EXTRA PART

7.6K 663 147
                                    

Satu bulan ga ngetik cerita. Rindu ngetik dan komentar kalian♡
Oleh karena itu, Aku ngetik extra part ini:)
Kalo mau baca sambil dengerin musik dari Aku ya :)
 
Mulmed :
●Ajariku  - Aaliyah Massaid
●Hal hebat - Govinda
●Kekasih Impian - Ashira Zamit

Twilight Sky

Ada yang tak biasa dengan kehilangan, namun dipaksa melupakan dan mengikhlaskan

♡♡♡

Happy Reading ❤

Langit sedang tidak cerah. Awan mendung menggantung di langit sana. Pertanda hujan akan segera tiba. Daun sudah terombang-ambing bersiap untuk dijatuhkan oleh sang angin. Angin berhembus sangat kencang, hingga dinginnya sangat terasa.

Hati Aura juga sama dengan cuaca. Sedang mendung. Jika awan mendung pertanda akan hujan. Lalu, apakah hati Aura mendung juga akan ada hujan? Hujan itu berupa air. Apakah hujan di hati Aura berupa air mata? Belum cukupkah Air mata yang sudah ia teteskan?

Aura menatap langit, sesekali tatapannya jatuh pada air danau yang tenang. Ya, Aura berada di danau. Untuk ke empat kalinya Ia ke danau. Bukan tanpa alasan Ia datang, Ia hanya ingin mengenang Akhza. Ya Akhza. Siapa lagi yang harus Ia kenang? Kecuali Akhza?

Definisi seorang Akhza setelah tiada dari dunia yaitu kenangan yang harus selalu dikenang, sosok yang selalu membuat Aura tersenyum dan menangis dalam waktu yang bersamaan. Tersenyum ketika mengingat kejadian di masa lalu yang sangat menyenangkan dan Ia ingin mengulanginya. Namun, sayangnya waktu tak bisa berputar ke kiri. Menangis ketika menyesali segalanya, menyesali karena tak mengukir kenangan terakhir.

Aura masih menatap bentangan langit. Pikirannya sudah tertuju pada kenangan bersama Akhza. Ia memejamkan mata, air matanya mulai menetes meski matanya tertutup. Ia menarik napas dalam-dalam, dadanya mulai terasa sesak. Ia terus menangis dalam kondisi matanya yang tertutup. Faktanya, menangis dalam kondisi mata tertutup itu lebih menyakitkan. Ketika mata ingin menahan air mata agar tidak jatuh, namun nyatanya tetap saja jatuh. Dan lebih sakitnya, saat membuka mata yang terlihat adalah senyuman. Seakan menutupi kepedihan dengan senyuman.

Aura membuka matanya, Ia meraih HP-nya lalu memutar sebuah musik. Ia pun kembali memejamkan mata.

Ku menanti hadir mu tuk kembali
Hanya kenangan yang tersisa di sini
Namun sekarang kau tlah pergi
Dan ku yakini kau takkan kembali
Mungkin hari ini, hari esok atau nanti
Berjuta memori yang terpatri dalam hati ini
Mungkin hari ini, hari esok atau nanti
Tak lagi saling menyapa meski ku masih harapkan mu

Aura semakin hanyut dengan lantunan musik. Air matanya semakin deras. Tak sama sekali Ia mengusap air matanya sendiri. Ia membiarkan air matanya kering karena hembusan angin.

Aura merasa ada seseorang yang mendekati dirinya. Namun, ia tetap memejamkan matanya. Ia semakin menikmati lagu dan hembusan angin.

"Ra," panggil seseorang.

Aura masih memejamkan mata. Tak ada niat untuk membukanya.

Tiba-tiba seseorang itu menghapus air mata di pipi Aura dengan sangat lembut. Sentuhan tangannya, sudah dapatkan dirasakan oleh Aura.

Sentuhan tangan ini. Batin Aura dengan mata yang masih tertutup.

"Ra," ucap seseorang itu sambil memegang kedua pipi Aura.

Suara itu. Batin Aura lagi, Aura pun membuka matanya.

Betapa terkejutnya hati Aura. Saat membuka matanya, ia langsung ditatap oleh mata yang selama ini ia rindukan. Mata yang dulu sempat tertutup rapat. Sorot mata tajam yang bertahun-tahun ia rindukan.

TWILIGHT SKY (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum