8 | Asrama Mini

258 63 7
                                    

|

A S R A M A  M I N I •
|


Ada beberapa tahapan yang akan Key lalui untuk menjadi responden di acara The Science of Love. Tahap pertama yang akan dilaluinya adalah pre-production. Pada tahap ini Key dan 5 orang responden lainnya akan ditempatkan dalam satu rumah dan diawasi selama 24 jam melalui cctv. Tahap ini merupakan tahap persiapan dan tidak akan ditayangkan oleh Alpaca dimanapun. Tujuannya untuk membuat pasangan responden lebih mengenal satu sama lain dan cepat beradaptasi.

Berhubung Key datang terlambat karena menggantikan responden yang tiba-tiba saja keluar, jadi Key hanya akan menetap selama satu minggu di rumah tersebut sebelum tahap syuting dimulai.

Setiap responden memiliki satu pasangan yang nantinya akan menjadi pasangan tetapnya selama syuting nanti. Pasangan tersebut diharuskan untuk menjalin hubungan cinta yang serius selama proses syuting berlangsung. Bagaimana hasilnya nanti akan terlihat melalui bukti-bukti ilmiah yang dipaparkan oleh para ahli.

Pria yang dipilihkan Alpaca untuknya adalah seorang karyawan swasta ibu kota. Gayanya terlihat santai dengan rambut kilap yang tersisir rapih ke belakang. Badan atletik khas pria yang sering nge-gym dan struktur wajah menonjol terpahat di tubuh setinggi 180 senti itu. Lumayan manis karena kulit cokelatnya yang matang. Key suka, pilihan Alpaca tidak buruk.

"Hai," sapa pria dengan kaus oblong hitam dengan tulisan Thrashier di dada. Ia menyambut kedatangan Key dengan senyum hangat di wajahnya. "Ayo aku bantu." Dengan heroik dia mengangkat koper besar Key melalui anak tangga. "Kamu pasti Kelhani ya? Kenalin aku Gio. Calon pasangan kamu di reality show ini," ucapnya lagi ketika dia dan Key sampai di ruang tamu rumah itu.

"Ya, bisa panggil Key untuk singkatnya," Key menerima uluran tangan pria itu.

"So Key, aku akan kasih tour singkat tentang rumah ini," pria itu mengajak Key ke tengah-tengah ruangan. "Ini ruang tamu tempat biasa kami berkumpul untuk nonton TV atau sekadar ngobrol, anyway di tiap kamar gak tersedia TV, agar kita bisa banyak interaksi katanya."

Rumah yang didesain bertema industrial itu memiliki ruang tamu yang cukup luas. Sofa abu-abu besar di tempatkan di depan sebuah TV layar datar yang di lengkapi dengan perabot-perabot penunjang sound system lainnya. Cukup nyaman karena dari sini Key bisa melihat dapur yang menyembul dari balik TV, ruangan tersebut saling terhubung.

"Di sana dapur," seperti dugaan Key, "Kita diperbolehkan masak atau beli makanan di luar."

Peralatannya lengkap dengan kompor induksi listrik, kulkas dua pintu, dan kitchen set bermarmer putih abu-abu. Seandainya ini rumahnya, Key akan suka tinggal di sini.

Kembali lagi ke ruang tamu, terdapat pintu kaca di sebelah kanan yang menghubungkan dengan area terbuka hijau. "Dan ini taman untuk ngopi atau malam mingguan seru. Tahir dan Leta paling suka menghabiskan waktu sore hari mereka di sini," Gio menyebutkan nama pasangan responden lainnya.  "So, kalau sekitar jam empatan gitu biasanya tempat ini mereka bajak."

Key mengangguk, "Kamarnya dimana?"

"Ah hampir sampai," Gio menuntun Key ke arah tangga. "Kamar para pria di lantai bawah," Gio menunjuk pintu-pintu yang terdapat di lorong. "Kamarku yang sebelah kiri, punya jendela besar yang menghadap langsung ke taman belakang. Mau lihat sebentar?" tawar pria itu sambil tersenyum jahil.

The Science of Love [ON GOING]Where stories live. Discover now