enam

4.4K 1K 29
                                    

strange time

enam: bingung


Asahi diam sedari tadi. Sejak Jaehyuk mengatakan hal yanh diluar pikirannya hingga saat mobil melaju cukup lambat ke apartemen.


Jaehyuk juga jadi diam. Melirik beberapa kali pada Asahi yang masih memandang lurus ke depan.


Hingga sampai di parkiran gedung apartemen, mengambil belanjaan masing-masing, sampai keluar dari lift pun Asahi masih diam.


"Ah!" Jaehyuk hampir lupa mengembalikan kunci mobil.


Dan Asahi hanya mengangguk menerima kunci dan masuk ke unit miliknya tanpa berkata apa-apa.


Jaehyuk menghela napas, menatap pintu nomor 202 yang tertutup rapat.


"hah, bukan begini.."

.
.
.


Hari-hari berikutnya terlewatkan begitu saja. Jaehyuk tidak lagi melihat Asahi, baik di lingkungan apartemen maupun di kafe.



Seakan-akan Asahi menghindar darinya. Apakah ia salah? Sungguh, Jaehyuk tidak tahu.




Jaehyuk menatap kosong pintu kafe. Membuat Hyunsuk yang sedari tadi memperhatikan bingung.




Yang lebih tua berjalan mendekat, menepuk pundak Jaehyuk yang melamun itu.


"ah, kau mengagetkanku, Hyung.." protes Jaehyuk dengan lesu.




"kenapa, huh? Seperti ditolak saja.." celetuk Hyunsuk asal, duduk di depan Jaehyuk yang kini menghela napas panjang.




"ah, ya.. Mungkin kata ditolak sangat pas untukku.."


Manik Hyunsuk mengedip. Dia tidak bermaksud untuk membuat Jaehyuk semakin lesu.



"hei, hei! Tidak mau menceritakan sesuatu denganku?"


Jaehyuk terlihat berpikir sebentar, lalu pada akhirnya kembali menghela napas dan menatap Hyunsuk yang penasaran.



"kau ingat aku pernah cerita tentang laki-laki yang kutemui di pameran beberapa tahun lalu?"



"pameran?"


"ya, pameran di Jepang.."


"oh! Iya! Aku ingat kau pernah bilang menyesal tidak mengajaknya kenalan,"


Jaehyuk terkekeh lalu kembali lesu, "ya.."


Hyunsuk mengedipkan mata, "jangan bilang..."


Jaehyuk mengangguk, "aku bertemu dengannya lagi.."


Hyunsuk menepuk meja, "jangan bilang kau tidak mengajaknya berkenalan lagi!?"


Jaehyuk menggeleng, membuat Hyunsuk kembali bingung.



Jaehyuk menghela napas. Masih bimbang apakah ia harus mengatakannya kepada Hyunsuk atau tidak.



Tapi.. Ia juga berpikir bahwa dengan menceritakan ini, setidaknya mungkin saja Hyunsuk bisa membantunya?



"dia Asahi.." ujar Jaehyuk pelan



Hyunsuk diam. Masih mencerna dengan baik kata-kata Jaehyuk.



Nama itu tentu saja tidak asing, tapi mendengar itu keluar dari bibir Jaehyuk dengan latar belakang pemuda yang selama ini dicarinya???




"kau bercanda?"



Jaehyuk menghela napas, "aku juga ingin ini adalah candaan," jujurnya


Hyunsuk menutup mulutnya, terkejut tak percaya.



"b-bagaimana bisa, kau kan belum bertemu Asahi??"


Jaehyuk kembali menghela napas, "saat aku menggantikan Yonghee, kebetulan dia datang ke kafe dan aku membuatkan pesanannya,"



Hyunsuk masih menganga tidak percaya.




"dan juga.." Jaehyuk menjeda kalimat, menghela napas panjang dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan di atas meja.




"dia salah satu mahasiswa yang kuajar, dan kami tinggal di lantai yang sama.."


Hyunsuk kali ini benar-benar tidak percaya dengan apa yang diceritakan Jaehyuk padanya.




Takdir Tuhan memang mengerikan.



"lalu, apa yang membuatmu lesu?"


Terdengar helaan napas Jaehyuk, dan Hyunsuk yakin sepupunya ini sangat kebingungan.



"a-aku, hah, aku hanya mengatakan bahwa selama ini aku mencarinya. Dan dia seperti menghilang, entah menghindariku atau bagaimana.."



Jaehyuk kembali mengangkat wajah, "aku bahkan belum mendapatkan jawaban apa dia benar-benar laki-laki yang kutemui hari itu,"



Hyunsuk menatap sepupunya itu dengan kasihan. Ia tepuk pucuk kepala yang lebih muda.



"aku tidak bisa menyarankan apapun, tapi bisa saja kau coba dekati dia terus menerus, siapa tahu dia akan luluh?"


Jaehyuk menggeleng, "aku tidak mau dia merasa tidak nyaman,"



Hyunsuk mengangguk, "tidak apa-apa, pelan-pelan saja.."




Jaehyuk mengangguk lalu kembali menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan sampai tak berapa lama suara bel pintu terdengar.



"oh, Asahi hyung! Menu biasa?" tanya Doyoung begitu menemukan sosok tidak asing masuk ke dalam kafe.



Hyunsuk dan Jaehyuk reflek menoleh, dan ternyata Asahi juga begitu menoleh pada mereka yang terkejut akan kehadirannya.




Asahi membungkuk sopan pada mereka, lalu menatap Doyoung, "eum, tolong ya.." ucapnya pada sang barista lalu berjalan ke arah meja tempat ia biasa duduk.




Jaehyuk menatap punggung pemuda Jepang itu dengan tatapan tidak percaya.





Tuhan memang senang bermain dengan takdir. Takdir pada waktu yang menurut Jaehyuk sangat aneh.





strange time

tbd



Jaehyuk bucin :) wbk

[✔️] strange time ; jaesahiWhere stories live. Discover now