01.

797 109 5
                                    

Disclaimer :

BTS is belong to God, them self, their family, Their agency and fans.

Semua kisah yang ada di dalam cerita ini hanyalah fiktif, dan tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun. Saya membuatnya hanya untuk kepentingan hiburan, dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun dari cerita ini.

Warning; Boyslove, Not EYD, absurd, Sorry for typo's and,

Happy reading...

00o00













Menjadi rasa penasaran...

Terlambat di kelas sekaligus mentoring pertamanya di tempat kerja yang baru, benar-benar bukanlah sesuatu yang Yoongi harapkan saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Terlambat di kelas sekaligus mentoring pertamanya di tempat kerja yang baru, benar-benar bukanlah sesuatu yang Yoongi harapkan saat ini. Sejujurnya ia juga merasa kesal, akibat ia yang meladeni adu mulut dengan Jungkook— tetangga Apartementnya, yang dengan kurang ajar masuk ke dalam unit Apartement miliknya tanpa permisi.

Amarah Yoongi mulai terpancing, saat Jungkook dengan serampangan memanggilnya— Yoongi, tanpa embel-embel Hyung sebagai bentuk rasa hormat pada yang lebih tua.

Oke baiklah, mungkin Yoongi saja yang kelewat berlebihan sensitifnya, sebab tadi ia sempat murka hanya karena Jungkook mengatakan, "Karena kamu bahkan terlihat lebih mungil dariku, Gi."

Oh God!

Entah sampai kapan orang-orang akan melakukan body shamming terhadapnya. Ingin protes juga bagaimana?
Karena faktanya ia memang memiliki bentuk tubuh mungil serta wajah yang imut.

Kelas sudah berakhir, itu sudah jelas. Saat Yoongi datang, hanya tersisa beberapa peserta yang masih tinggal di sana. Namun sebagian besar sudah pergi, dengan meninggalkan lukisan mereka begitu saja di kelas itu.

Menelisik satu persatu lukisan tersebut, Yoongi sebenarnya sedikit beruntung. Karena Kim Namjoon— pimpinannya itu, bukanlah orang yang terlalu kolot pada yang namanya peraturan dan kedisiplinan. Jadi ia masih memberikan toleransi, selama orang tersebut masih bisa memberikan hasil yang baik pada setiap kelas yang berikannya.

Itu sebabnya setidaknya Yoongi masih bisa bernafas lega, tinggal ia yang harus membuktikan saja jika kelas yang diberikannya pada siswa yang hampir sebaya dengan dirinya itu akan mendapatkan hasil yang memuaskan dipenilaian akhir.

Tungkai Yoongi berhenti melangkah, di depan sebuah lukisan yang masih berbentuk sketsa, hanya sketsa wajah yang dibuat secara abstrak. Tapi entah kenapa, lagi-lagi, Yoongi seolah menemukan jika terdapat nyawa dalam benda mati tersebut.

Dengan kedua lengan kemeja putih yang ia gulung sebatas siku, ia mulai bergerak maju

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan kedua lengan kemeja putih yang ia gulung sebatas siku, ia mulai bergerak maju. Sedikit membungkuk. Sebelum akhirnya memilih untuk mendudukkan diri di bangku kayu yang berada di dekatnya.

Lukisan itu tanpa cat, jelas. Karena itu hanya berupa sketsa.

Tapi demi Zeus, itu sangat indah.

Yoongi bahkan sempat mengira, jika tangan yang membuatnya adalah jemari lentik titisan dewi kecantikan Aphrodite. Akan tetapi, ada satu hal yang membuat perhatiannya menjadi terpecah, selain pada keindahan yang terpampang nyata di depannya.

Yaitu, sebuah inisial yang tertera di pojok kanan bawah sketsa lukisan tersebut.

"V?" Ia menggumam lirih.

Yoongi jelas masih mengingatnya dengan pasti, sebuah lukisan sunyi yang ia lihat di galeri seni lukis kemarin. Hanya saja, Yoongi benar-benar tak menduga, jika sang pesolek seni itu ternyata berada di kelas yang diampuhnya.

Oh, apa Namjoon bercanda?

Kenapa pula ia merekrut Yoongi sebagai pengisi kelas seni miliknya, sementara di kelas itu sudah ada seseorang yang memiliki keajaiban kekuatan dewa di tangannya?

Sungguh, Yoongi benar-benar tak habis pikir di buatnya.

"Kelas sudah berakhir sejak tadi, brother. Kenapa kamu tidak mencoba untuk berjalan-jalan di sekitar sini? Kamu mungkin perlu untuk menghafal beberapa letak ruangan yang ada di dalam bangunan ini."

Itu Jung Hoseok, juga salah satu staf yang bekerja di tempat itu.

Yoongi sebenarnya cukup bersyukur, karena ia memiliki banyak orang yang mau menerimanya di tempatnya yang baru ini dengan tangan terbuka, tanpa adanya perundungan seperti yang biasa dia lihat didrama-drama.

"Apa yang sedang kamu lihat?" Hoseok mendekat, mencoba untuk berdiri sejajar dengan posisi duduk Yoongi saat ini.

"Kamu yang membuatnya?" Lagi, suara Hoseok kembali terdengar.

"Bukan, ini milik salah seorang peserta di kelasku, tapi sayangnya aku belum sempat bertemu dengannya." Jelas, dari nada suaranya terselip sedikit rasa sesal. Entah kenapa Yoongi merasa menyesal karena tak sempat bertemu dengan orang itu.

"Mungkin kamu bisa berkeliling ke sekitar asrama, karena sebagian besar peserta kelas ini, memang tinggal di asrama Lunatic."

Yoongi mengangguk paham, melepaskan apron yang ia gunakan untuk melindungi tubuh bagian depannya dari cipratan cat. Ia lantas bangkit dari posisi duduknya. Lalu berjalan ke arah tempat dimana ia bisa menyimpan apron miliknya.

"Apa kamu berkenan untuk mengantar anak baru ini untuk pergi berjalan-jalan?" Gurau Yoongi, yang dibalas gelak tawa jenaka dari si happy virus yang memiliki aura paling bagus di gedung itu.

"Dengan senang hati, manis." Selorohnya, lalu menarik pundak Yoongi, dan mengajaknya untuk pergi berjalan-jalan.

Mungkin usulan Hoseok kali ini ada benarnya juga, ia bisa berjalan-jalan untuk mengenali lingkungan barunya. Sekaligus untuk memenuhi rasa penasarannya, terhadap sosok V, yang sejak kemarin seolah telah mencuri sepersekian persen dari konsentrasi otak miliknya.

Yah, mungkin saja dia bisa bertemu dengan V. Meskipun Yoongi tidak terlalu yakin akan hal apa yang akan dia katakan pada orang itu jika bertemu. Tapi setidaknya sebuah sapaan mungkin akan sedikit membuat rasa penasarannya itu tersembuhkan.

Oh God, bagaimana mungkin bisa Yoongi menyamakan rasa penasaran adalah sebuah penyakit yang harus disembuhkan?

Ah, tapi apapun itu ya sudahlah. Toh Yoongi hanya merasa penasaran pada satu sosok itu saja. Jadi, ia mungkin hanya perlu untuk menyembuhkan satu titik rasa yang tertuju pada satu orang itu saja.

Yah, semoga bisa...



























[BIN]
Minggu, 13 September 2020


Have a nice day, bruh

ARTISTIC ; TAEGIWhere stories live. Discover now