Chapter 18 - Nemenin latihan dan Mantan

1.8K 139 3
                                    

'Iya halo?' Rania mengangkat panggilan telepon dengan suara sengau khas bangun tidur, sambil sesekali menguap.

'Nanti saya jemput ke rumah, temenin saya latihan,' Rania langsung bergegas duduk begitu mendengar suara Rian.

'KENAPA NGGAK BILANG DARI SEMALEM SIH MAS?!' ucap Rania panik.

'Saya jemput jam 6, kamu jangan lupa solat subuh,'

Rian memutuskan sambungan telepon mereka berdua, Rania bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya agar setelah itu bisa langsung shalat subuh.

Rania yang sedang memakan kripik kentang favoritnya dikejutkan oleh klakson dari luar rumahnya, pertanda Rian sudah datang.

Rania didahulukan oleh Ayahnya yang tiba-tiba sudah membuka pintu rumahnya bahkan sebelum Rian mengetuk pintu tersebut.

"Eh pak, assalamualaikum," Rian menyalimi tangan ayah.

"Waalaikumsalam nak Rian, ada apa nih pagi-pagi kesini?" tanya ayahnya.

"Mau ngajak Rania jalan," ucap Rania yang muncul dari belakang ayahnya sembari melemparkan senyum manis pada Rian.

"Kirain kangen sama calon mertua," ucap Ayahnya.

"Idih, ayah apaansih, masuk lagi sana, keburu telat ngantor nanti!" ucap Rania mendorong ayahnya untuk kembali masuk ke dalam rumah.

"Ayok mas," Rian diseret menuju mobil miliknya oleh Rania.

"Mas Rian udah sarapan?" tanya Rania sambil mengoleskan sunscreen di wajahnya.

"Belum, nanti saya cari sarapan sendiri aja pas selesai latihan," balas Rian.

"Emang latihan mulai jam berapa?" tanya Rania.

"Jam 8,"

Rania dan Rian sudah duduk di pinggir jalan sambil menunggu bubur pesanannya.

"Mas Rian, kata Fajar, mas Rian tuh nggak suka sama orang cerewet," kata Rania.

"Makan," Rian memilih tak menanggapi celotehan Rania.

"Ran?"

Rania sudah terlanjur tersedak dengan teh hangat yang sedang diminumnya, Rian langsung refleks menepuk-nepuk belakang lehernya pelan.

"Pelan-pelan Rania," ucap Rian lembut.

"Mas, itu yang nyapa mantan Rania yang rada psiko, kalo Rania ngomong mas setujuin aja ya," ucap Rania pelan.

"Iya Fi," Rania akhirnya membalas sapaan dari Alfi, mantan pacarnya.

"Sama siapa Ran kesini?" tanya Alfi, membuat Rania melirik Rian yang berada di sebelahnya.

"Oh, kamu udah punya pacar lagi Ran, yang sebelumnya soalnya nyelingkuhin kamu ya?" ucapnya lancang.

"Nggak bakal ada orang yang memperlakukan kamu sebaik aku Ran," ucap Alfi dengan senyuman angkuh.

"Saya calon suaminya, jadi tolong mas jaga bicara mas tentang calon istri saya," saut Rian membuat Rania menoleh syok.

"Mas," Rania mencoba menahan bahu Rian.

"Kamu pakai susuk model apa sih Ran? Sampai sebegitu banyaknya kamu dekat sama cowok-cowok," ucap Alfi mengundang perkelahian antar ke keduanya.

"Atau kamu memang murahan aja, semua cowok kamu perbolehkan untuk mendekatimu?"

"Aliya bahkan nggak jadi menikah gara-gara cowoknya mendekatimu," Rania benar-benar mau memukul wajah Alfi, namun mati-matian ia tahan.

"SUDAH SAYA PERINTAHKAN UNTUK JAGA BICARAMU!" Rania menarik tangan Rian sekuat tenaga sesaat sebelum Rian meninju wajah Alfi.

𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕Where stories live. Discover now