY (TERBIT)Where stories live. Discover now