08 - CONFUSED

38 19 14
                                    

Happy reading guys 💜🤗

*****

Untuk kesekian kalinya Eliz berdiam diri ditempat. Kakinya terasa sulit melangkah. Rasa perih berulang kali menyiksa pada pusat tubuhnya. Meskipun begitu, Eliz berusaha untuk tidak mengeluh. Kakinya tetap melangkah lambat laun tetapi pasti.

Ting!

Lift yang mengangkutnya berhenti dilantai tujuh. Tiap langkah yang dilaluinya mengaktifkan saraf untuk menyerah saja. Berulang kali ditepis dan diabaikannya. Setelah menempuh beberapa langkah sejak menapaki lantai tujuh apartemen, Eliz kembali terdiam ditempatnya. Kali ini bukan karena meringis kesakitan tetapi karena menemukan sosok Joanna sedang bertengger manis didepan kamarnya.

Di satu sisi sebuah kelegaan meliputi perasaan Eliz karena sumber jawaban yang dibutuhkannya muncul tanpa harus diminta. Tetapi di sisi lain Eliz butuh waktu menyendiri saat ini. Gadis itu menginginkan ketenangan disela pemberontakan batinnya. Didukung pula dengan kondisi fisiknya saat ini tidak mendukung. Eliz merasa risih dan lengket pada sekujur tubuhnya. Dia harus membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

"Hei mengapa langkahmu seperti itu? Apakah kau berhasil?"

Joanna menatap berbinar kearahnya. Secercah harapan muncul. Jika benar maka dia akan segera melepas predikat "payah" dalam diri Eliz.

"Minggir!" Eliz berujar dengan sinisnya ketika Joanna menghalangi langkahnya untuk masuk.

"Ada apa denganmu?"

"Kau menghalangi jalanku, bodoh."

Detik selanjutnya Joanna berpindah tempat. Membuka jalan untuk Eliz. Gadis itu melirik pada sampiran bahunya yang biasa digantungkan tas cooky disana. "Ah apakah tertinggal?" gerutu Eliz setelah menyadari tasnya tidak disampirkan pada bahunya.

"Kau mencari ini?"

Sontak Eliz mendongak kearah Joanna. Helaan napas lega terdengar. Mengapa dia bisa lupa? Padahal saat di ruangan kamar hotel Jin tadi dia sudah menyadari ketidakberadaan tas nya.

"Ah, kau membuatku khawatir saja." Eliz mengambil alih tas nya kemudian mencari keberadaan kunci didalam sana. "And, thanks." Lanjutnya ketika mendapati tatapan tajam Joanna disebelahnya.

"Membuat khawatir? Well, apa kau tidak sadar?"

Satu hal, saat ini Joanna tidak sedang mencari pembelaan. Tapi jelas hal itu bukan kesalahannya. Tentu saja dia tidak terima.

"Kau yang menitipkan tas kekanakan itu padaku semalam. Sangat kontras dengan gaunku yang sexy."

Bukankah benar? Tas itu bahkan menjadikan Joanna bahan perhatian ketika kembali ke Club untuk mengambil barangnya yang tertinggal. Karena itu juga lah Joanna memutuskan untuk segera pulang. Eliz benar-benar mempermalukannya secara tidak sadar!

Apapun itu, Eliz terlihat tidak peduli. Langkahnya tertatih menuju kamar. Dia mempersiapkan keperluan mandi besarnya lalu masuk kedalam kamar mandi.

Joanna melenguh kesal. Pagi ini Eliz bertingkah sangat menyebalkan. Membuatnya semakin menggebu untuk memberi sentilan pada telinga Eliz. Tetapi disamping itu semua, rasa penasarannya lebih menggebu. Mengapa langkah Eliz sampai terseok begitu? Ayolah, jatuh hanya alasan klise baginya. Lagipula jika terjatuh Eliz pasti memiliki bekas luka atau perban.

Lalu apa dugaannya benar?

"Ah. Kupikir dugaanku kali ini tidak meleset. Apa Eliz telah menghabiskan malam bersama Jongkook?" Tanya Joanna dalam batinnya. Gadis itu masih menelisik kemungkinan yang terjadi.

Untuk pertama kalinya, Joanna penasaran dengan dunia Eliz yang berhubungan dengan Jungkook. Biasanya gadis itu hanya mengangguk pasrah tanpa mendengar cerita Eliz sepenuhnya. Mungkin untuk sekali ini karena dirinya pun terikat didalam masalah ini. Baiklah Joanna akan menanti Eliz dengan sabar.

SILENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang