05 - DESIRE 🔞

81 24 18
                                    

Keheningan menyelimuti ruangan hotel yang dipesan atas nama Kim Seokjin. Baik Eliz maupun Jin masih bungkam dalam bisunya. Bertahan pada pikiran masing-masing.

Kaki jenjang Eliz mendekat satu langkah tanpa aba-aba. Menyalakan sirine bahaya dalam benak Jin. Tatapan tajam yang dipancarkannya mengunci tautan pandangan diantara mereka.

"Kau! Apa yang kau inginkan? Kau seorang sasaeng kan?"

Eliz tersenyum nakal. "Aku tidak mengerti maksudmu, sayang."

"Hentikan langkahmu, jangan beraninya mendekat lagi. Apa kau gila?" Sambar Jin dengan cepat ketika melihat ancang-ancang kaki gadis asing itu ingin melangkah. Tangannya direntangkan menghadang kedepan sebagai bentuk gerakan penolakan.

"Kupastikan kau sasaeng yang benar-benar gila."

Tepat setelah ujaran itu kaki jenjang Eliz berhasil melaju satu langkah lebih dekat. Mengabaikan segala bentuk penolakan yang dilontarkan pria tampan itu.

"Hei! Kau tidak mendengarku? Sudah kubilang jangan mendekat!"

Setiap penolakan yang diberikan Jin semakin merangsang agenda seduktif yang diciptakan Eliz. Raut wajah gadis itu menantang juga menggoda. Berusaha meluluhkan Jin dengan cara yang seperti itu.

Dengan gerakan cepat tangan Eliz mendarat diatas bahu bidang Jin. Melilit pria itu dalam sebuah rangkulan. Napas mereka saling beradu. Untuk beberapa saat Jin terjebak kedalam pesonanya. Menelisik dalam kearah bola legam gadis manis yang berusaha mencumbunya.

Jin menyukai hal itu. Bola mata legam. Seperti manik miliknya.

Manik itulah yang menjadi alasan bisunya saat ini. Semakin lama semakin terlarut dalam lenaan. Ketika manik itu semakin meredup, debar jantungnya mulai menggila. Menonaktifkan saraf penolakan yang sebelumnya berhasil mendominasi Jin.

Eliz semakin mendekat. Mengikis jarak yang menyiksa kesabarannya.

Detik itu pula Jin mendapatkan kembali dirinya yang hilang. Kembali sirine bahaya merasuki alam sadarnya.

"Hentikan."

Suara Jin bergetar. Ingin rasanya Jin menertawai kebodohannya. Sungguh mengapa dirinya menjadi seperti ini? Gadis asing itu terlalu jauh merasukinya hingga membuat tingkah Jin seperti orang bodoh saja.

Jin menciptakan rentang jarak diantara wajah mereka. Jika tidak begitu suaranya akan kembali bergetar saat berbicara.

"Biarkan aku berpikir sejenak."

Eliz memberi tatapan tajam. "Aku benci hal seperti itu ditunda. Mengertilah ini menyiksa."

Jin membisu. Biar bagaimanapun dia adalah seorang pria. Tetapi kenyataannya seorang gadis telah mengungkapkan hal seperti itu seolah dirinya bukan pemain yang handal. Sungguh mengecewakan!

Meskipun begitu Jin tetap mengikuti alur alam sadarnya. Mencoba menepis segala pikiran kotor yang sempat membuatnya terlena.

"Begini, menurutku kau sedang membuang waktu dengan sia-sia karena mengikutiku sejauh ini."

"Kau merepotkan sekali. Kupikir kau minum terlalu banyak hingga mabuk berat. Ah kurasa aku perlu menghubungi petugas keamanan karena tidak bisa me-"

Bola mata Jin membulat sempurna. Bibirnya terkatup sempurna saat permukaan halus bibir mendarat sempurna pada bibir tebal berisi miliknya. Seketika pikirannya menjadi blank, tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi pada dirinya.

Reputasi seorang Kim Seokjin sebagai pria sudah dicoreng karena ulah gadis yang sedang mabuk.

Bibir Eliz bergerak agresif juga mendominasi. Lumatan demi lumatan yang dipimpinnya penuh desakan. Bergerak tidak sabaran tetapi penuh gairah. Tangan milik Eliz mulai bergerak menekan curuk leher Jin untuk semakin memperdalam ciuman mereka.

SILENCEWhere stories live. Discover now