2 | The Open Audition

377 80 13
                                    

|

• T H E  O P E N  A U D I T I O N •
|

Kantor Alpaca Studio yang berada di Menara Falcon sudah dipadati antrian peserta yang akan melakukan audisi. Termasuk diantara orang-orang tersebut adalah Kelhani. Key datang dengan bermodal nekat ketika tahu dirinya lolos ke babak selanjutnya. Dua minggu berselang setelah Key mengirimkan resumenya, wanita itu mendapatkan balasan bahwa dirinya berhak mengikuti open audition sebagai langkah untuk seleksi selanjutnya yang dilaksanakan di kantor Alpaca Studio. 

Lapangan terbuka yang tadinya diperuntukan sebagai tempat parkir, menjadi sarana bagi para calon kandidat berbaris rapih. Terhitung sejak dua jam yang lalu barisan tersebut semakin bertambah. Yang berarti saingan Key juga semakin banyak. Wanita berkemeja putih dengan padanan rok rampel polos berwarna navy itu menggigiti bibirnya sambil menunggu gilirannya yang tinggal berselang dua orang lagi. 

Key sempat melihat beberapa peserta yang keluar dari tempat audisi dengan muka masam dan gerutuan pelan. Entah apa yang terjadi di dalam sana, namun nampaknya recruiter bersikap kurang menyenangkan ketika melakukan penolakan. Melihat hal tersebut semakin membuat Key gugup. Saat gilirannya masuk Key sempat berpapasan dengan seorang wanita yang terlihat sumringah dan mata berbinar, kelihatan sekali bahwa para recruiter menyukainya dan mungkin saja ia lolos.

"Huuuuh," Key menarik nafas dalam dan menghembuskannya, mencoba menenagkan diri dan bersiap memasuki ruangan.

"Next please!" teriakan seorang pria terdengar dan seorang kru Alpaca Studio membimbing Key masuk.

"Lewat sini mbak," seru kru tersebut.

Begitu masuk yang dapat Key lihat adalah tiga pasang mata tajam yang memandanginya tanpa berkedip. Jadi yang mana Marco Aswatama itu? Nampaknya pria dengan hoodie biru tua yang memandangnya dengan mata setengah tertutup dan bibir yang ditekuk. Dia duduk di antara seorang pria manis berwajah oriental yang sibuk membolak-balik kertas di hadapannya dan seorang wanita dengan rambut yang digulung ke atas menggunakan pulpen, meskipun make up-nya masih on point tapi ia terlihat sudah lelah dari caranya menopang dagu dengan tangan kanannya.  Bagaimana caranya agar Key bisa menaklukan hati para recruiter tersebut.

"Kelhani?" tanya pria berhoodie biru, matanya bolak-balik dari kertas yang dipegangnya dan wajah Key, seperti mecocokkan apa yang pernah Key tulis dengan perwujudannya.

"Ya."

"Just Kelhani?"

"Ya ... " Memangnya ada yang salah dengan namanya? "Saya biasa dipanggil Key."

"Hmmm," pria itu bergumam sambil menyenggol si pria oriental manis yang duduk di sampingnya.

"Oke Key," dan pria oriental tersebut pun akhirnya mengambil alih pembicaraan. Syukurlah, sepertinya dia lebih friendly ketimbang si pria berhoodie. "Perkenalkan, kami tim Alpaca Studio, Saya Marco, ini Asraar dan yang disebelahnya Calya."

What? Key kira Marco pria jutek yang duduk ditengah, nampaknya ia salah. Baguslah, Key tidak ingin recruiternya membawa aura negatif yang akan mempengaruhi audisinya kali ini.

"Key, langsung saja ya. Saya akan menjelaskan secara singkat tentang program yang sedang kamu ikuti ini. Jadi Alpaca Studio akan melaksanakan semacam reality show yang akan menjadikan kamu sebagai subject penelitian yang berhubungan langsung dengan your personal love experience. Jadi diprogram ini kamu akan diminta untuk jatuh cinta. Apa kamu bersedia?"

Key mengangguk, "Ya, saya bersedia."

"Jadi, sudah berapa lama kamu single Key?"

"Umm ... sekitar 10 atau 9 tahun."

The Science of Love [ON GOING]Where stories live. Discover now