Aku Sudah Tak Ingin Kembali

25 5 0
                                    

Jangan menungguku!

Kau harus sadar bahwa hatiku telah mengeras, tak lembut seperti dahulu saat kita masih bersama. Aku tak akan pulang. Aku tak akan kembali. Apa pun kau menyebut dirimu, ketahuilah bahwa kau bukan lagi tujuanku. Kau bukan rumah atau apa pun yang harus kujadikan tempat untuk menetap, bukan.

Kau jangan mencoba bersikap lembut kepadaku, yang tak lain adalah orang yang secara terang-terangan sudah menyakitimu. Cobalah untuk membenci diriku. Cobalah untuk tak lagi menganggap aku adalah orang baik di hidupmu. Kau dengan segala kehebatanmu mesti menyadari, bahwa aku tak layak untuk segala perjuanganmu.

Hingga akhirnya lupakan dan biarkan aku pergi.

Sebelum aku pergi, benar-benar meninggalkanmu, aku ingin kau sudah mampu untuk memaklumi kebodohanku. Aku berharap kau sudah menganggapku sebagai orang asing yang tega dengan sengaja melukaimu, sampai kemudian lahir amarah dan dendam di dadamu.

Hingga akhirnya relakan dan biarkan aku pergi.

Kau pergilah menjauh dariku, temukan kebahagiaanmu sendiri tanpa harus teringat lagi kepadaku. Temukan obat untuk segala luka yang ada, mungkin ada pada tubuh seorang lelaki lain yang lebih pantas untukmu. Bukan aku.

Maka percayalah, jangan menungguku. Itu hal bodoh yang akan merugikanmu berkali-kali. Pikiranmu harus jernih, jangan lagi memaafkan kesalahanku dengan mudah. Tak peduli sebesar apa cintamu kepadaku, kau berhak mendapat seseorang yang mampu membahagiakan dan memanjakanmu seutuhnya.

Maka mari sudahi perdebatan ini, sebab sampai jutaan bahkan milyaran kata pun semua tak akan selesai jika masih saling mengedepankan ego masing-masing. Turunkan ambisimu agar semua cepat selesai, di antara perselisihan kita, kau mesti mengalah demi kebahagiaanmu kelak. Jangan bergantung kepadaku. Kumohon, relakan kepergianku.

Aku tahu, kau belum sepenuhnya yakin bahwa apa yang kulakukan adalah sesuatu yang benar. Aku pun tahu bahwa sebenarnya kau merasa bahwa keputusan yang kupilih bukanlah satu-satunya cara yang harus diambil. Kau dan segala perasaanmu merasa masih ada jalan lain yang lebih baik, yang bisa menyelamatkan kita.

Namun cukup saja, aku tetap pada keputusanku. Akan kutinggalkan kau bersama hari-hari yang akan kaulalui dengan cukup berat. Mungkin pada hari-hari itu kau akan merindukan kehadiranku, atau bahkan bisa saja kau malah ingin menyusul dan mencari keberadaanku. Ya, pasti kau akan menghadapi hal-hal berat setelah ini.

Simpan kerinduan yang kerap datang pada setiap malam, sadarlah bahwa kapal kita sudah karam. Mari menyelamatkan diri masing-masing, jangan sibuk meratapi kegagalan yang kita alami. Kau dan segala keindahanmu harus tetap menjelma sebagai puisi-puisi cantik dengan banyak penggemar. Sedangkan aku, mungkin, bisa saja dikutuk oleh semesta menjadi lagu-lagu penyesalan.

Sudah.

Perdebatan ini kucukupkan.

Perasaan ini pun akan kusimpan, sebagai kebanggaan bahwa aku pernah menjadi sosok pelindung di kala susah dan senangmu. Mari sedikit kujabarkan dua-tiga hal kemungkinan yang akan terjadi setelah ini.

Pertama, mungkin aku akan bahagia bersama seseorang yang baru dan kau akan semakin terpuruk serta menderita sebab mengetahui hal tersebut.

Kedua, mungkin kau yang akan bahagia sebab telah mendapatkan sosok yang lebih layak menggantikanku. Dan aku malah terjebak dalam luka-luka kekecewaan, sebab penyesalan yang menikam datang tanpa aba-aba dan tanda-tanda.

Ini yang terakhir, ketiga, mungkin pada akhirnya kita sama-sama berbahagia dengan perpisahan ini. Aku bahagia dengan keputusanku, kau bahagia setelah merelakanku. Sampai kita sama-sama berterima kasih kepada semesta, karena telah mendewasakan dengan cara yang begitu mengagumkan.

Ya, itu saja, kupikir.

Oh, tidak, masih ada satu kemungkinan lain; atau bisa saja aku menyesali keputusanku lalu akhirnya memutuskan untuk pulang kepada pelukmu yang dengan setia tetap menungguku. Itu bisa saja terjadi, namun sengaja tak kumasukkan pada daftar kemungkinan di atas.

Kau tahu kenapa? Sebab aku tak ingin hal itu terjadi. Aku tak berharap bahwa kita akan mengulangi semua dari awal.

Aku tak ingin kembali padamu.

Aku sudah tak ingin lagi kepadamu.

____________________________________
© Uu Padilah (2020)

DIALOGIKAWhere stories live. Discover now