File 4: Gadis yang Hilang

137 22 0
                                    

Retna merasa sangat lelah pagi ini. Selain karena pulang malam kemarin, ia juga tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pikirannya dipenuhi oleh pengalaman aneh yang baru saja ia alami, juga misteri yang akan ia hadapi.

Selain itu, ia juga masih terngiang dengan perkataan Raka saat menemukan sebungkus heroin di jalanan.

" Lawan kita tidak main-main. Mereka adalah bandar narkoba !"

Begitulah yang dikatakan si pemuda berkacamata saat itu.

" Sebenarnya, kasus apa yang sedang mereka hadapi? Mungkinkah berbahaya sampai harus berurusan dengan sindikat narkotika?" pikirnya

Seharusnya mereka membahasnya lebih jauh kemarin. Namun karena sudah larut malam, akhirnya nggak jadi.

" Duh, aku lelah sekali"

Dengan mata sayup-sayup dan mulut yang menguap, ia memasuki kelas.

"Selamat pagi" sapa Wina dengan senyum manisnya yang khas.

" Wina, kau sudah datang?" tanya Retna agak terkejut. " Sejak kapan?"

" Kira-kira setengah jam yang lalu"

" Pagi sekali. Sekarang baru pukul setengah tujuh. Kamu nggak istirahat?"

" Aku sudah tidur kok. Namun cuma tiga jam. Setelah itu mandi dan bersiap-siap, terus berangkat jam setengah enam"

" Luar biasa !"

" Ah, biasa saja" katanya sambil tersipu malu.

" Jangan lupa datang ke ruangan ya setelah pulang sekolah"

" Siap" kata Retna dengan sikap hormat yang dibuat-buat.

Gadis itu pergi ke tempat duduknya. Ia melirik kursi di sebelahnya yang masih kosong. Seketika tatapannya berubah penuh kesedihan.

" Dia nggak datang juga ya" gumamnya sendu.

Namun ia mencoba menyemangati diri. Dia percaya alasan Willy tidak masuk sekolah bukan karena dirinya. Mungkin saja pemuda itu sedang sakit atau punya kegiatan lain diluar sekolah.

" Ya, pasti seperti itu" pikir Retna.

Ternyata hari ini hanya ada dua mata pelajaran yang harus diikuti, karena beberapa guru sedang mengikuti pelatihan di Ubud. Alhasil, waktu pulang pun jadi lebih awal.

Belum selesai Retna merapikan tasnya, ia sudah ditunggui oleh Wina. Wajar, Retna merupakan salah satu saksi kunci kejadian kemarin malam. Wina harus memastikan agar ia datang ke ruangan rahasia demi kelancaran penyelidikan.

Tak lama kemudian, mereka sudah jalan berdua menuju gudang tua di belakang sekolah. Walaupun hari masih siang, ternyata tidak ada murid lain yang berkeliaran di areal itu.

Kedua gadis itu membuka pintu gudang yang terbuat dari besi. Ketika masuk, mereka disambut oleh barang-barang bekas yang menghalangi jalan. Retna dan Wina pun harus melewati kumpulan rongsokan itu, sebelum akhirnya sampai di hadapan sebuah pintu kecil.

Dibalik pintu tersebut, sebuah tangga menurun menyambut mereka. Menyusuri satu persatu anak tangga, Retna dan Wina pun tiba di ruangan rahasia.

Mereka langsung dihampiri oleh Raka, yang sudah menunggu selama 15 menit.

" Syukurlah kalian sudah datang" katanya sambil bernafas lega.

" Aku sudah mengedit video yang diberikan Retna kemarin. Semuanya sudah diatur sedemikian rupa, sehingga gambarnya menjadi jernih. Sekarang, kita bisa melihat aktivitas mereka dengan jelas"

" Bagus sekali. Lalu, apa yang terjadi?" tanya Wina dengan antusias.

" Kau pasti tidak percaya ini. Aku akan perlihatkan videonya!"

Raka mengambil komputer tablet miliknya, lalu memutar video dihadapan kedua gadis itu. Ternyata benar, setelah diedit gambar yang ditampilkan terlihat jelas.

" Aku akan memperbesar gambar si sandera. Tinggal pindai wajahnya, dan inilah hasilnya"

Layar komputer raksasa menampilkan informasi pribadi sandera, lengkap dengan foto, biodata, dan latar belakangnya. Seluruh informasi itu didapatkan dalam waktu kurang dari lima detik.

" Benar. Ini dia orangnya" seru Wina. " Ya tuhan ! Jadi selama ini dia ada disana?"

"Maaf, apakah ada yang bisa menjelaskannya kepadaku?" tanya Retna. Entah kenapa ia selalu menjadi orang yang paling kebingungan di ruangan itu.

" Namanya Rachelle Tenaya. Usia 16 tahun, siswi kelas dua di sekolah kita" terang Wina. Tangannya menunjuk ke arah layar komputer.

" Selama satu setengah bulan, ia tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas"

" Di sekolah kita, setiap murid yang tidak masuk tanpa izin lebih dari empat kali akan terancam dikeluarkan"

"Wali kelasnya sudah memberikan surat peringatan dan mendatangi rumahnya. Namun, ibunya mengatakan bahwa putrinya selalu pergi ke sekolah setiap pagi"

" Beberapa hari kemudian, salah satu teman sekelasnya mengaku melihat Rachelle sedang berada di sekitar pantai Sanur.  Menurutnya, saat itu sudah jam tujuh pagi, tepat ketika ia dalam perjalanan ke sekolah"

" Setengah jam sebelum sekolah dimulai" kata Retna.

" Tepat sekali" kata Raka.

" Sekilas, gadis itu terlihat bersama seorang pria yang memakai topi dan kacamata hitam. Karena penampilannya, wajahnya tidak begitu jelas terlihat. Jadi ia tidak mengenal siapa orang itu"

" Kami pun melacak keberadaannya lewat Supercomputer. Caranya, mencocokkan ciri-ciri fisik pria tersebut dengan video CCTV di seluruh Bali. Nah, ini dia datanya"

Sejumlah video CCTV pun bermunculan memenuhi layar. Ada sekitar seratus video yang berhasil dikumpulkan oleh komputer.

Semuanya menampilkan sosok pelaku, namun penampilannya tertutup oleh kacamata dan topi hitam. Tampaknya, si pelaku sangat merahasiakan identitasnya.

"Kau bisa perhatikan video-video itu? Apa yang kau bisa simpulkan darinya?"

Retna mengamati ratusan video itu dengan teliti. Pada setiap video, terdapat informasi mengenai waktu dan tempat ketika gambar diambil.

" Wilayahnya !" seru Retna. " Video-video ini kebanyakan diambil di wilayah Denpasar Timur dan Gianyar"

" Betul " kata Wina sambil mengacungkan jempol.

" Untuk memecahkan kasus kriminal, kita harus memahami pola kejahatan yang dilakukan pelaku. Termasuk mengetahui pergerakan mereka" tambah Raka.

" Semua video ini kebanyakan diambil dari CCTV yang dipasang di daerah Denpasar Timur dan Gianyar"

" Lewat video-video itu, kita bisa simpulkan bahwa aktivitas pelaku terpusat di wilayah timur kota ini. Bahkan besar kemungkinan ia tinggal di sekitar sana. Entah di Sanur, Kreneng, atau Kesiman"

" Ugh, Kesiman ya?" ucap Retna dengan tubuh gemetar. Wajar saja karena ia tinggal di daerah itu. Ada penjahat yang berkeliaran di lingkungan rumahnya, siapa yang tidak takut?

Wina memutar otaknya dan terdiam sejenak,  sebelum ide itu muncul di kepalanya

- bersambung -

Highschool SOS (Indonesian)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें