tiga

5.2K 1.1K 303
                                    

strange time

tiga: tidak sengaja



Asahi melirik pada Jaehyuk yang kini fokus pada pekerjaannya.




Asahi berbohong.



Tentang apakah ia dan Jaehyuk pernah bertemu.




"uhh, aku.. sepertinya tidak.."




Dan kini, Asahi sedikit menyesali hal tersebut. Hah, dia bahkan tidak bisa konsentrasi dengan tugas-tugasnya.




Ia memikirkan apakah Jaehyuk bahkan ingat mereka pernah benar-benar bertemu.




Toh, kalaupun Asahi pura-pura lupa dan ternyata Jaehyuk benar-benar lupa, bukannya lebih baik begitu?



Tapi seharusnya Asahi tidak perlu kecewa dengan jawaban Jaehyuk setelah itu.



"ooh.. uhm, oke.."



Asahi bodoh.




Brak.




Mata Jaehyuk membola terkejut begitu melihat Asahi menjatuhkan kepalanya ke atas meja dengan cukup kuat.




"A-Asahi?"



Asahi hanya mengangkat jempolnya, menandakan bahwa ia baik-baik saja.




"h-hei, kau benar-benar tidak apa-apa?"



Asahi masih mengangkat jempolnya, tidak mau mengangkat kepala. Terlalu malu dan merasa bodoh.




Tapi mana Asahi tahu kalau tiba-tiba saja sebuah tangan menyentuh kepalanya.




Mengangkat dan menahan keningnya, mengelus pelan lalu membawa wajah Asahi menatap pemuda yang kini duduk di sampingnya.




"duh, kau membuatku khawatir.." ucap Jaehyuk pelan, sambil mengusap lembut kening Asahi yang bahkan tidak sesakit itu.




Manik Asahi mengedip cepat, detak jantungnya berisik dan tak beraturan.





Tunggu dulu..





Bukankah ini terlalu dekat??




Asahi menatap ke bawah saat Jaehyuk meniup pelan ke arah keningnya, mencoba menghilangkan rasa sakit yang sejak awal memang tidak ada.





"sudah mendingan?" tanya Jaehyuk




Asahi mengangguk kaku, seperti robot yang kehabisan baterai ia kembali mengarahkan tubuhnya ke depan.




Manik berkedip. Masih mencerna kejadian barusan.




Jaehyuk bahkan belum pindah dari sampingnya, memperhatikan Asahi dengan kebingungan.




"kau benar baik-baik saja?"



.
.
.




Asahi menghela napas.




Satu kali menyesal dan satu kalinya lagi memalukan diri sendiri.




Aaaaaaaah!




Asahi mengacak rambutnya dengan frustrasi. Dalam bisikan ia mengumpat diri sendiri.




Tapi kemudian ia dikejutkan dengan suara bel pintu apartemennya.




Tiga kali. Sampai mau tidak mau Asahi berjalan gontai menuju pintu, tidak lagi mengecek intercom dan langsung saja membukanya.





Hanya untuk dikejutkan dengan seseorang yang, hah gila, Asahi ingin hindari untuk dua atau tiga hari saja.





"loh? Asahi?"




"h-huh? J-Jaehyuk?"




Sengaja atau tidak sengaja, Jaehyuk kini di depannya, sedang memegang satu toples kue beras, tersenyum lebar ke arahnya.



Kebetulan atau tidak kebetulan, Jaehyuk menunjuk pintu unit yang hanya berjarak dua pintu dari milik Asahi.




"aku baru pindah ke sana,"





Gila.





Asahi sudah tidak tahu lagi apakah Tuhan sedang menjahilinya dengan waktu juga pertemuan-pertemuan aneh bersama pemuda bernama Yoon Jaehyuk ini.




Aneh.




Terlalu aneh.




Asahi rasa ia bisa gila.




"kapan-kapan kita bisa makan malam bersama," usul Jaehyuk setelah menyerahkan toples kue beras kepada Asahi yang masih mematung.




Jaehyuk masih dengan senyum yang sama, menatap Asahi tepat di mata.




"itupun kalau kau mau.." sambungnya lalu melambai pada Asahi, berjalan pergi untuk kembali ke unitnya.




Asahi masih membeku di tempat. Menatap pada toples isi kue beras, menatap Jaehyuk yang sudah menutup pintu.




Kakinya terayun mundur, menutup rapat unit miliknya.




Bruk.




Tubuh terduduk lemas dengan memeluk toples kue beras.




"wah, gila..." ucapnya pelan




Sial.



Kalau begini caranya, bagaimana Asahi bisa menghindar?



.
.
.



Lagi?




"Asahi, selamat pagi!"




Asahi menyesal menoleh panggilan namanya hanya untuk menemukan Jaehyuk yang sehabis olahraga itu berlari ke arahnya.




Asahi mengangguk sebagai balasan sapaan Jaehyuk, membuat Jaehyuk tersenyum lebar.





"mau ke mana?" tanya Jaehyuk kepada Asahi yang sedang memegang kunci mobilnya.





Pasalnya hari ini sabtu, bahkan Jaehyuk sendiri tidak pernah pergi keluar pada pukul 10 pagi kalau bukan untuk hal yang kelewat penting.




"uhh, supermarket.." jawab Asahi pelan, ingin cepat-cepat kabur dari Jaehyuk, sesegera mungkin.





"oh! Kebetulan!"





Manik Asahi menatap cepat tangan Jaehyuk yang menahan tangannya.




"aku boleh ikut?" tanya Jaehyuk dengan wajah polos tanpa bersalah.





Oi, yang benar saja???





strange time

tbd

[✔️] strange time ; jaesahiWhere stories live. Discover now