Cukuplah Bersamaku

116 7 0
                                    

Jika kau pahami mengenai arti cinta seperti apa yang sudah kau utarakan, seharusnya kau mengerti bahwa cinta yang sesungguhnya tak pernah bersedia mengundang sebuah perpisahan datang. Para pasangan yang akhirnya menua bersama pun, saat dipisahkan oleh kematian di antaranya, cinta tetap kekal abadi dalam hatinya. Maka perpisahan yang terjadi dalam cinta sejati, bukan atas dasar apa yang dikehendaki seperti apa yang kau pikirkan saat ini. Lagipula, apakah kau lupa bahwa kau sendiri yang mengatakan ingin seperti mereka? Sementara aku duduk dengan sejuta bahagia, terkesima dan tak mampu berkata apa-apa, hanya bisa menjawab 'iya'. Bukan karena pasrah atau tak berminat membahas ini pada saat itu, kau tahu wanita saat sedang jatuh cinta penuh dengan rasa malu.

Dan sekarang aku memang tak akan pernah berhenti penasaran tentang mengapa dan bagaimana, sebab bagiku semua belum jelas adanya. Tentang bagaimana bisa kau rela melepasku yang bahkan kau katakan mampu melewati segalanya untuk tetap hidup bersamaku, dan mengapa bisa kau utarakan sebuah perpisahan yang bahkan kau sering kali tegaskan tak akan pernah mengambil jalan untuk meninggalkan lebih dulu sebelum aku. Tentang semua yang kau sampaikan masih rumit untuk dimengerti, berputar-putar pada sebuah penjelasan yang tak karuan.

Kita tak baik-baik saja karena kau tak memberikan kesempatan untuk sekali lagi mencoba, padahal masih banyak cara untuk membuat kita kembali seperti sedia kala. Tidak, bahkan lebih baik, jauh, jauh, jauh lebih baik dari sebelumnya. Jika kau bilang bertahan akan menyiksa, lalu bagaimana nasibnya jika kita berdua tak lagi bersama? Pikirku akan jauh lebih buruk daripada itu.

Atas segala kejujuranku, aku tak sedikit pun kecewa, meski di matamu sia-sia, terbuang dan seakan tak pernah berarti apa-apa. Aku berkorban atas segala hal yang akan membahagiakanku. Dan satu-satunya alasan adalah kau saja dan siapa pun tak mampu menggantikan itu.

Coba lakukan sekali saja. Mengulang waktu-waktu yang paling manis bagi kita. Pergi berdua ke sebuah desa, melihat anak-anak berlarian mengejar layang-layang, bermain petak umpet, loncat tinggi dan lainnya lagi. Barangkali tanpa sadar akan kembali tercipta rasa nyaman yang ada, saling menerima dan merasa bahwa kita banyak menyukai hal yang sama. Tapi meskipun begitu, banyak perbedaan bagiku tidak berarti apa-apa asal sanggup saling menerima.

Sebetulnya aku bisa saja berpikir hal yang sama, mengiyakan tawaran untuk berpisah kemudian mencari yang lainnya. Aku bahkan lebih hebat darimu dalam mencari cinta yang baru. Itu mudah, tapi tampaknya aku tak berminat sekalipun aku memang sudah sadari kau telah banyak berubah. Bagiku yang berlebihan bukanlah aku, tapi kesalahpahaman yang terus saja dibesar-besarkan. Jika kau bisa bekerja sama dengan baik dan meluruskan semuanya, kesalahpahaman tidak akan berarti apa-apa.

Memang, tidak ada jaminan kita akan bahagia setelahnya, namun apa salahnya untuk berusaha? Seperti dulu kau yang tak tahu bagaimana nasibmu setelah menyampaikan rasa akankah ditolak atau diterima, yang terpenting bagimu saat itu mengupayakan segala kemampuan untuk hingga akhirnya kita bisa berdua. Tapi sekarang, kau sendiri yang menjadikannya sia-sia seperti apa yang kau kata.

Aku tidak akan lelah untuk tetap berdiri menghidupi cinta kita, merawat rindu dan tak membuatnya terluka. Jika kau tak sepakat kemudian tetap memilih pergi dan berkhianat, akan kujamin bahwa aku adalah penyesalanmu yang sangat hebat.

Sekarang apalagi yang kurang tentangku?
Kuharap kau berhenti mencari kesalahan, kemudian cukuplah bersamaku.


___________________________________
© nidashofiya (2020)

DIALOGIKAOnde histórias criam vida. Descubra agora