Segera Pulang Dalam Pelukan

18 5 0
                                    

Perlu kutegaskan bahwa mempertahankanmu bukanlah sesuatu yang akan merendahkanku. Justru dengan itu, bagiku adalah sebuah usaha untuk melangitkan segala hal yang akan membuat kita kokoh berdiri bersama. Merealisasikan segala hal yang telah kita mimpikan berdua.

Kumohon, jangan kekanak-kanakkan dengan mengkerdilkan sebuah janji yang tak sedikit pun dapat kulupa sampai nanti. Dan lebih tak kusangka lagi, kau memberitakan keputusan yang membuatku meledak pada hari menjelang hari jadi. Adalah satu hari yang sangat kita nanti, setiap tahunnya kita selalu menjelma seperti sepasang di Kerajaan Abadi.

Aku tak berlebihan. Namun aku ingat, kau pernah berkata, "Barangkali jika saat situasi memanas, saling bertukar kalimat yang tak pantas, ingatkan aku tentang segala hal yang telah aku ucapkan. Barangkali itu bisa menjadi sebuah kunci untuk kita bisa kembali saling memaafkan."

Jadi tentang mengapa aku bersikeras untuk tetap tinggal, bukan karena cinta telah membuatku buta, tapi justru kesalahan yang telah membuatmu tak sadarkan diri sebagaimana mestinya. Aku memaknai cinta kita dengan penuh penghayatan kelima fungsi sensori, kau merutuki sebuah kesalahan dengan sisa-sisa energi. Maka dari itu, kau tak sepantasnya mengatakan bahwa perpisahan adalah hal yang paling pantas, justru pilihan itu adalah tindakan di luar batas.

Jika kau memintaku untuk merenungkan, aku sudah. Sekarang giliranmu. Hayati setiap detik yang pernah kita lalui. Ribuan bahkan puluhan detik yang sudah lelah menghitungnya bukan karena bosan, tapi karena sekian banyaknya waktu kita bersama. Sejenak saja, resapi. Tatap dalam-dalam potret kita bersama, atau unggahan kita di sosial media yang saling menggamit masing-masing pada foto berdua, indahnya tiada orang lain yang punya. Apalagi, potret-potret milikku yang selalu kau hias dengan puisi yang tak ada orang lain memilikinya lagi. Aku belum siap, jika suatu saat terdapat wajah lain yang menggantikanku dalam unggahanmu. Aku tahu kau bukan orang yang suka memberitakan kisah asmara, tapi meski sesekali saja jika itu bukan aku, tak tahu sakit seperti apa namanya yang akan jauh lebih menyakitkan dari sebuah patah hati yang selalu mengalahkanku.

Jika dulu kau selalu memintaku untuk bisa menghilangkan egoku, maka sudah kulakukan sepenuhnya sekarang dengan sangat sempurna. Lihatlah bagaimana aku bersikap tenang menghadapi situasi ini. Lihat bagaimana aku tidak membesarkan amarah dalam posisi yang benar-benar menyudutkan. Lihat juga, bagaimana aku berjuang mempertahankan saat kau benar-benar enggan.

Jika kau katakan, "Kesalahan adalah kebenaran yang keliru mendapat tempat". Bagiku, kau juga keliru menilai ketegangan di antara kita adalah kesalahan. Atensimu terlalu memaksakan persepsi yang jelas-jelas adalah kenyataan yang kau ingkari. Entahlah, akan bagaimana jadinya jika kau akan dengan oranglain. Curiga jika suatu saat nanti kau akan mengulangi kesalahan lagi saat bosan, membela segala persepsi yang kau anggap benar, kemudian meninggalkan dan mencari cinta kembali. Begitu? Atau bisa jadi kau memintaku pulang dengan kemampuan yang dimiliki oleh para lelaki untuk melemahkan perasaan hingga aku bersedia lagi.

Dan, ya. Jika itu yang terjadi, sepertinya kesempatanmu tak kan banyak. Barangkali nanti aku sudah muak meski aku tak yakin seperti itu, kemudian kau tak punya peluang untuk memperbaiki segalanya. Maka sebelum waktunu hilang, segeralah pulang kepada pelukanku. Dan tentang suatu saat aku akan muak, aku tak serius. Barangkali kau akan merasa terancam dengan kalimat itu, dan memikirkannya kembali secara matang-matang, dengan perasaan tenang.


_____________________________________
© nidashofiya (2020)

DIALOGIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang