03 - Drunk

61 26 16
                                    

The Ritz-Carlton Millenia Singapore

23.30 p.m

Helaan napas ringan melongos begitu saja dari seorang pria yang sedang menyibukkan diri dengan dunia game kesukaannya. Pria itu, Jeon Jungkook, sedang merutuki kecerobohannya hingga berakhir kalah dengan lawan yang bermain random dengannya. Pandangan Jungkook beralih pada seorang yang sibuk mengunyah makanan sejak tadi. Orang itu seakan tidak merasa bersalah semakin mempertipis persediaan makanan yang dibelinya sore tadi. Bola mata Jungkook membulat sempurna ketika dua bungkus snack sudah tergeletak mengenaskan diatas meja. Tidak menyangka akan lenyap dalam waktu yang sangat singkat.

"Hyung berhentilah mencuri snackku."

Kim Seok Jin, sang tersangka kini menatap nanar kearah Jungkook. Perut laparnya masih memberontak meskipun sejak tadi sudah diberi asupan makanan gratis dari Jungkook. Hingga tengah malam Jin masih bertahan didalam kamar Jungkook hanya demi menenangkan cacing-cacing nakal yang bersarang pada perutnya. Tangan Jin masih bergerak aktif mengambil snack dan mulutnya bekerja untuk mengunyah juga menelan makanan itu, mencoba tidak peduli dengan larangan Jungkook.

"Hyung!"

Sontak Jin berhenti mengunyah. Manik legamnya berlabuh pada manik Jungkook yang membulat besar. Seperti ingin mendesak keluar karena menatapnya semakin tajam.

"Berhenti memandangku seperti itu jika ingin bola matamu masih berfungsi dengan normal untuk hari esok." Jin menyibir kesal. Menatap nyalang Jungkook yang masih melabuhkan tatapan tajam padanya. "Baiklah aku berhenti." Tambahnya dengan pasrah. Jin akan menyerah jika sudah disuguhkan tatapan mematikan dari Jungkook.

"Kembalilah ke kamarmu hyung. Malam ini sudah semakin larut."

Jin menyambar dengan sebuah gelengan. Bola matanya belum bekerjasama dengan kenikmatan kasur hotel. Lagipula tidak ada hal mendesak yang perlu dikerjakannya hingga tidak ingin menghabiskan waktunya dengan mengenaskan karena kesepian. Lebih baik disini, di kamar Jungkook. Setidaknya pria itu merasa terhibur dengan gerutuan kecil Jungkook yang terlihat sibuk dengan dunia gamenya.

"Pergilah hyung. Aku sudah mulai mengantuk."

"Bahkan kita belum bertanding game yang kau tawarkan tadi."

Jungkook menoleh kearah Jin kemudian menggeleng pelan. "Besok saja. Sejak tadi kuajak tetapi kau hanya mengabaikanku."

"Hey Jungkook-ah, kau tau bahwa aku sangat kelaparan sejak tadi. Bagaimana mungkin aku menerima tawaranmu untuk bermain." Jin mulai mengomel. Jungkook hanya mendengus kesal. "Sekarang aku sudah mulai kenyang dan memiliki tenaga ekstra untuk melawanmu." Tambah Jin mulai bersemangat menunjukkan antusiasnya.

Jungkook menggeleng untuk kesekian kali. "Lupakan hyung aku sudah mulai mengantuk. Kita bertanding besok saja."

Jin menatap nanar kearah Jungkook yang kelihatan sibuk dengan game yang dimainkannya sembari mengobrol ringan dengannya. Bahkan Jungkook menolak bermain game dengan Jin ketika sibuk bermain game dihadapannya. Membuatnya melenguh kecil, tidak habis pikir dengan kenakalan pria yang terpaut umur lima tahun lebih muda darinya.

"Mengapa kau belum pergi, hyung?"

"Kya, apa kau sedang mengusirku?" Jin mendengus kesal. Bisa-bisanya dipermainkan oleh bocah kecil yang sangat nakal. "Lagipula kau juga masih sibuk bermain game bukannya bergerak menuju kasur." Tambahnya sembari melabuhkan tatapan sinis pada Jungkook.

"Aku sedang menunggu kekalahanku hyung lalu bergegas tidur."

"Kalau begitu akan menunggu sampai kau kalah."

Tepat setelah berkata seperti itu, Jungkook berteriak kecil. Gerutuan singkat bersumber dari mulutnya. Jin hanya mengernyitkan kening melihat tingkah bocah ajaib dihadapannya. Manik legamnya masih mengawasi Jungkook yang mulai meletakkan ponselnya, melakukan pergerakan kecil, kemudian melabuhkan pandangan kearahnya.

SILENCEWhere stories live. Discover now