satu

7.6K 1.3K 135
                                    

strange time

satu: barista itu...




Tahun ajaran baru saja dimulai. Hiruk pikuk suasana bising kembali terdengar di salah satu kampus si tengah kota Seoul.




Asahi berjalan dengan pelan, dengan wajah datar menuju kelasnya siang ini.





Mashiho dari kejauhan menatap sahabatnya itu dengan bingung. Asahi datang setengah jam lebih cepat.





Bukan hal biasa sebab pemuda Jepang itu biasanya akan mengistirahatkan pikiran di kafe langganan dekat kampus lalu datang 15 menit sebelum kelas masuk.



"Asahi?" panggil Mashiho, menepuk pundak Asahi yang kemudian menolehnya sedikit terkejut.




"oh, hai.."




Mashiho mengerutkan kening, apalagi begitu melihat Asahi menenteng minuman dari kafe langganannya. Sangat jarang, sangat sangat jarang sekali.




"kau baik?" tanya Mashiho




"huh? Tentu," jawab Asahi bingung




Mashiho memberhentikan jalan mereka. Tangan ia letakan pada pundak Asahi, pemuda yang lebih muda ia putar kanan dan kiri, ia cek suhu tubuh, ia perhatikan mata, hidung, mulutnya.





"Mashi.. Aku baik-baik saja,"





Mashiho menggeleng, "tidak. Kau aneh!"





"pertama, kau datang lebih cepat. Kedua, kupikir kau lesu karena tidak ke kafe, tapi seperti kau mampir ke kafe tapi tidak menghabiskan waktu di sana.."





Asahi menelan ludah kasar.





"ketiga, kau bahkan terkejut saat aku menyapamu. Sudah jelas, kau tidak baik-baik saja.."





Asahi menghela napas. Sahabatnya ini terlalu tahu dirinya.




"aku hanya..."





"kepikiran sesuatu.."




.
.
.



"kau yakin?" tanya Mashiho begitu menjelaskan ada apa dengan dirinya hari ini.





Asahi mengendikan bahu, menjawab bahwa bahkan dirinya sendiri tidak yakin dengan apa yang ia lihat tadi.




Singkat cerita, Asahi pernah bertemu dengan seseorang di Jepang, saat SMA.




Mereka bertemu dengan tidak sengaja di antara sekian banyak kerumunan orang-orang.





Cerita yang klise, tapi Asahi selalu mengingat bagaimana lelaki tanpa nama itu tersenyum padanya, menatap maniknya dalam saat pameran seni beberapa tahun silam.





Oh, mungkin terdengar berlebihan bila Asahi tidak bisa melupakan hal biasa seperti itu.





Tapi yang ia tidak lupa adalah percakapan sederhana terjalin di dalamnya.






"kau tahu, segaris dua garis pada kanvas tetap akan menjadi sesuatu yang berharga walaupun ia hanya sebuah garis," ucap pemuda itu, menatap Asahi yang termenung di tengah kerumunan, menatap satu lukisan.





Asahi menoleh, maniknya bertemu sapa dengan wajah tersenyum pemuda yang mengajaknya berbicara.





Jantungnya sedikit bereaksi, cepat.





"walaupun cuma garis, bila kita lihat dari perspektif yang berbeda- maka akan berbeda pula maknanya," ucap pemuda itu lagi.





Ia terkekeh karena tidak ada reaksi dari Asahi.




"selamat bersenang-senang di pamerannya.." ucapnya lalu berjala menjauh di telan keramaian.





Asahi termenung di tempat, menatap kembali lukisan yang ia lihat tadi. Penuh dengan garis warna yang abstrak.




Ajaibnya..




Kata-kata seseorang dapat merubahmu..






Asahi mulai melihat hal yang berbeda pada lukisan tersebut, makna yang mungkin hanya ia sendiri yang bisa rasakan.






Dan mulai saat itu pun, Asahi mulai melihat hidupnya dengan sudut yang berbeda-beda.





Ia ceritakan hal itu kepada Mashiho, juga bagaimana ia bertemu dengan orang yang mirip dengan pemuda itu, menjadi barista di kafe langganannya.





"Asahi!"





Asahi tersadar dari lamunan begitu Mashiho menepuknya cukup kuat.





"sudah ada dosen," ujar Mashiho





Asahi menghela napas, meminta maaf dan berterima kasih kepada Mashiho lalu menegakan tubuhnya untuk memperhatikan dosen barunya.





Ia anak musik, tapi sengaja mengambil minor seni lukis karena ia begitu tertarik dengan lukisan sejak SMA.





Matanya membola sempurna begitu melihat sosok tidak asing.





"Mashi.." panggil Asahi, manik masih menatap lurus pada pemuda di samping dosennya.





"ya?"





"itu..."





"... oh iya, ini asisten yang akan menggantikan saya ketika tidak ada, namanya...."






"... Yoon Jaehyuk," ucap Asahi dan dosen dengan serempak.





Mashiho menoleh dengan cepat, menatap tidak percaya apa yang diucapkan oleh Asahi.




Pemuda Yoon itu tersenyum memandang barisan mahasiswa di depannya.




Lalu pandangannya terkunci pada pemuda di sudut ruangan. Ia tersenyum kecil.





"salam kenal.."




strange time

tbc



jaehyuk sibuk deh, udahlah jadi barista, jadi asdos pula hmzz

[✔️] strange time ; jaesahiWhere stories live. Discover now