6 | Seratus Juta Pertama

314 78 7
                                    

|
• S E R A T U S J U T A P E R T A M A •
|

"See? Apa gue bilang Rar, dia tuh potensial." Marco menodongkan layar ponselnya tepat ke depan wajah Asraar. Layarnya menampilkan halaman sosial media milik wanita bernama Kelhani.

Kalah telak, Asraar mendorong jauh-jauh ponsel tersebut. Hanya dalam waktu 3 bulan sejak mengunggah video pertamanya yang bertemakan fashion, nama Kelhani langsung trending dan banyak menimbulkan perbincangan masyarakat. Hingga kabar tersebut sampai di telinga Asraar dan tim. Habis sudah lelaki itu diejek oleh rekan-rekannya.

"Ya I didn't know, gue lupa pakai kacamata kali waktu itu. Lagian emang dia doang calon yang pernah kita tolak terus jadi terkenal?" Asraar melipat tangannya di dada, menampik tuduhan Marco.

"Iya emang dia doang!" rasanya ingin Marco memitas rekan kerjanya itu.

"Masa sih?" pura-pura tak percaya, Asraar membongkar tumpukan kertas resume para calon responden yang gagal seleksi.

"Ya lah Rar, gue juga mikir keputusan lo soal Kelhani ini agak gak make sense, gue udah ada feeling kita bakal nyesel. Eh ternyata bener. Nyesek banget lagi pas tahu followers-nya bisa gain sebanyak itu," gerutu Calya sama kesalnya dengan Marco.

"Tuh dengerin kata Mbak senior!"

"Ya, ya, ya, sorry Mbak senior dan tim lain yang gue rugikan atas ini, keputusan gue salah, terus kalian maunya gimana?" ucap Asraar.

"Ya rekrut dia," Marco berusara paling lantang. "Kita butuh pengganti Clarissa secepatnya."

Clarissa merupakan seorang responden wanita yang sudah lolos seleksi final. Satu dari tiga pemain wanita The Science of Love itu mengundurkan diri lantaran orang tuanya yang tiba-tiba sakit. Tim Alpaca mau tidak mau mengizinkannya sehingga harus mencari ulang sosok pengganti Clarissa tersebut.

"Sebagai seorang Alpacanian yang sudah mengabdi lama di sini, saran terbaik yang bisa gue berikan adalah lo kasih itu cewek penawaran terbombastis yang bisa kita kasih sampai dia tergiur dan mau sama kita," tuntut Calya.

"Maksud lo gue harus kasih dia bayaran tinggi buat project kita kali ini?"

Calya mengangguk. "Sampai detik ini saran yang gue kasih buat lo gak pernah bikin rugi kan Rar?"

"Dengan mempertarukan harga diri Alpaca?"

"Rar, merendah sedikit demi segenggam berlian gak masalah kan?" Marco mendekati kursinya seraya menjulurkan wajahnya mendekati Asraar. "Lagian kita kan udah terbiasa dengan itu." Kini pria itu tersenyum lebar tepat di depan wajah rekannya.

Sontak Asraar memanglingkang muka. "Iya, iya!"

Asraar menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Bukan pembenaran, tapi perkataan Calya memang fakta. Sejauh ini baik Calya, Marco maupun tim inti Aplaca lainnya tidak pernah membuatnya kehilangan sepeser pun, malah uang yang Asraar terima untuk Alpaca jauh lebih besar ketimbang perkiraannya. Mau tidak mau pria itu akan mengikuti permainan yang timnya tawarkan.

"Oke kalau memang itu saran terbaik dari kalian, akan gue laksanain."

Calya dan Marco saling tatap dan tersenyum mengejek, seakan sudah tahu hal ini akan terjadi.

***

Dan di sini lah Kelhani sekarang. Ruang tunggu khusus yang Alpaca sediakan untuk dirinya. Jujur, Key berdebar setengah mati ketika melangkah mendatangi gedung kantor Alpaca. Sosok Key yang belum seterkenal sekarang mungkin bisa pingsan ketika menandatangani kontrak seratus juta rupiahnya, dan sosok inilah yang hadir dibenak Key saat ini. Key sangat menginginkan berada dalam reality show itu, meskipun ia pernah ditolak sebelumnya. Rasanya seperti kerja keras yang dilakukan selama ini membuahkan hasil.

The Science of Love [ON GOING]Where stories live. Discover now