Bisakah Kita Sadari Lebih Peka Lagi?

141 23 2
                                    

Aku harap kita tetap seperti ini.
Saling memberitahu meski itu tidak berarti. Seperti misalnya kekasihmu yang dulu kembali berkirim pesan, atau tiba-tiba kamu menemukan kawan baru kemudian mulai saat itu menjadi saling bertemu dengan alasan suatu kepentingan. Benar, ini berlebihan, tapi kemungkinan akan menjadi berantakan jadinya jika sengaja tak kau bicarakan dengan alasan 'tidak akan terjadi apa-apa'.

Mari berkaca pada masa lalu. Tidak, aku tidak berusaha untuk mengungkit. Tapi, belajarlah dari sana. Berakhirnya kamu dengan sejumlah kekasihmu tentu karena banyak hal yang berjalan tidak baik. Begitu pula aku dengan kekasihku yang dulu. Bukankah begitu? Tidak pernah ada jaminan bahwa kau tak akan meninggalkanku, dan aku tak akan meninggalkanmu.

Apa pun yang kita kira akan menghancurkan kita, bicarakan. Mari saling mendengarkan dan belajar untuk memahami bahwa bersikap terbuka adalah sebuah keyakinan dan suatu ungkapan bahwa 'aku tak ingin kehilanganmu'.

Kita tidak berusaha untuk merencanakan hal buruk, tapi semua bisa terjadi. Biarkan kita tetap hangat bicara sekali pun tentang seseorang yang coba mendekatmu. Mari syukuri atas keberanian membahas hal itu. Setelahnya kita tertawakan karena itu tidak akan terjadi. Keterbukaan itu sudah teramat menyelamatkan semuanya.

Hal besar tidak akan terjadi tanpa didasari dari hal kecil. Kau tahu itu, dan inilah yang sedari tadi aku bahas. Bukan bermaksud terlewat percaya diri, tapi tidak ada jaminan jika terus dibiarkan kau akan terperangkap secara perlahan. Terlebih lagi, aku tidak sepenuhnya hidup berdampingan denganmu, semakin mudah pengkhianatan tanpa rencana terjadi tanpa disadari. Kamu menganggapnya ini hanya hubungan sepele yang tak berarti tapi perlahan kau tak bisa sedetik pun jika dia tidak menemani.

Hingga akhirnya kau tetap bertahan untuk menyembunyikannya dariku, hingga lamanya waktu kau tidak sepenuhnya membutuhkanku. Memang, pikiranku buruk sekali. Aku pun benci dengan bagaimana aku berpikir, bagaimana aku mempelajari dari masa lalu, atau bahkan kau merasa terganggu akan hal itu.

Tak apa, meski apa pun yang aku lakukan selalu saja kau anggap berlebihan, aku sama sekali tidak keberatan. Aku hanya bisa menerima dan menunggu sampai saatnya nanti kau akan bersyukur atas keadaan ini. Mungkin bagimu aku ceroboh, mungkin bagimu aku banyak ingin namun tidak memahami, mungkin dengan segala mungkin semuanya yang ada di kepalamu aku tahu itu. Namun, satu hal yang belum kau pahami adalah setiap orang memiliki cara terbaik untuk mencintai, dan beginilah caraku melindungi jalinan dengan apik. Memang, bisa saja aku menyepakati agar kita mengatur segalanya dan mengembalikan segala keputusan kepada masing-masing. Hal itu memang menyenangkan sekaligus melegakan. Tapi kau sendiri pun tahu bahwa manusia tanpa aturan seringkali ingkar dan tersesat dalam pengkhianatan. Bukankah kau sendiri tahu? Bukan sekadar tahu atau menyaksikan, tapi kau pernah merasakan atau barangkali sampai melakukannya.

Dan sekarang, bisakah kita sadari lebih peka lagi?
Saat mungkin semua itu terjadi; berantakan, hancur, menghancurkan segalanya, kita sama-sama menyadari bahwa sebuah keterbukaan itu penting, komunikasi yang dijaga begitu bernilai dan tak pernah sia-sia adanya. Jika kita tidak terlambat untuk melakukannya, maka hal itu sangatlah membantu untuk membatalkan sebuah kegagalan masa depan kita.

_____________________________________
© nidashofiya (2020)

DIALOGIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang