🌹malam yang dingin🌹

3.8K 342 1
                                    

9 bulan yang lalu


Nakdim mengajak Gatan liburan kepulau Jeju sambil mengunjungi makam kedua orang tua dan kakak Gatan.

Bejuta penyesalan diungkapkan Nakdim dalam hati untuk mereka, ia hampir saja membunuh sosok malaikat dengan perlahan.

Kala Nakdim mengingat hal itu, ia tidak bisa menahan air matanya keluar, hatinya sangat sakit.

"Maaf baby" ucapnya pelan.

"Sudahlah hyung, semua sudah berlalu, aku sudah memaafkan hyung, eomma appa dan hyung pasti sudah memaafkan Nakdim hyung"  Gatan menggusap punggung Nakdim yang sedikit bergetar.

Direngkuhnya punggung sempit Gatan, Nakdim menangis disana, didepan makam kedua orang tua Gatan.



.


.


.


.


.


Bulan memasuki musim dingin, salju perta turun dipulau indah itu dengan disaksikan sepasang suami istri disebuah hotel mewah.

Gatan terlihat menyatukan kedua tangannya dan memejamkan mata, ia berdoa yang hanya diketahui dirinya sendiri.

"Kamu sedang apa baby" Gatan terkejut sejenak, mendengar sebuah suara yang sangat ia kenali.

"Aku baru saja berdoa hyung, karena jika kita berdoa disalju pertama, maka semua akan terkabul suatu saat nanti"

Nakdim terkekeh, memilih memeluk Gatan dari belakang, menyaksikan butiran butiran putih kecil itu menghiasi pemandangan diluar sana.

Nakdim sangat menikmati nomen itu, ia bersyukur Gatan tidak membencinya, malah ia terkejut saat Gatan mengungkapkan perasaanya, jantung Gatan bergegup kencang saat melihatnya di altar, tapi Gatan mengasumsikan jika ia ketakutan saat itu tapi kini ia sudah tahu arti semuanya.

Ia mencintai Ahn Nakdim begitu juga sebaliknya bahkan lebih, Nakdim kini sudah jatuh sangat dalam oleh pesona istrinya.


"Baby?"

"Iya hyung"

"Boleh hyung menciummu?"

Gatan mengangguk pelan, menyembunyikan rona merah dipipi putihnya.

Nadim memutar tubuh Gatan yang kini sudah menghadap kepadanya

Tangan besar Nakdim menyentuh pipi Gatan kemudian menghadapkan wajahnya.

Jantung mereka berdegup kencang, jarang antara mereka semakin dekat.

Cup

Bibir penuh Nakdim kini menempel dengan bibir merah Gatan.

Manis itu yang dirasakan Nakdim, ia menggerakkan kedua belah bibirnya, melumat lembut bibir Gatan berusaha membuka akses dengan lidahnya untuk memasuki ruangan lembut dan hangat tersebut.


Gatan membuka matanya kala Nakdim berhasil memasukkan lidahnya, menjilat semua yang ada disana.

Ini pertama kali mereka berciuman "aahh" desah Gatan disela keanehan yang ia rasakan.

Nakdim semakin dalam dan kasar menyesap semuanya disana namun tidak sampai melukai Gatan.

"Aahh" Gatan kehabisan nafas, ia memukul dada Nakdim untuk membuatnya melepaskan pagutan mereka.

Nakdim sadar akan kode tersebut, ia melepaskan bibir Gatan, menyisakan saliva yang berasa didagu masing masing.

Hah hah hah Gatan terlihat mengambil nafas rakus untuk mengisi ulang paru parunya.

Tidak lama berselang, Nakdim menjilat sisa sisa saliva di bibir dan dagu Gatan lalu keleher mulus Gatan.

Lembut itu yang dirasakan Nakdim, ia menghisap leher mulus itu, menyisakan bekas merah disana.


"Aahh" desah Gatan, ia meras geli namun membuat darahnya berdesir yang baru pertama kali ia rasakan.

Nakdim terus membuat tanda disana bahkan tangannya kini masuk kedalam kemeja Gatan yang sedikit longgar.

Bibir dan tangannya tidak berhenti menjelajaji tubuh istrinya, Nakdim tidak bisa lagi mengendalikan dirinya.

Iya menginginkan semuanya, cinta dan tubuh istrinya.

"Aku mencintaimu Ahn Gatan, sangat mencintaimu" bisik Nakdim dengan suara seraknya.

Setelahnya, Gatan sudah berada digendongan koala Nakdim "hyung" bisik Gatan.

"Baby ingin sex dengan hyung?"

Gatan menatap Nakdim lalu mengangguk, membuat Nakdim tersenyum.

"Ini sex pertamaku baby, jika nanti baby kurang nyaman atau sakit, bilang saja, hyung akan berhenti dan mencobanya lain waktu" Gatan malu, sungguh malu, ia hanya mengangguk didalam gendongan Nakdim.








Saat ini.

Nakdim menyunggingkan sedikit senyumnya.

HappinessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora