Chapter 30 - Rania masuk RS.

1.7K 130 2
                                    

Mau tahu yang mengejutkan? Keluarga Rania dan Rian akhirnya memutuskan untuk menggelar pernikahan mereka selang 3 bulan sejak lamaran tersebut.

Jujur saja, Rania awalnya tak menyetujui hal tersebut karena menurutnya mereka terlalu cepat untuk melakukan hal tersebut, tapi setelah perdebatan yang cukup alot, Rania akhirnya mengerti maksud Rian yang sebenarnya.

Rian memang punya jadwal turnamen paling kosong di empat bulan kedepan, dan menurutnya perencanaan waktu tersebut adalah hal yang benar.

Lain dengan Rania yang makin sibuk karena sedang menyiapkan Asiette cabang kedua di daerah Bandung, belum lagi panggilan untuk menghadiri beberapa acara televisi.

Rian menjadi lebih sering mengunjunginya, entah di Asiette atau di rumah, Rania juga beberapa kali menyambangi pelatnas Cipayung jika waktunya lenggang.

"Mbak, yakin nggak papa? Istirahat dulu aja mbak, mbak pucat banget," seru Akmal pada Rania yang sedang memotong paprika.

"Nggak kok mal mbak nggak apa-apa, emang pucat karena nggak pake makeup kali," ucap Rania memberi alasan.

Rania terus saja membohongi dirinya sendiri, suhu tubuhnya yang panasnya makin menjadi dan menguar lewat tubuhnya pasti bisa dirasakan oleh orang-orang, terlebih saat ini isi perutnya seperti diaduk-aduk tidak karuan karena sedang bulanan.

"Mbak Ran, mas Rian nyamperin tuh," ucap Joy yang masuk ke dapur.

"Iya nanti mbak kesana," jawab Rania yang diangguki Joy.

Rania berjalan gontai menuju meja Rian yang dipenuhi beberapa penggemar yang berusaha berfoto dan meminta tanda tangan miliknya.

"Mas," sapa Rania membuat para penggemar Rian seketika diam dan berhenti menganggu Rian.

"Ran, kamu kenapa?" tanya Rian panik.

"Nggak apa-apa mas, emang kenapa?" Rania malah balik bertanya.

"Yaudah ayo, mau nyari cincin kan?" tanya Rania.

Hari ini memang Rian sedang latihan setengah hari dan akhirnya memutuskan untuk menyicil keperluan pernikahan mereka tiga bulan kedepan.

"Kamu serius nggak papa?" tanya Rian khawatir.

"Nggak apa-apa mas Rian, Rania ganti baju dulu ya, sebentar," ucap Rania yang diangguki oleh Rian.

Rania telah mengganti bajunya dengan bomber jacket merah dan skinny jeans, lalu menghampiri Rian.

"Ayo,"

Rania dan Rian sedang berdiri di dalam toko perhiasan yang berada di salah satu mall di Jakarta, Rania yang jalannya mulai gemetar akhirnya memutuskan untuk mengalah dan menggandeng Rian.

Sedangkan Rian, ini pertama kalinya ada wanita yang menggandengnya erat, membuat jantung Rian berdegup tak karuan karena tangannya dan suhu tubuhnya yang hangat.

"Kamu mau yang kaya gimana Ran? Saya ngikutin kamu aja," ucap Rian.

"Kalo yang ada hurufnya, mas Rian mau nggak? Kan huruf nama kita sama," ucap Rania serak.

"Boleh, tapi sekalian kalung juga ya Ran, saya juga mau pake kalung soalnya," ucap Rian malu-malu.

"Mas Rian gemas," tawa Rania.

Pilihan Rania jatuh kepada cincin emas 14 karat dan kalung dengan berlian biru berwarna silver.

Pilihan Rania jatuh kepada cincin emas 14 karat dan kalung dengan berlian biru berwarna silver

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕Where stories live. Discover now