delapan

4.5K 1K 75
                                    

strange time

delapan: uhh..

Suasana canggung dengan Jaehyuk yang berada sedikit di belakang Asahi.

Asahi menggenggam erat tas miliknya, mengedipkan mata beberapa kali, atau berdeham. Sedikit malu, oh, sebenarnya gugup sebab sekarang ia dan Jaehyuk berjalan hampir beriringan menuju apartemen.

Baik Jaehyuk dan Asahi mencoba melirik pemuda di samping masing-masing. Beberapa kali mengalihkan pandangan karena tanpa sengaja manik bertemu.

"uhh.." Jaehyuk bersuara pelan, membuat Asahi menoleh hanya dengan matanya saja.

"kau punya rencana makan malam?" tanya Jaehyuk lalu berdeham pelan di akhir kalimat.

"t-tidak, uhh mungkin memesan makanan cepat saji,"

Jaehyuk menoleh cepat, "jangan! Tidak sehat!"

Asahi mengangguk pelan lalu langkahnya terhenti saat Jaehyuk berhenti terlebih dahulu.


Tangan Jaehyuk mengusap tengkuknya sendiri, lalu dengan malu menatap manik Asahi yang bingung.


"uhh, mau makan malam di tempatku?"


"e-eh?"

"a-aku yang masak,"

"u-uhh.. b-baiklah.."

.
.
.


Dan......


Di sini Asahi sekarang. Duduk kaku pada sofa milik Jaehyuk setelah yang lebih tua menawarkan beberapa kue dan teh kepadanya.




Asahi diam-diam memandangi sekelilingnya.


Untuk apartemen yang baru dihuni, tempat ini cukup banyak pernik. Mungkin karena Jaehyuk adalah anak seni, beberapa ukiran juga lukisan terpajang rapi.


Omong-omong tentang lukisan. Asahi percaya lukisan yang menarik perhatiannya sedari tadi adalah milik yang lebih tua. Mengingat pemuda Yoon itu juga merupakan asisten dosennya, Asahi tidak meragukan mata dan pikirannya.



"Asahi--ah.. Oh, uhm, itu.."

"punyamu?" tanya Asahi, menoleh pada Jaehyuk dengan celemek dan daun bawang di tangan.


Jaehyuk tersenyum lalu menggeleng, "punya ayahku,"


Asahi sedikit terkejut juga kecewa karena tebakannya salah. Tapi ada yang menarik di sini, lukisan itu milik ayah Jaehyuk.


"Ayahmu juga pelukis? Wow, buah jauh tidak jauh dari pohonnya, hm?"


Jaehyuk terkekeh lalu memandangi lukisan itu dengan senyum tipis. Asahi lihat senyum itu dengan kebingungan.


"hadiah pertama dan terakhir dari ayah.." ucap Jaehyuk pelan lalu kembali menatap Asahi dan tersenyum

"mau membantuku memasak?" ajak Jaehyuk mengangkat tangannya, memperlihatkan daun bawang yang ia bawa.



Asahi tertegun. Memikirkan ucapan Jaehyuk sebelum mengajaknya. Lalu Asahi menunduk kaku.

"maaf," ucap Asahi pelan

Jaehyuk hanya terkekeh lalu berjalan mendekati Asahi dan menariknya pelan.


"kalau kau mau membantuku, aku maafkan.."

.
.
.

Kegiatan masak dan makan malam mereka begitu menyenangkan. Tapi, Asahi kembali termenung setelah ia sekali lagi ditinggalkan sendirian di ruang tengah.


Tentu saja pemuda Jepang itu kepikiran dengan ucapan Jaehyuk tentang ayahnya.


Asahi ingin bertanya, tapi apakah Jaehyuk mau menceritakan hal tersebut kepadanya?

"...sahi? Asahi!?"

Asahi terkejut cukup kuat, menoleh Jaehyuk dengan cepat. Jaehyuk memandangnya dengan bingung lalu menawarkannya teh.

"kenapa melamun?" tanya Jaehyuk dan mendudukan diri di samping Asahi.


Asahi tersenyum dan menggeleng, meminum pelan teh pemberian Jaehyuk.



"terima kasih sudah mengundangku makan malam," ucap Asahi tulus. Jujur saja ini adalah kali kedua ia diajak makan malam, tentu saja yang pertama adalah Mashiho.



Jaehyuk tersenyum, "tidak masalah. Kuharap kita akan sering melakukannya,"

"h-huh?"


Jaehyuk terkekeh menatap wajah memerah Asahi. Lalu ia kembali tersenyum, menatap manik Asahi yang bulat bersinar.



"katakan padaku Asahi.."


"t-tentang apa?"

Jaehyuk menyenderkan tubuhnya yang sedang miring menghadap Asahi itu, menatap yang lebih muda dengan lembut.



"apa yang ingin kau ketahui tentangku.." ucap Jaehyuk dan sukses kembali membuat wajah Asahi menghangat.


"m-maksudmu?"

Jaehyuk tersenyum. Tangannya terulur pelan, merapikan helai rambut Asahi yang sedikit berantakan.



"karena saat ini aku sangat sangat ingin menanyakan banyak hal kepadamu.." ujar Jaehyuk pelan lalu menaruh cangkir tehnya.


Asahi menelan ludah. Gugup. Ia menatap Jaehyuk dengna berani, menatap bola mata hitam yang tiba-tiba saja terlihat sedikit sedih.


"Jaehyuk.."


"ya?"


"kau mau menceritakan... uhh.. Ayahmu?"


Jaehyuk tersenyum, "sudah kuduga.."


"baiklah.. Kita mulai dari mana ya..."

strange time

tbd


HALOO!! HUEE TERNYATA HAMPIR SEBULAN AKU ENGGA UPDATE INI, MAAFKAN AKUU

aku sibuk kuliah gengs :') tugas everywhere everytime + mikirin propsal skripsi dan pls pls doain aku selesai tahun depan 😭😭

maafin juga ga bisa tepatin janji hiks

semoga aku bisa catch up dengan cerita lainnya huft!!

semangat untuk kitaaaa😍✨✨

[✔️] strange time ; jaesahiWhere stories live. Discover now