x | sin 30° . 3x = 117 ● kebenaran

4.3K 505 14
                                    

Twilight Sky

Jika suka ungkapkan, jika cinta utarakan
Jangan disembunyikan, jangan dipendam
Jangan sampai api kecemburuan membutakan segalanya.

♡♡♡

Happy Reading ❤

Semuanya hening saat mendengar ajakan Aura untuk pergi melihat Fani. Memang benar, Risa akan mengajak Aura melihat Fani. Namun, tidak sekarang. Menunggu keadaan Aura membaik,Aura baru saja sadar. Mana mungkin langsung melihat Fani, bisa saja Aura akan pingsan lagi.

"AYO!" teriak Aura lalu mencabut jarum infus yang berada di punggung tangannya.

Saat kakinya hendak turun dari brangkar, Risa menahannya. Aura menatap Risa dengan sangat tajam. Aura adalah tipe cewe kalo ada kemauan harus segera dikabulkan. Ucapannya tajam ketika marah. Semua tau itu.

"MINGGIR," ucap Aura dingin tapi penuh dengan penekanan.

"Nanti dulu ke Fani-nya," jawab Risa.

"Gue mau ketemu sekarang!"

"Lo mau ketemu sekarang atau nanti tetap saja ya lo liat adalah mayat!" ucap Risa tegas. Bukan Risa tega mengucapka itu, tapi itu memang benar adanya.

"Setidaknya, gue punya waktu lama untuk melihat Fani!"

Perdebatan antara dua sahabat yang sama sama memiliki ego yang tinggi, sama sama keras.

"Sebelum lo liat Fani, mending lo baca ini!" Perintah Risa sambil meletakkan surat ke telapak tangan Aura.

"Apaan?!"

"Itu surat yang ditulis oleh Fani. Surat itu ditemuin oleh om Andro dimeja kamar Fani."

Aura mulai membuka surat itu. Terlihat jelas bahwa itu tulisan tangan Fani. Aura sudah hafal dengan tulisan Fani yang sangat rapi dan hurufnya kecil kecil.

Matanya mulai membaca kata demi kata yang telah tertuliskan diatas kertas putih itu. Ia mulai membaca kata demi kata yang hanya bisa Ia dengar. Aura membacanya dalam hati.

Untukmu Aura sahabat ku

Tiada kata lain yang mampu Aku tuliskan kecuali kata maaf.
Mungkin jika ada kata selain maaf akan ku tulis diatas kertas ini.
Jika Aku bisa membeli semua kata maaf akan Aku beli.
Namun sayangnya, sebanyak apapun kata maaf dari ku untuk mu tetap saja tak akan bisa memaafkan kesalahanku terhadap dirimu yang selama ini tulus bersahabat dengan ku.

Paragraf pertama sudah Aura baca , namun Aura belum paham apa maksud surat yang Fani tulis. Ia pun melanjutkan membaca surat itu.

Aku tidak tau setan jenis apa yang merasuki tubuh ku hingga Aku berani melakukan hal itu.
Jika waktu bisa diputar kembali, Aku takkan melakukannya.
Jangankan melakukan, memikirkannya saja Aku tak akan sudi.
Aku sahabat terburuk
Aku manusia terbodoh
Aku manusia licik yang takut mengakui kesalahanku sendiri.

Paragraf kedua semakin membuatnya bingung. Ia terus melanjutkannya.

Aku memiliki rasa yang terpendam pada Akhza.
Siapa yang tidak memiliki rasa itu pada Akhza?
Aku yakin semuanya memiliki rasa yang sama. Bedanya mereka masih bisa mengendalikan rasa itu. Namun, tidak denganku.

Paragraf ketiga belum selesai Ia baca namun Ia sudah merasa terkejut dengan apa yang ditulis Fani.

Aku menyukai bahkan mencintai Akhza dalam diam, telah lama Aku menyimpan rasa ini.
Ada rasa iri dalam diriku saat mengetahui sebuah fakta bahwa Akhza telah menjadi milikmu.
Sangat sakit hatiku saat melihat Akhza memberikan perhatiannya untukmu.
Aku iri denganmu. Mengapa saat kau tak mencintai Akhza saat itu, namun Akhza menjadikanmu miliknya.
Ini memang salah ku. Disini Aku yang bersalah. Aku menaruh rasa itu dalam diam. Aku pengecut yang tak berani mengakui perasaanku sendiri.

Aura mulai merasa dadanya sesak saat membaca itu. Bagaimana bisa dirinya dan Fani mencintai orang yang sama? Mengapa dirinya tak mengetahui itu? Jikalau dirinya tau, Ia tak akan membiarkan hatinya mencintai Akhza.

Hingga hari kemarin, Aku meracunimu lewat makananmu yang kau makan saat istirahat. Untung saja Tuhan masih berpihak denganmu. Tuhan masih menyayangimu, Tuhan menyelamatkanmu dari racun itu.

Aura menutup mulutnya, Ia terkejut. Ini sungguh gila. Bagaimana bisa, Fani melakukan ini? Mengapa Fani tega melakukannya? Aura terus membaca surat itu, tak sadar Aura telah meneteskan airmata. Ia kesal. Ia kecewa.

Ada seseoarang yang mengetahui kejadian ini. Ia menerorku setiap malam. Aku ketakutan. Orang itu memerintahku untuk mengakui kesalahanku, namun tak ada keberanian dalam diriku.
Hingga Aku menulis surat ini untukmu sebagai pengakuanku. Mengapa Aku menulis surat ini? Karena Aku tak akan mampu mengakui kesalahanku lewat kata kata. Aku tak akan mampu menatap wajahmu terutama matamu.
Kata terakhir dari ku untukmu.
Maaf maaf dan maaf. Terimakasih telah menjadi sahabat ku. Ku harap kau mau memaafkanku. Terimakasih telah membaca. Mungkin saat kau baca ini, Aku telah pergi dari dunia ini.

Salam sayang Fani untukmu.

Aura menangis dengan airmata yang mengalir deras dari pelopak matanya. Risa memeluk Aura erat. Risa tak tau isi dari surat itu.

Aura memberikan surat itu dan membiarkan Risa membacanya. Risa juga berhak tau tentang ini. Bukannya sahabat harus saling terbuka ?

Risa mulai membaca. Tangannya mulai bergetar saat memegang surat itu. Tetes demi tetes telah menetes dari matanya. Setelah selesai membaca, Ia kembali memeluk Aura. Risa juga terkejut akan hal ini. Risa menyimpulkan bahwa Fani bunuh diri karena takut mengakui kesalahannya sendiri.

Arjuna dan Rama yang tak tau apa apa akhirnya menghampiri mereka. Dan Arjuna mengambil surat itu dari tangan Risa. Arjuna dan Rama mulai membaca surat itu berdua. So sweet? Tidak sama sekali. Ini bukan surat dari pacar. Bukan juga surat yang berisi puisi.

"SHIT," umpat Arjuna setelah membaca surat itu.

"Gue ga nyangka Fani tega seperti ini," ucap Rama.

" Cinta membutakannya. Cinta membuatnya bodoh. Tapi bukan salah cinta. Namun salah Fani yang salah mengendalikan rasa cinta," jelas Risa.

"Fani beneran meninggal?" tanya Aura yang masih belum percaya.

"Iya," jawab Risa.

"Kenapa bisa terjadi?meninggal karena apa? "

"Ga semua hal bisa lo tanyakan kenapa dan tidak semua hal akan ada jawabannya. Ada saatnya harus menerimanya saja, tanpa bertanya kenapa, mengapa,karena apa atau salah siapa!" tegas Risa.

Aura hanya menunduk setelah mendengar ucapan Risa yang benar adanya. Aura berpikir ini sudah takdir untuk Fani. Dan waktunya untuk Fani kembali ke sang pencipta.

























See you next part

TWILIGHT SKY (END)Where stories live. Discover now