Chapter 24 - Ditinggal dan Memanfaatkan

1.6K 126 0
                                    

Rania meraba bawah bantal miliknya sembari mencari ponselnya yang bergetar kencang tak karuan, Rania mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat nama.

'Assalamualaikum, iya halo?'

'Ran, kamu suka hewan apa?' Rania yang masih setengah sadar tak menyadari suara orang yang menghubunginya adalah Rian.

'Penyu, Koala, Gajah, Lumba-lumba, Kucing, Singa,' Rania menjawab pertanyaan tersebut dengan asal, apapun yang ia pikirkan saat itu sontak keluar dari mulutnya.

'Banyak banget,'

'Ini siapa sih,' Rania yang malas membuka matanya memilih bertanya.

'Rian,'

'MAS RIAN, INI JAM 2 MALAM DISINI!!! RANIA NGANTUK'

TUT

Rania memutus sambungan telponnya, ingatkan Rania untuk memarahi Rian yang dengan tidak tahu dirinya menelfon pukul dua pagi.

Selama dua minggu ditinggal Rian yang suka mengunjunginya tiba-tiba, setiap pagi Rania mengisi waktunya untuk membantu Ibu Juah latihan berjalan selama setengah jam, setelah itu ia membuatkan sarapan untuk semua orang dirumahnya.

Rania pulang dari Asiette sekitar pukul empat sore, ia masih harus membantu ibu Juah belajar berjalan hingga pukul lima. Rania adalah wanita yang benar-benar mampu memanfaatkan waktu yang ada. Rumah sederhana Abah Musa dan Ibu Juah juga sudah berhasil ia beli, tetapi Rania menunggu untuk memberitahukan hal tersebut begitu Ibu Juah dapat kembali berjalan.

Masalah Alfi, Rania sempat mengunjungi Alfi yang mendekam di penjara setelah tiga hari dirinya keluar dari rumah sakit, polisi bilang Alfi perlu bimbingan untuk psikologinya yang sedikit terganggu, dan Rania akhirnya setuju untuk mencabut tuntutannya atas Alfi dan lebih memilih untuk membuat Alfi mendapatkan bimbingan yang layak daripada di penjara.

Mulanya semua keluarganya menentang keras pilihannya, tapi Rania berkali-kali meyakinkan bahwa Alfi bisa berubah jika penanganannya tepat, Alfi lebih pantas mendapatkan bimbingan daripada di kurung di sel yang akhirnya disetujui pasrah oleh kedua orang tuanya.

Hari ini tanggal merah, semua orang sedang duduk di karpet dan sofa ruang keluarga, tak terkecuali Abah Musa dan Ibu Juah yang serius menonton pertandingan Rian yang ditayangkan di televisi.

"YAAAAAHHHHH" teriak ayah heboh saat servis mas Rian error.

"Ayo mas Rian, mainnya bola-bola pendek, dia kayaknya gak waspada tuh!" protes Ayah.

"Nak Rian ganteng banget ya Ran kalo lagi serius gitu?" ucap sang bunda.

"Bunda, itu punya Rania, jangan di embat dong," balas Rania sambil mengunyah keripik kentangnya.

"AYO! AYO NAK RIAN, SMASH LAGI" teriak ibu Juah gemas.

Rania diam-diam memvideokan momen keluarganya yang heboh sendiri melihat pertandingan Rian, sialnya Rania benar-benar tidak mengerti apa yang Rian lakukan, ia malah memilih untuk membaca buku resep miliknya.

Rian dan Fajar dikalahkan oleh pasangan ganda putra dari Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 21-12, 20-22, 19-21 setelah melalui rubber game yang cukup sulit, hal itu membuat langkah mereka terhenti dan tidak bisa melanjutkan untuk ke final, Indonesia hanya punya satu wakil yang tersisa, Ko Hendra, dan Babah Ahsan.

"Nggak papa ya nak Rian, mainnya udah keren kok," ucap bunda sambil tersenyum.

"Keren banget ya Rian, Ran," tanya ayahnya yang ia jawab deheman panjang.

Rania dan tim dari Asiette mendapatkan undangan untuk memasak di salah satu stasiun televisi, berkompetisi dengan chef dari restoran lain.

Rania awalnya tak menyetujuinya karena restorannya sedang sibuk-sibuknya hari ini, tapi berkat masukan dari para pegawainya, acara tersebut dapat digunakan sebagai ajang promosi untuk membuat nama Asiette makin melejit, Rania akhirnya setuju.

Rania, dan kedua sous chefnya berjejer rapi sambil menunggu kotak bahan makanan dibuka, jantungnya tak karuan, jujur saja Rania tak suka berkompetisi, Rania lebih menyukai hidup tenang dan damai, tak mengusik dan tak terusik.

"Ya, di depan kalian ada lobster tail, waktu kalian 60 menit untuk main course,"

Rania kemudian dengan tenang membuat fresh pasta dengan adonan tepung dan kuning telur, sedangkan sous chefnya menyiapkan rebusan air panas dengan minyak dan campuran garam.

"Itu marinate lobsternya dulu! Lelehin salted butter, tambahin lemon juice, paprika powder, garlic powder, thyme, sama lada putih, tambahin dikit garamnya juga nggak apa-apa!!"

Rania memasukan fresh pastanya pada rebusan air, kemudian mengambil alih untuk mengrill lobster tersebut kemudian membastingnya.

"Ini gantian, mbak mau masak carbonara,"

Rania kemudian menyusun pastanya dengan rapi di piring saji, lalu meletakkan lobster yang sudah ia basting berkali-kali dengan butter disampingnya, untuk sentuhan terakhir, Rania menaburkan chop parsley dan sedikit chilli flakes diatasnya.

Rania memencet belnya terlebih dahulu, menandakan bahwa masakannya telah selesai dibuat.

Ketua dua tim tersebut menyajikan makanannya di hadapan para komentator, kemudian menjelaskan tentang menu yang mereka masak untuk juri.

"Iya, jadi saya memilih pasta sebagai pendamping lobster tail selain karena fresh pasta nggak makan banyak waktu rasanya juga akan selalu tasty, pastanya saya masak carbonara, lalu untuk lobster tail, saya pilih buat di grilled sama lemon butter sauce," terang Rania.

"Kalo saya, saya memilih untuk menjadikan daging lobster untuk diolah menjadi semacam dimsum dengan kulit yang kita buat langsung," jelas lawannya.

"Oke juri, silahkan dicoba,"

"Chef Rania, saya suka platting kamu, cantik banget kaya buat fine dining tapi dengan porsi yang wajar, selain itu pastanya enak banget, aldente, tastenya okay, dan lemon butter saucenya! Wangi butternya bener-bener kerasa banget, dan lemonnya ngasih hint asam dan sedikit pait yang menarik, good job" ucapnya.

"Terimakasih," Rania kemudian mundur.

"Saya suka ide kamu, buat lobster jadi isian  dimsum itu interesting banget, tapi lobsternya jadi gak kerasa lobster, dia lebih mirip udang karena bentuknya udah nggak selegit lobster, untuk rasa, sedikit keasinan kalo buat dicampur sausnya, tapi bentuk dimsumnya cantik, presentasi keren,"

"Oke makasih Chef,"

Di babak kedua, tim Rania kedapatan mengolah kopi sebagai bahan baku utama untuk dessert, Rania yang langsung kepikiran dengan coffee mousse cheesecake yang sering ia makan saat kuliah di Prancis langsung menghancurkan biskuit jadi kedalam food processor.

"Itu di layer pertama isinya cheesecake, untuk layer kedua saya minta cheesecake nya digabung sama kopi dan sedikit coklat, terkahir kocok whipping cream,"

Rania meratakan remahan biskuit yang sudah ia tambahkan butter dan sedikit gula halus ke cetakan, lalu kemudian meratakan cheesecake berwarna krem diatasnya dengan spatula, lalu ia memasukannya ke frezeer selama 15 menit, lalu melanjutkan untuk menaruh lapisan cheesecake dengan campuran kopi dan coklat bubuk, kemudian ia menaruh kuenya kembali ke frezeer selama 30 menit.

Rania berhasil membawa hadiah sebesar 50 juta setelah memenangkan kompetisi masak tersebut, belum lagi promosi gratis yang ia dapatkan untuk Asiett, benar-benar mampu membuat harinya secerah ini.

𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang